Saturday, November 19, 2005

Turunnya Nabi Isa bin Maryam di Akhir Zaman

بسم الله الرّحمٰن الرّحيم

نزول عيسى بن مريم عليه السلام


Turunnya Nabi Isa bin Maryam di Akhir Zaman
by Mirajuddin Syayid


PENDAHULUAN

BANYAK hadis-hadis tentang akan turunnya Nabi Isa bin Maryam di akhir zaman. Sehingga, umat Islam terus menunggu-nunggu akan kedatangannya. Seperti juga di kalangan NU, malah diwajibkan untuk berkeyakinan akan hal ini. Ini tercantum dalam buku “Kumpulan Masalah² Diniyah dalam Mu’tamar NU” pada halaman 34 dan 35.

Artinya:
Soal : Bagaimana pendapat Mu’tamar tentang Nabi Isa a.s. setelah turun kembali ke dunia. Apakah tetap sebagai Nabi dan Rasul? Padahal, Nabi Muhammad saw. adalah Nabi Terakhir. Dan apakah madzhab empat itu akan tetap ada pada waktu itu?
Jawab : Kita wajib berkeyakinan bahwa Nabi Isa a.s. itu akan diturunkan kembali pada akhir zaman nanti sebagai Nabi dan Rasul yang melaksanakan syariat Nabi Muhammad saw.. Dan hal itu tidak berarti menghalangi Nabi Muhammad sebagai Nabi yang terakhir. Sebab, Nabi Isa a.s. hanya akan melaksanakan syariat Nabi Muhammad. Sedangkan, madzhab empat pada waktu itu hapus (tidak berlaku).

Tentunya pendapat ini berdasarkan pada hadis-hadis tentang Akan Turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman, misalnya:
والذي نفسي بيده ، لَيُسكنَّ أن ينزلَ فيكُم ٱبنُ مريمَ حكماَ عَدَلاً ، فيكسرَ الصليبَ ، و يَقتلَ الخنزيرَ ، وَيَضَعَ المالُ حتى لا يَقبَلَهُ أحد ، حتى تكونَ السجدةُ الواحدة خيراً منَ الدنيا و ما فيها .
Artinya, “Demi Allah yang diri saya berada di tangan-Nya. Sungguh Isa bin Maryam benar-benar akan turun di antara kalian sebagai Hakim yang adil, kemudian akan mematahkan salib, membunuh babi, menghabisi peperangan dan melimpahlah harta benda sehingga tidak ada seorangpun yang mau menerimanya, dan satu kali sujud itu lebih baik daripada dunia seisinya.” (Shaĥîĥ Bukhârî, 4/356; dan Shaĥîĥ Muslim, 2/189,192)
عن ابي هريرةَ رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : „ كيفَ أنتم إذا نزلَ ٱبنُ مريمَ فيكم و إمامُكم منكم . “
Artinya, “Riwayat dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Bagaimana keadaan kalian kalau Ibnu Maryam turun di antara kalian sedang Imam/pemimpin adalah dari antara kalian.’” (Shaĥîĥ Bukhârî, 6/358; Shaĥîĥ Muslim, 2/193)
يُوْشَكُ مَنْ عَاشَ مَنْكُمْ أَنْ يَلْقٰى عِيْسَى ٱبْنَ مَرْ َيمَ إِمَامـًا مَهْـدِيًّا وَّ حَكَمًا عَدَلاً يَّكْسِرُ الصَّلِيْبَ وَ يَقْتُلُ الخْـِنْزِيْرَ .
Artinya, “Sudah dekat orang yang hidup dari antara kamu akan bertemu dengan Ibnu Maryam sebagai Imam Mahdi dan Hakim yang adil. Ia akan memecahkan salib dan membunuh babi.” (Musnad Aĥmad bin Hambal, Jilid II, halaman 156)
Maka, berdasarkan hadis-hadis tersebut, sebagian umat Islam percaya bahwa Nabi Isa a.s. sampai sekarang masih hidup di langit dan akan turun kembali ke bumi. Tetapi, ada juga para tokoh dan sebagian umat Islam berpendapat bahwa Nabi Isa a.s. sudah wafat. Misalnya:
Ketua MUI pertama K.H. Prof. Dr. Hamka dalam bukunya Tafsir Al-Azhar “Juz III” menafsirkan Surah Ali Imran ayat ke-55 bahwa Nabi Isa a.s. sudah wafat. Di dalam buku tersebut, beliau juga mengemukakan beberapa pendapat ulama terkenal tentang telah wafatnya Nabi Isa a.s., yaitu:
1. Dr. Syaikh Abdul Karim Amrullah di dalam bukunya Al-Qaulu'sh-Shaĥîĥ tahun 1924. Beliau menyatakan faham beliau bahwa Nabi Isa meninggal dunia menurut ajalnya dan diangkat derajat beliau di sisi Allah. Jadi, bukan tubuhnya yang diangkat ke langit.
2. Al-Alusi di dalam tafsirnya yang terkenal Rûĥu'l-Ma’ânî. Beliau berpendapat tentang arti mutawaffika yaitu, “Telah mematikan engkau.” Artinya, menyempurnakan ajal engkau dan mematikan engkau menurut jalan biasa tidak sampai dikuasai oleh musuh yang hendak membunuh engkau.
3. Syekh Muhammad Abduh berpendapat bahwa ruhnya diangkat sesudah beliau mati.
4. Sayid Rasyid Ridha berpendapat, “Tidak ada nas yang sahih di dalam Alquran bahwa Nabi Isa telah diangkat dengan tubuh dan nyawa ke langit serta hidup di sana seperti di dunia ini.”
5. Syekh Mustafa Al-Maraghi berpendapat, “Tidak ada di dalam Alquran suatu nas yang shahih dan putus tentang Isa a.s. diangkat ke langit dengan tubuh dan nyawanya itu.”
Sudah barang tentu, pendapat-pendapat itu mengambil dasar dan dalil yang kuat baik dari kitab suci Alquran dan sabda-sabda junjungan kita Nabi Muhammad saw. serta ijmak para sahabat.
Allah swt. berfirman:

Artinya, “Dan aku menjadi penjaga atas mereka selama aku berada di antara mereka. Akan tetapi setelah Engkau mewafatkan aku, maka Engkau-lah yang menjadi pengawas mereka dan Engkau-lah saksi atas segala sesuatu.” (Al-Mâ'idah, 5 : 117)

Artinya, “Ingatlah ketika Allah berfirman Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mematikan engkau dan akan mengangkat engkau di sisi-Ku dan akan membersihkan engkau dari [tuduhan] orang-orang yang ingkar dan akan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas orang-orang yang ingkar hingga hari kiamat.” (Âli ‘Imrân, 3 : 59)

Artinya, “Dan Muhammad tidak lain seorang Rasul, sesungguhnya telah berlalu Rasul-rasul sebelumnya. (Âli ‘Imrân, 3 : 144)
Dalam kamus Lisânu'l-‘Arab, terdapat keterangan tentang kata “Berlalu.”
خـلا فلان إذا مات
.
Artinya, “Si Anu telah berlalu apabila sudah mati.”
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tabrani, Fatimah r.a. menerangkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
أَنَّ عِيْسَى ٱبْنَ مَـرْ َيمَ عَاشَ عِشْرِيْنَ وَمِائَةَ سَنَةٍ .
Artinya, “Sesungguhnya Isa ibnu Maryam usianya seratus dua puluh tahun.” (Kanzu'l-‘Umâl, Jilid IV, halaman 160)
Inilah di antaranya ayat yang menerangkan bahwa Nabi Isa a.s. sudah wafat. Bahkan kuburannya sudah diketemukan di Srinagar, Kasymir, India. Perjalanan Nabi Isa dari Palestina ke Kasymir dapat kita baca dalam buku Jesus in India dan buku berjudul Nabi Isa dari Palestina ke Kasymir.


PERMASALAHAN

DI DALAM Surah An-Nisâ' 157 - 158 Allah swt. berfirman:

Artinya, “Dan kata mereka sesungguhnya kami telah membunuh Isa bin Maryam Rasul Allah padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula mematikannya di atas salib akan tetapi ia disamarkan kepada mereka. Dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih dalam hal ini niscaya ada dalam keraguan tentang hal ini. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang hal ini melainkan menuruti dugaan belaka dan mereka tidak yakin telah membunuhnya.
Banyak orang menafsirkan ayat ini bahwa Nabi Isa a.s. tidak dibunuh dan disalibkan, tetapi beliau disamarkan dengan orang lain, tidak disentuh salib, beliau naik ke langit dan hidup sampai sekarang di langit, dan akan turun kembali di akhir jaman. Maka dengan menafsirkan ayat tersebut seperti ini, mengakibatkan kerugian bagi Islam, karena ada beberapa pertanyaan dari pendeta Kristen yang tidak akan bisa dibantah di antaranya:
1. Siapakah yang lebih mulia di antara Nabi Muhammad dengan Nabi Isa: Nabi Isa masih hidup di langit di sisi Tuhan sampai sekarang, sedangkan Nabi Muhammad sudah dikubur di bumi ini?
2. Siapakah yang lebih disayang oleh Allah? Apakah Nabi Muhammad atau Nabi Isa? Padahal, ketika Nabi Isa akan dibunuh disalib langsung diganti oleh orang lain dan Nabi Isa langsung diselamatkan diangkat ke langit. Sedangkan, Nabi Muhammad ketika perang Uhud dibiarkan oleh Allah kena panah sampai pingsan?
3. Agama Islam dan agama Kristen diibaratkan dua perahu, yang satu nakhodanya masih hidup sedang yang satu nakhodanya sudah meninggal. Secara akal sehat, hendak naik perahu yang mana supaya selamat?
4. Di dalam banyak hadis-hadis Nabi Muhammad saw. sendiri membenarkan bahwa Nabi Isa bin Maryam akan turun, jadi sebelum beliau turun marilah bergabung bersama kami untuk menerima kedatangan beliau!
Maka, dengan empat pertanyaan ini, tidak ada satu ulama pun yang bisa menjawabnya sehingga di antara mereka banyak yang masuk Kristen.
Inilah kerugian akibat berkeyakinan bahwa Nabi Isa a.s. masih hidup di langit sampai saat ini. Tetapi, apabila kita dapat membuktikan bahwa Nabi Isa a.s. sudah wafat, maka pertanyaan-pertanyaan seperti itu dapat dijawab secara tuntas.
Kembali kepada ayat tersebut bahwa mereka (Yahudi) yakin telah membunuh Nabi Isa a.s. melalui penyaliban. Karena, kalau ini terbukti sesuai dengan hukum Tuhan, maka yang mati di atas salib adalah mal’un yakni orang yang kena laknat Tuhan. Dan sekaligus mereka dapat membuktikan bahwa Nabi Isa a.s. adalah pendusta—na’ûdzubi'l-Lâh, maka Allah swt. mengatakan:

“Mereka tidak membunuh dan tidak menyalibnya tetapi disamarkan kepada mereka kematiannya.”
Nabi Isa a.s. dinaikan ke tiang salib beberapa saat sebelum jatuh hari Sabat di mana hari Sabat tidak boleh ada orang yang disalib. Bersama Nabi Isa a.s. ada dua orang pencuri yang disalib dan ketika hari Sabat tiba dan ada peringatan dari Tuhan yakni terjadinya gempa. Nabi Isa a.s. dan kedua pencuri diturunkan dari salib, dua orang pencuri masih segar bugar, tulang-tulangnya dipatahkan sehingga mereka mati.
Tetapi, Nabi Isa a.s. ketika di atas salib ada dalam keadaan pingsan bagaikan sudah mati. Sehingga, seorang prajurit menombaknya dan keluar cairan dari sela-sela tulang rusuknya karena sudah dianggap mati. Maka, tulang belulang beliau tidak dipatahkan dan raga beliau dibawa oleh murid rahasia beliau bernama Yusuf Arimatea serta dibawa ke gua kuburan, di sana diobati oleh murid rahasia beliau lain bernama Nikodemus seorang tabib.
Setelah beliau a.s. sembuh, terus melakukan perjalanan secara diam-diam ke daerah timur untuk mencari domba-domba Bani Israil yang hilang dari Palestina ke Damsyik, lalu ke Persia, lanjut ke Afganistan, hingga ke Punjab dan sampai di Srinagar, Kasymir. Karena di daerah-daerah inilah, Bani Israil bertebaran.
Oleh karena beliau mengajar mereka sampai tuntas, maka di daerah-daerah itu orang-orang Bani Israil masuk Islam dikarenakan dalam Bibel ada nubuatan tentang akan datangnya Nabi Muhammad saw.. Dengan demikian, berhasillah beliau a.s. menyampaikan amanat Tuhan kepada domba-domba Bani Israil yang hilang dan akhirnya beliau wafat di Kasymir, India.
SAUDARA-SAUDARA yang berbahagia, kita ketahui bahwa Isa Yang Dijanjikan oleh Rasulullah saw. adalah untuk menjaga umat Islam. Beliau saw. bersabda:
وَكَيْفَ تهُـْلِكَ أُمَّةٌ أَنَا ِفيۤ أَوَلهِـَا وَ عِيْسٰى ِفيۤ اٰخِـرِهَا .
Artinya, “Bagaimana mungkin umat ini akan hancur karena ada aku di awalnya dan ada Isa bin Maryam di akhirnya.” (Madâriku't-Tanzîl, Juz I, halaman 355; dan Kanzu'l-‘Umâl)
Sedangkan, Nabi Isa yang dahulu hanya diutus untuk kaum bani Israil.

Artinya, “Dan sebagai Rasul untuk Bani Israil.” (Âli ‘Imrân, 3 : 49)
Lagi, Allah swt. menjelaskan:
Artinya, “Dan ingatlah ketika 'Isa bin Maryam berkata, ‘Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku yaitu Taurat….” (Ash-Shaf, 61 : 7)
Kemudian, Nabi Isa a.s. sendiri menjelaskan dalam Injil, “Tiada aku disuruhkan kepada yang lain hanya kepada segala domba Israil.” (Matius, 15 : 24)
Kesimpulannya jelas sekali, bahwa dari keterangan Al-Quran, Hadis maupun Injil bahwasanya:
1. Nabi Isa ibnu Maryam a.s. telah wafat; dan,
2. Nabi Isa a.s. diutus hanya untuk Bani Israil.

Lalu, siapakah 'Isa ibnu Maryam yang dijanjikan itu? Sebelum menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu kita harus memegang patokan bahwa Nabi Isa a.s. telah wafat sebagaimana telah diterangkan oleh ayat-ayat Alquran di atas. Dan kita ketahui bahwa orang yang sudah wafat itu tidak dapat hidup lagi.
Allah swt. berfirman:
Artinya, “Allah swt. sekali-kali tidak akan membangkitkan setelah mereka mati.” (An-Naĥl, 16 : 38)
Artinya, “Mereka itu mati, tidak hidup dan mereka tidak tahu kapan mereka akan dibangkitkan (An-Naĥl, 16 : 21)
Dengan demikian Isa Yang Dijanjikan itu bukan Nabi Isa “yang dahulu.” Akan tetapi, apakah sebabnya ia disebut oleh Rasulullah saw. sebagai Isa ibnu Maryam? Sekarang, marilah kita lihat adanya istilah dalam bahasa Arab yang disebut “mutasyabihat.” Yaitu, di dalam bahasa Arab ada aturan kebiasaan jika ada dua barang yang sifatnya sama boleh kita beri nama yang sama. Hal ini di sisi para alim ulama merupakan hal yang tidak asing lagi. Umpamanya Imam Abdul Qadir Jerkham berkata dalam kitabnya, begini:
إِنَّ التَّشْبِيهَ يَنْقَسِمُ الصَّرِيْحَ وَ غَيْرَ الصَّرِيْحِ أَنْ تَقُوْلَ ﴿ كَانَ زَيْدٌ اَْلأَسَدُ ﴾ فَتَـذَكَّرُ كُلَّ وَاحِدٍ مِنَ المْـُشَبَّهَةِ بِهِ بِإِسمْـِهِ وَ غَيْرُ الصَّرِيْحِ أَنْ تَسْقَطَ المْـُشَبَّهَةِ بِهِ مِنَ الذَّكَرِ وَ تَجْرِيْ إِسْمُهُ عَلىٰ المْـُشَبَّهَةِ كَـقَوْلِكَ : رَأَيْتُ أَسَدًا قَرِيْدُ رَجُلاً شَبِيْهَا بِاْلأَسَدِ .
Maksudnya, persamaan itu ada dua macam: yang nyata dan yang tidak nyata. Yang nyata, yaitu: Jika engkau katakan “Si Zaid itu sebagai singa,” disini kita ingat kepada orang yang asal dan yang diserupakannya dengan dia. Adapun persamaan yang tidak dinyatakan, yaitu: Yang dihilangkan orangnya yang asal, seperti dikatakan “Saya lihat singa, sedang yang dimaksud yaitu Zaid, umpamanya yang keadaannya tepat seperti singa.”
Di dalam Durusul Balaghah ada kalimat yang bunyinya:
وَ إِذَا خَذَفَ أَدَاةُ التَّشْبِيْهِ سُمَيَّ تَشْبِيْهَا بَلِيْغًا كَقَوْلِهِ تَعَالىٰ وَ جَعَلْنَا اللَيْلَ لِبَاسًا . إِذَا رَأَيتُهُمْ حَسَبْتُمْ لُؤْلُؤًا . نِسَآءكُمْ حَرْثُ لَّكُمْ .
Yakni, “Jika dihilangkan alat persamaannya, maka dinamai ‘Tasybih Baligh’ (sangat menyerupai) seperti perkataan Allah swt. ‘Kami jadikan malam itu pakaian’, ‘Jika kami lihat mereka itu kamu sangka mereka itu mutiara yang berhamburan’, dan ‘Istri-istrimu itu kebunmu’.”
Oleh karena keadaan Almasih Musawi dan Almasih Muhammadi dalam beberapa hal banyak persamaannya, maka oleh Nabi Muhammad saw. orang itu diberi nama yang serupa.
Selain yang disebut di atas, dalam Alquran ada lagi satu contoh dimana Allah swt. menyebut orang mukmin, seperti: istri Firaun dan Maryam.
Maksudnya, Allah memisalkan bagi orang mukmin itu seperti istri Firaun ketika dia berkata “Wahai Tuhan dirikanlah bagiku di sisi Engkau sebuah rumah di syurga dan selamatkanlah saya daripada Firaun dan daripada keluarganya dan lepaskanlah saya dari kaum yang zalim.” Dan, seperti Maryam putri Imran yang menjaga kehormatan dirinya—“Kami berikan wahyu kepadanya dan ia telah membenarkan kalimat-kalimat Tuhan-nya dan Kitab-kitab-Nya dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang berbakti.”
Dengan demikian, berdasarkan keterangan ini, Isa bin Maryam Yang Dijanjikan ini mempunyai banyak persamaan dengan Isa ibnu Maryam Israili yang dahulu. Persamaan tersebut antara lain:
1. Isa ibnu Maryam Israili mengikut syariat Nabi Musa a.s. sedangkan Isa ibnu Maryam Yang Dijanjikan mengikut syariat Nabi Muhammad saw..
2. Isa ibnu Maryam Israili datang 14 abad sesudah Nabi Musa a.s.. Isa ibnu Maryam Yang Dijanjikan datang 14 abad setelah Nabi Muhammad saw..
3. Nabi Isa bin Maryam yang dahulu tidak berperang menggunakan senjata, demikian pula dengan Nabi Isa Yang Dijanjikan.
4. Nabi Isa bin Maryam yang dahulu mendapat tantangan dari ulama kaum Yahudi demikian pula Nabi Isa Yang Dijanjikan mendapat tantangan dari ulama-ulama Islam.
5. Sebagaimana Nabi Isa bin Maryam yang dahulu lahir semasa negerinya dijajah Romawi, demikian pula Nabi Isa Yang Dijanjikan lahir saat negerinya dijajah oleh negara lain; dan banyak lagi persamaan lainnya.

Adapun ciri-ciri jasmaniah yang ditentukan oleh hadis gambaran rupa Isa a.s. yang dahulu adalah:
فَأَمَّا عِيْسىٰ فَأَحْمَرُ جَعْدٌ عَرِيْدُ الصَّدْرِ . ﴿ رواه البخاري ﴾
Artinya, “Isa a.s. berwarna kemerah-merahan, rambutnya ikal dan dadanya lebar.” (HR Bukhârî)
Adapun gambaran Isa Yang Dijanjikan:
فَإِذَا رَجُلٌ اٰدَمُ كَأَحْسَنِ مَا يَرٰى مِنْ اٰدَمِ الرِّجَالِ تَضْرِبُ لمِـَتُّهُ بَـْينَ مُنْكِبَيْهِ رَجَلُ الشَّعْرِ . ﴿ بخاري جلد ٢ ، ص ١٦٦ ﴾
Artinya, “Maka dialah seorang yang berwarna gandum (kuning langsat) cantik, di antara orang-orang yang berwarna gandum, rambutnya jatuh panjang di antara pundaknya dan tingginya sedang.” (HR Bukhârî, Jilid 2, halaman 166) 

-------oooOooo-------

No comments: