Wednesday, February 28, 2007

Allahswt. Memanifestasikan Kerahimiyatan-Nya dalam Berbagai Bentuk dan Cara

LONDON, LB—DISIARKAN LANGSUNG
Muslim Television

Ahmadiyya (MTA) dari Mesjid
Baitul Futuh London, Khotbah
Jumat Imam Jemaah Islam
Ahmadiyah Sedunia Hadhrat
Amirul Mukminin Mirza Masroor
Ahmad Khalifatul Masih V atba.
minggu lalu, 16 Februari 2007,
masih melanjutkan topik Jumat
sebelumnya tentang sifat Ar-
Raĥîm, Yang Maha Penyayang.
Sedangkan, dimulainya bahasan
Ar-Raĥîm pada tanggal 9
Februari belum lama berselang,
merupakan lanjutan khotbah
Hudhur atba. pada rangkaian
tema Ar-Raĥmân.
Dalam pemaparannya pada
Khotbah Jumat minggu lalu,
Hudhur atba. bersabda bahwa
Allah swt. memanifestasikan
Kerahiman-Nya dalam berbagai
bentuk dan cara. Sewaktu-waktu,
Allah swt. memperlihatkan
sifat Ar-Raĥîm-Nya kepada
orang-orang yang bertobat dan
menganugerahkan kemampuan
berbuat amal saleh kepada
mereka. Pada kesempatan
lain, Allah swt. mengaruniakan
perwujudan dan kesadaran yang
dalam pencarian karunia Ilahi
tersebut—dengan cinta kasih-
Nya—seseorang senantiasa
kembali atau tobat.
Inilah jalan orangorang
yang meyakini bahwa
pertobatannya kepada Allah swt.
merupakan Kerahimiyatan-Nya
dan juga sebagai ungkapan rasa
syukur atas segala karunia-Nya.
Pertobatan ini pulalah sebagai
bentuk cinta kasih Allah swt.
dalam menerima keberkatan
keberkatan-Nya.
Jihad & Hijrah
Dalam rangka meraih kasih
sayang Allah swt., seseorang
harus berjihad atau bekerja keras
dan berhijrah semata-mata lillâhi
ta’âlâ. Allah swt. menetapkan,
seseorang yang beribadah dan
menginfakkan segala sesuatu
yang ia dapatkan sebagai rizki,
akan mendapat manifestasi
Kerahimiyatan-Nya di dunia ini
dan di akhirat nanti. Pendek kata,
terdapat banyak jalan yang bakal
dialami bagi seorang mukmin
dalam Kerahimiyatan Allah swt..
Tentunya, sudah merupakan
karakteristik seseorang yang
beriman dalam ikut serta
sepenuhnya meraih keunggulan
Kerahimiyatan Allah swt..
Karena, kadar sifat inilah yang
membedakan antara seorang
mukmin dengan yang tidak.
Seorang mukminlah yang
senantiasa kembali atau tobat
kepada Allah swt. dalam mencari
karunia-karunia rohani.
Amal Saleh
Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
bersabda bahwa manifestasi
ketinggian sifat Ar-Raĥîm Allah
swt. tergantung kepada kondisi
amalan saleh seseorang. Sifat Ar-
Raĥîm memenuhi usaha-usaha
dan meningkatkan kemurahan
hati seseorang ketika mencoba
berusaha keras atau jihad
mengamalkan kesalehan. Setiap
kesalehan kita baik duniawi
maupun ukhrawi, adalah
berdasar pada kasih Allah swt.
melalui kerja keras kita terus
-menerus.
Inilah perbedaan
orang-orang yang beriman
dengan yang tidak.
Seorang mukmin senantiasa
taubat semata-mata karena
Allah yang memiliki sifat Maha
Penyayang dalam mengkhidmati
agama. Inilah perintah Allah swt.
ketika seseorang beribadah dan
berdoa kepada-Nya akan sesuatu,
harus juga merencanakannya dan
menggunakan setiap potensinya.
Ketika bersamaan dengan
pengkhidmatan kemanusiaan
dan menebar kebaikan kepada
makhluk Allah swt. lainnya dan
beribadah kepada Tuhan dan
mengamalkan perbuatan saleh
lain, kita akan memperoleh
rida Allah swt. dan mukjizat
manifestasi sifat Ar-Raĥîm-Nya.
Berkah-berkah sifat Ar-Raĥîm
turun kepada kita yang bekerja
keras.
Pertolongan Ilahi
Alquran Karim
memfirmankan bahwa dalam
keimanan, ketaatan bersifat
kondisional. Ketika seseorang
mendapat karunia untuk
beriman, orang itu harus
membentengi diri dengan
beribadah lebih khusyuk lagi.
Kelezatan bisa didapat dengan
cara menginfakkan segala rizki
yang ia raih atau dapatkan pada
jalan Allah swt. melalui Jemaah
Ilahi ini. Semua itu dapat kita
capai ketika rasa cinta kepada
Allah swt. ada dalam hati dan
ketika kita berusaha untuk
mencari pertolongan-Nya. Bila
pertolongan Ilahi dari segala
penjuru tidak datang, maka

manfaatnya.
Penuh Pengharapan Doa
Selanjutnya, Hudhur atba.
mengutip Alquran Surah Al-
A’râf ayat ke-57, di dalamnya
menjelaskan bahwa untuk meraih
cinta kasih Allah swt.—apalagi
bagi orang yang beriman—harus
berdoa dengan penuh harapan
dan berbuat kebaikan, jangan
berbuat kekacauan. Jika seseorang
berada dalam situasi yang sulit
ditangani, maka ia harus berdoa.
Seseorang yang penuh harap
memohon kepada Allah swt. dan
sedemikian rupa menarbiyati
diri dari kedurhakaan serta
memenuhi segala amalan yang
mencerminkan Kerahimiyatan-
Nya, maka Allah swt. menerima
setiap doanya dan menurunkan
kasih sayang-Nya melalui
berbagai jalan atau cara yang
tanpa kita duga atau kita pikir
sebelumnya.
Mengenai orang-orang yang
berbuat kebaikan atau muhsin,
Hudhur atba. menjelaskan bahwa
artinya adalah amalan saleh
orang-orang yang memenuhi
hak-hak Allah dan hak-hak
makhluk hidup, yakni huqu’l-Lâh
dan huqu’l-‘Ibâd. Dan, dengan
menerima kedatangan dan missi
Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
sebagai nikmat dan Utusan Allah
swt. di tengah-tengah kekacauan
dunia saat ini, merupakan
langkah nyata dalam memenuhi
huqullâh tersebut sebagai amal
saleh. Kedudukan Nikmat Allah
swt. tersebut jauh di atas nikmatnikmat
lain. Dengan menerima
nikmat tersebut, Allah swt.
menggolongkan kita ke dalam
muhsinin.
Hudhur atba. bersabda,
hal tersebut merupakan sebuah
kehormatan. Kehormatan yang
diraih itu bukan kehormatan.
Kehormatan itu, Allah swt.
anugerahkan kepada orangorang
yang menyadari kehadiran-
Nya dan yang menaati semua
perintah-perintah-Nya.
Perbaikan Diri
Dalam Surah Al-
Baqarah ayat 57, Hudhur
atba. menerangkan betapa
Allah swt. menganugerahkan
karunia dan pengampunan-
Nya terhadap orang-orang
yang beriman, berhijrah dan
berjihad. Pada perkataan ‘hijrah’
yang Hudhur atba. terangkan,
tidak sebatas dan sesederhana
pemahaman hijrah mengenai—
misalnya—pindahnya seseorang
dari suatu tempat karena
terkekangnya hak azazi
kebebasan keberagamaannya.
Melainkan, sebagaimana yang
pernah Hadhrat Masih Mau’ud
a.s. jelaskan, bahwa hijrahnya
seseorang adalah amalan
yang meninggalkan hasrathasrat
ego dari kesia-siaan dan
melaksanakan amal-amal saleh.
Hudhur atba. bersabda,
para Ahmadi yang bermigrasi ke
negeri-negeri Barat disebabkan
kurang menguntungkannya
kondisi negara asal mereka,
jangan sampai mengendorkan
semangat dalam berbagai
rangkaian kemenangan yang
bakal kita raih. Akan tetapi demi
mencari keridaan Allah swt., jika
kita meninggalkan kegelapan
dan mengamalkan kesalehan,
maka setelah itu niat suci ‘hijrah’
kita akan terpenuhi.
Lebih dari itu, kita harus
turut andil dalam berjihad demi
menyebarkan dakwah Ilallah
kepada dunia. Untuk jihad
itu pula, sebagaimana yang
telah menjadi ciri khas warga
Ahmadiyah, kita mesti dan
perlu menginfakkan harta yang
menjadi rizki kita.
Allah swt. telah
menyediakan sarana duniawi
yang memungkinkan para
Ahmadi bisa mengurusi
keimigrasiannya untuk berhijrah.
Melalui hal tersebut, mereka
telah melakukan perubahan diri
yang suci. Mereka senantiasa
menyambut seruan Jemaah Ilahi
ini dalam pengorbanan harta.
Para Sahabat Hadhrat Masih
Mau’ud a.s.
Hudhur atba. bersabda,
umat Islam di masa awal telah
memperlihatkan pengorbanan
yang luar biasa sebagai gambaran
cinta maupun kasih sayang Allah
swt.. Dan di masa Hadhrat
Masih Mau’ud a.s., para Sahabi
beliau r.a. telah melakukan hal
yang mengagumkan pula hingga
buah-buahnya dapat kita rasakan
pada hari ini. Para Sahabi r.a.
telah meninggalkan segala
kelemahan mereka. Mereka r.a.
berkorban guna menyebarkan
dakwah Ilallah Hadhrat Masih
Mau’ud a.s. kepada dunia.
Hanya orang-orang beruntung di
antara kita dan yang memahami
prinsip inilah, yang akan
memanifestasikan cinta kasih
Allah swt.. Suatu upaya ketulusan
hati dan dalam hal kerendahan
hati maupun kecintaannya yang
semata-mata kepada Allah swt.,
itu semua tidak akan pernah siasia.
Hudhur atba. berdoa, semoga
Allah swt. mencurahkan kadar
Kerahimiyatan-Nya kepada
setiap Ahmadi.
Dalam sebuah sabda dan
atau tulisan Hadhrat Masih
Mau’ud a.s., Hudhur atba.
menjelaskan bahwa Ar-Raĥîm
merupakan tingkatan utama
yang ketiga dari sifat Allah swt. di
dalam pemaknaan disi seseorang
untuk perbaikan diri. Seseorang
harus muncul dari gelapnya suatu
kejahatan, ikhlas, mensucikan
hati, memiliki kerendaan hati
dan bekerja keras setiap saat
dalam kondisi bagaimanapun
ketika dibutuhkan.
Pengorbanan
Sifat Ar-Raĥîm ini, hanya
dapat dicapai oleh mereka
yang mencarinya, yang
dianugerahkan pada mereka
yang menggunakannya. Ini dapat
diamati pada orang-orang yang
berusaha keras sesuai dengan
yang Allah swt. gariskan dan
pada orang orang-orang yang lali
tidak akan pernah sama sekali.
Orang-orang yang berusaha
keras dengan hati penuh
keikhlasan dan menghindari
setiap kegelapan, akan Allah swt.
anugerahkan dengan keutaman
sifat Ar-Raĥîm ini.
Berkat cinta kasih Allah
swt., penghargaan terhadap para
Sahabat Hadhrat Masih Mau’ud
a.s. sangat besar. Dan kini, jika
para keturunan mereka bertemu
dengan Hudhur atba., senantiasa
memperkenalkan diri dari nasab
Sahabi mana mereka berasal.
Bagaimanapun, para keluarga
ini harus menyadari akan
pengorbanan leluhur mereka
sebagai Sahabi r.a.. Mereka
harus fana dalam memaknai
arti hijrah. Mereka harus
memutuskan untuk memelihara
dan menegakkan kedudukan
tersebut. Pengorbananpengorbanan
dan doa-doa
mereka, membawa kedudukan
para Sahabi ini diangkat
derajatnya. Hal ini tidak hanya
berlaku bagi para keluarganya.
Jika para Ahmadi yang baru baiat
mampu melampaui kemujahidan
dan kemuhajiran mereka, maka
mereka akan mengungguli para
keturunan dari para Sahabi
tersebut. Inilah sesuatu yang
mereka butuhkan sebagai
peringatan dan untuk diingat.
Di penutup khotbah, Hudhur
atba. berdoa, semoga Allah swt.
menganugerahkan kepada hati
kita berupa keikhlasan dalam
memaknai Kerahimiyatan-Nya.
Semoga kita tidak membatasi diri
pada sekedar berdoa saja untuk
mematuhi perintah-perintah-
Nya. Namun, betul-betul
menerapkannya sedemikian rupa.
Semoga kita mampu melakukan
pengorbanan-pengorbanan
sehingga memperoleh keutamaan
dari Kerahimiyatan Allah swt..
Amin. (ALISLAM.ORG/ASH/LB)

Putra Yang Dijanjikan

Ini dalam rangka Peringatan Hari Mushlih Mau’ud yang dilaksanakan di Mesjid Al-Hidayah Kebayoran Lama, Selasa (20/2) lalu. Allah swt. berfirman kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. terkait kasyaf yakni kabar gaib Putra Yang Dijanjikan (Hadhrat Al-Hajj Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad Khalifatul Masih II r.a.) tersebut:

“Aku karuniakan kepadamu sebuah tanda dari Rahmat-Ku sesuai dengan permohonanmu dan telah memenuhi doamu dengan pengabulan karena Rahmat-Ku dan telah Aku berkati perjalananmu.

“Sebuah tanda kekuasaan, rahmat dan kedekatan pada-Ku telah dianugerahkan kepadamu, sebuah tanda kasih dan berberkat telah dilimpahkan atas dirimu dan engkau adalah kunci kepada keberhasilan dan kemenangan. Salam atas engkau, wahai Pemenang!

“Demikian itulah Allah berbicara agar mereka yang mendambakan kehidupan bisa diselamatkan dari kematian, dan mereka yang terbenam di kuburan bisa bangkit keluar, agar keluhuran Islam dan kehormatan Firman Tuhan menjadi nyata bagi manusia, agar kebenaran tiba dengan segala keberkatannya dan kedustaan lenyap dengan segala keburukannya, agar manusia memahami bahwa Aku inilah yang Maha Kuasa dan Aku melakukan apa yang Aku kehendaki agar mereka meyakini bahwa Aku beserta engkau.

“Mereka yang tidak beriman kepada Tuhan serta menolak dan menyangkal agama-Nya dan kitab-Nya dan Rasul-Nya, Muhammad yang terpilih, salam atasnya, agar mereka dihadapkan pada tanda yang nyata dimana jalan orang-orang yang bersalah akan terlihat.

“Seorang anak laki-laki yang tampan dan suci akan dikaruniakan kepadamu. Engkau akan mendapat seorang anak muda yang pandai, dari benihmu dan dari keturunanmu. Seorang anak laki-laki tampan dan suci akan datang kepadamu sebagai seorang tamu. Namanya adalah Immanuel dan Bashir. Ia telah diberkati dengan rohul kudus dan ia akan jauh dari segala kekotoran. Ia adalah nur Ilahi. Beberkatlah ia yang datang dari langit. Ia akan ditandai dengan kemegahan, kebesaran dan kekayaan. Ia akan datang ke dunia dan ia akan menyembuhkan banyak dari penyakitnya melalui fitrat Mesiahnya dan karena berkat dari Rohul Kudus. Ia adalah Firman Allah karena rahmat dan kehormatan Allah telah melengkapi dirinya dengan Firman Keagungan. Ia amat cerdas dan penuh pemahaman, dengan hati yang lembut serta dipenuhi dengan segala pengetahuan duniawi dan ruhani. Ia akan merubah tiga menjadi empat.

“Adalah hari Senin itu, Senin yang berberkat. Putra, suntingan hati, bermartabat tinggi, agung,
manifestasi dari awal dan akhir, manifestasi dari Kebenaran dan Keluhuran, seolah-olah Allah turun sendiri dari langit. Kedatangannya akan amat diberkati dan ia akan menjadi manifestasi dari Keagungan Ilahi.

“Saksikanlah kedatangan sebuah nur: Nur yang diurapi Tuhan dengan wangi-wangian perkenan-Nya. Dia akan menuangkan Ruh-Nya ke atasnya dan ia akan terlindung di bawah bayang-bayang Tuhan. Ia akan tumbuh besar dan menjadi sarana pembebas dari mereka yang terpenjara. Kemasyhurannya akan menyebar ke seluruh penjuru dunia dan manusia akan diberkati karena dirinya. Ia kemudian akan dinaikkan ke makam ruhaninya di langit. Ini semua adalah takdir.”

--Sabz-i-Isytihâr, 20 Pebruari 1886)

Hudhuratba. Mendoakan [Lagi] Harta dan Kemukhlisan Para Ahmadi Kebayoran

KEBAYORAN, LB—Imam Jemaah Islam Ahmadiyah Sedunia Hadhrat Amirul Mukminin Mirza Masroor Ahmad Khalifatul Masih V atba. dalam sebuah suratnya tertanggal 31 Januari 2007 lalu, mengungkapkan rasa suka cita beliau untuk Jemaat Ahmadiyah Kebayoran. Hal tersebut Mubalig Maulana Muhammad Idris Sahib sampaikan kepada LB belum lama ini, Selasa (20/2) malam.

Isi surat merupakan Jawaban atas Laporan Kerja yang disampaikan Maulana Idris Sahib tanggal 1-15 November 2006 kepada Hudhur atba..

Salah satunya adalah laporan terkumpulnya Candah-candah (Zakat, Infak dan Sedekah) JAI Kebayoran sejumlah 188 juta rupiah.

Maulana Idris Sahib membacakan, bahwa Hudhur atba. mendoakan atas harta dari jiwa-jiwa para mukhlisin Ahmadi Jemaat Kebayoran.

Sementara itu, Maulana Idris Sahib memohon doa khusus untuk kesehatan dan kelancaran isteri beliau yang sedang mengandung, Ny. Sari Sahibah, terkait rencana persalinannya yang semakin hari kian dekat.[]