Monday, October 17, 2005

Pengantar [Islam response to contemporary issues]

PENGANTAR

JEMAAT AHMADIYAH didirikan pada tahun 1889 oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, di Qadian yang mengklaim dirinya sebagai Masih yang dijanjikan dan sekaligus sebagai pembaharu yang ditunggu-tunggu oleh dunia seperti yang dikabargaibkan oleh banyak kitab suci agama-agama besar dunia.

Pada tahun 1989, komunitas tersebut merayakan seabad berdirinya jemaah ini, yang salah satunya ialah memberikan ceramah umum yang diadakan di Queen Elizabeth II Conference Centre London. Ceramah ini disampaikan oleh Pemimpin Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad, sebagai Khalifah ke-4 dari Jemaat Ahmadiyah.

Ceramah ini dihadiri delapan ratus tamu terhormat. Di antaranya para politisi, pemerhati Timur-Tengah, profesor, guru, pria dan wanita dari kalangan profesional, serta pemimpin agama.

Tuan Aftab A. Khan selaku Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Inggris mengucapkan selamat datang kepada para undangan. Tuan Edward Mortimer selaku ketua sidang dan Tuan Hugo Sommerson M.P. selaku pemberi sambutan, mengucapkan banyak terima kasih pada para undangan yang hadir. Setelah sesi ceramah selesai, diberikan kesempatan tanya-jawab.
Adalah tidak mungkin membahas seluruh masalah yang besar ini kepada khalayak ramai hanya dengan menyampaikan kesempatan pada waktu yang terbatas itu. Di samping itu, banyak orang yang tidak sempat menghadiri ceramah itu menginginkan materi bahasan tersebut. Buku ini ditulis berdasarkan manuskrip asli yang—insya Allah—akan diterbitkan terpisah.

Dikarenakan teks asli disampaikan secara lisan langsung oleh pembicara, maka kami mengupayakan menulis buku ini berdasarkan rekaman audionya. Pada revisi awal, kami menemukan sedikit kesalahan yang ditemukan di sana-sini yang langsung dikoreksi oleh pembicara. Akhirnya, seluruh bahan dapat dialihbahasakan ke Bahasa Inggris yang selanjutnya disesuaikan dengan ejaan baku bahasa tadi agar mudah dimengerti oleh pembaca. Kami mengucapkan terima kasih kepada Tuan Barry Jeffries dari Queensbury, Yorkshire and Tuan Muzaffar Clark dari Stirchley, Birmingham. Yang telah meluangkan waktu secara sukarela dalam upaya menerbitkan tulisan ini. Beberapa bagian dalam tulisan ini mungkin kedengaran janggal di telinga pembaca. Untuk itu, kami mohon maaf dikarenakan pengutipan idiom yang kurang tepat.

Hal lain yang perlu kami sampaikan adalah perbedaan budaya antara barat dan timur mengenai suatu pemilihan kata-kata dalam tulisan ini. Tentunya setiap orang memiliki hak untuk berbeda pendapat ataupun dalam hal memahami sesuatu. Untuk itulah, kami mengucapkan terima kasih pada orang yang namanya kami sebutkan di atas dalam upaya mereka menjembatani perbedaan-perbedaan tadi.

Selanjutnya, pada saat naik cetak, kami menyadari beberapa topik yang dibahas di dalamnya menjadi amat penting, misalnya perdebatan mengenai antar-agama yang dipicu dengan fatwa kafir dari satu kepada yang lainnya menunjukkan betapa jauh pandangan Tuan Tahir Ahmad mengenai hal ini. Berubahnya Komunis di Eropa timur juga menunjukkan hal ini. Topik betapa dewan keamanan PBB menginginkan tatanan dunia baru, resesi ekonomi yang melanda Inggris dan sebagainya.

Akhirnya kami menyatakan, tulisan ini adalah bukti nyata kepada para pembaca. Bahwasanya, apa yang dikemukakan pembicara diawal tahun 1990-an menjadi nyata saat sekarang ini. Ini menunjukkan, jika apa yang diprediksi pembicara adalah benar dalam kenyataannya, maka adalah bijaksana jika para pembaca dapat meraih manfaat yang besar dari materi ini. Selanjutnya, mampu membuat dunia yang lebih baik lagi.

Semoga Tuhan berkenan dengan keinginan kita. Amin.

Mansoor A. Shah
London : Juli 1992



SAMBUTAN PENERBIT

Dalam pandangan kami ayat basmalah (Bismi'l-Lâhi'r-Raĥmâni'r-Raĥîmi—Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) merupakan satu ayat tersendiri. Sehingga, para Pembaca pengguna Alquran yang tidak menghitung ayat tadi sebagai satu ayat, maka hendaknya mengurangi satu ayat yang tercantum pada kutipan tulisan ini. Misalnya, Surah Al-Baqarah, 2 : 286, maka pada kebanyakan salinan ayat Alquran ini tercantum pada “Al-Baqarah, 2 : 285.”

Dengan melihat beberapa edisi kitab hadis, hanya nama perawinya yang kami cantumkan. Agar ringkas, nomor edisi dan volumenya tidak kami cantumkan.
Nama Muhammad, Nabi Suci Islam, seperti biasa kami cantumkan disertai dengan tambahan “saw.” (Shalla’l-Lâhu ‘alaihi wa sallam) dan nama Nabi lainnya kami cantumkan “a.s.” (‘alaihi's-salâm). Akhiran kami cantumkan hanya singkatannya.
Bentuk “ibnu” kami tulis seperti dalam tulisan ini. Sedang teks asli, biasanya ditulis “bin.”

Kutipan dari Bible kami kutip dari New Word Translation.

No comments: