Friday, October 28, 2005

Produk WINGS

Date: Fri, 23 Sep 2005 16:29:33 +0700
From: "(*-* Alvin DanielS *-*)"
Subject: Re: The Next Conglomerate itu Bernama Wings

Kalo bisa di summerize, perusahaan2 raksasa tsb dibangun oleh kepercayaan pasar dari etos kerja, inovasi, dan risk management yg baik oleh korporasi. KKN? kita blm bisa lepas dari itu (totally) everyone needs network...sorry to say.


on 9/23/05 9:59 AM, Seno Adji Iman at imansa_2000@yahoo.com wrote:

Mungkin perlu dikupas juga 'success story' dan 'lesson learned' dari perusahaan nasional yg lain spt Kacang Garuda, Teh Sosro, Mayora, Martha Tilaar, dsb yg berhasil bukan karena hasil KKN. Ini hanya sekadar usulan.

Salam,
Iman


--- "(*-* Alvin DanielS *-*)"
wrote:

kesejahteraan karyawan itu salah satu faktor kesejahteraan perusahaan, sbg contoh adalah Hm sampoerna...disana buruh sgt terjamin dgn diberikan bnyk tunjangan sehingga kesetiaan dan kinerjanya optimal...satu contoh lagi adalah microsoft, raksasa IT technologies,,,yg memiliki tingkat gaji yg memungkinkan mereka utk hidup sejahtera. Kasus indofood itu sdh sangat kompleks, dengan utang luar negeri mereka dgn level jutaan dolar (ditulis dlm buku asian branding karya ian batey) sehingga beban yg sgt berat tsb membebani karyawan dan buruh. Sebenarnya labor cost di indonesia itu rendah, tapi seperti semua sama2 tahu... di belakang indofood itu banyak 'saham kosong' milik orang2 kuat...yg menyebabkan perusahaan itu semakin terpuruk.


on 9/22/05 10:32 AM, Ihya U at ihya@sanyo-sei.co.id wrote:

Kalo kita membandingkan suatu produk katakan indomie dengan mie sedap. Apakah varibel kesejahteraan karyawaanya juga ikut dibandingkan. Mungkin customer puas degan harga yang murah. Karena mungkin labour costnya rendah tapi karyawan juga senag dengan gaji yang tinggi (+ aneka macam tunjangan). Sehingga labour cost nya juga tinggi menyebabkan harga jualnya ikut tinggi.

Jadi kalo membadingkan suatu produk yang di survey jangan hanya customernya aja tapi karyawannya juga.

Mohon pencerahaannya..?

Terimakasih,
Ihya U


----- Original Message -----
From: (*-* Alvin DanielS *-*)

To: Business-Management@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 21, 2005 5:49 PM
Subject: [Klub Bisnis & Manajemen] The Next
Conglomerate itu Bernama Wings

on 9/20/05 11:51 AM, Ihya U at ihya@sanyo-sei.co.id wrote:
menanggapi artikel wings di bawah, memang benar wings sudah sngt menyodok indofood dgn mie sedaap nya...bahkan ada kabar sekitar 1000 buruh pabrik mi indofood dirumahkan!

strategi produksi dan pemasaran wings dr hulu ke hilir membuat perusahaan ini menjadi raksasa ekonomi 10 besar di indonesia, dan strategi jitu nomor satunya adalah menjual barang2 dgn harga lbh rendah dr kompetitor2nya dengan USP yang sama!!

hebring...


The Next Conglomerate itu Bernama Wings

Bermula dari home industry, Grup Wings menjelma menjadi raksasa bisnis toiletries yang disegani. Bisnisnya merambah ke berbagai sektor usaha dari hulu hingga ke hilir dengan omset triliunan rupiah.

Bagaimana wajah konglomerat baru ini sekarang?

Sudarmadi

***

Sabtu, 24 Januari 2004, saat jarum jam menunjukkan pukul 06.30 WIB, keluarga besar Katuari berkabung. Ayahanda dan opa tercinta, Johannes Ferdinand Katuari (Oen Yong Khing), wafat dalam usia 90 tahun.

Padahal, belum ada 100 hari sebelumnya, Ferdinand masih bugar merayakan pesta perkawinan intan (60 tahun) di Hotel Shangri-La, Surabaya. Masih segar dalam ingatan, Ferdinand duduk manis di samping istri tercinta, Lanny Hartati (Tan Thiam Lan) dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya, menyaksikan salah seorang putranya, Freddy I. Katuari, menari balet di hadapan tamu undangan.

Rupanya, pesta ulang tahun perkawinan yang meriah itu sekaligus perpisahan dengan sang guru, perintis, sesepuh, dan pimpinan Grup Wings. Ferdinand sebagai sosok pengayom tidak hanya meninggalkan seorang istri, lima putra-putri, 25 cucu dan cicit, serta puluhan keponakan, tetapi juga mewariskan konglomerasi masa depan bernama Grup Wings.

Perusahaan besar bermarkas di Surabaya ini mulanya cuma usaha kecil berskala home industry, yang didirikan Ferdinand bersama kerabatnya, Harjo Sutanto, tahun 1948. Diberi nama Fa Wings, mula-mula membangun pabrik kecil di pinggiran Surabaya, memproduksi sabun cuci deterjen (sabun colek). Mereknya Wings, yang hingga sekarang masih diabadikan sebagai corporate brand. Kedua pendiri itu melakukan semua pekerjaan mulai dari produksi, logistik hingga pemasarannya. Keduanya terjun langsung menjual sabun colek produksinya secara door-to-door.


Setelah 55 tahun berdiri, Fa Wings berubah total menjadi Grup Wings yang meraksasa seperti sekarang. Meskipun tetap mempertahankan bisnis utamanya memproduksi sabun colek (toiletries), Wings kini telah merambah ke berbagai bidang usaha: mulai dari bidang perbankan, makanan, perkebunan, bahan bangunan hingga properti.

Di bidang toiletries, Wings berhasil tampil sebagai jawara lokal menandingi perusahaan-perusahaan multinasional seperti Unilever serta Procter & Gamble (P & G). Bahkan, Wings makin menunjukkan dominasinya karena memiliki bidang usaha pendukung, seperti produksi bahan kimia, pabrik kemasan, biro iklan, yang belum sepenuhnya memiliki perusahaan-perusahaan multinasional itu.

Produk-produk toiletries Wings menyebar di tengah masyarakat. Sebut saja, deterjen Wings, Giv, Ciptadent, Mama Lemon, So Klin, Daia, dan sebagainya. Masing-masing pasti menempel ketat produk sejenis milik pesaing. Sabun Giv bersaing dengan Lux, Nuvo dengan Lifebuoy, So Klin dengan Rinso, Daia berhadapan dengan Surf, So Klin Pewangi bersaing dengan Molto. Smile-Up melawan Close Up, Hers Protec melawan Kotex, Kodomo versus Pepsodent Junior, Mama Lemon melawan Sunlight, So Klin Matic versus Rinso Matic, So Klin Tenaga Surya vs. Rinso Ultra, serta sederet persaingan lainnya.

Semua itu memperlihatkan Wings siap meladeni Unilever dengan napas panjang. Ini bukan pekerjaan mudah dan tak semua pemain berani melakukannya. Terlebih Unilever dikenal sebagai pemasar ulung yang sangat berani menggarap pasar.


Bila disimak, kehebatan Grup Wings warisan Ferdinand ini lebih mengemuka pada tahun-tahun setelah krismon. Di tengah gelombang pencaplokan sejumlah perusahaan besar lokal oleh perusahaan multinasional, Wings tetap bertahan tanpa campur tangan asing. Tak satu pun asetnya yang berpindah tangan ke perusahaan atau grup lain gara-gara kesulitan keuangan. Justru sebaliknya, setelah krismon, Wings ... *truncted*

No comments: