Monday, November 21, 2005

Buku 'Membongkar JI' Karya Nasir Abas Ludes Dalam Seminggu


Buku 'Membongkar JI' Karya Nasir Abas Ludes Dalam Seminggu
Bagus Kurniawan - detikcom



Yogyakarta - Nasir Abas jadi 'selebriti' baru. Eks Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah (JI) itu sering muncul di media massa membeberkan sepak terjang organisasi yang pernah diikutinya hingga 2003 itu. Bahkan bukunya yang berjudul Membongkar Jamaah Islamiyah; Pengalaman Mantan Anggota JI ludes dalam waktu seminggu saja.

"Yang kita diskusikan sekarang adalah cetakan kedua, karena cetakan pertama selama satu minggu langsung habis terjual di pasaran," kata kakak ipar terpidana mati bom Bali I, Muklas, ini.

Nasir menyatakan hal itu dalam acara diskusi buku karyanya di kampus Universitas Islam Negeri UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jl Laksda Adisucipto, Senin (21/11/2005).

Selain dibeber Nasir, buku itu juga diulas oleh pebicara lainnya seperti mantan panglima Laskar Jihad Jafar Umar Thalib, Ahmad Yani Anshori, staf pengajar politik Islam UIN Sunan Kalijaga dan Untung S.K dari Mabes Polri. Diskusi yang berlangsung selama 4 jam itu dipenuhi ratusan mahasiswa.

Nasir menjelaskan, buku Membongkar Jamaah Islamiyah; Pengalaman Mantan Anggota JI itu ditulisnya pada bulan November 2004 dan selesai pada awal bulan Juni 2005. Buku setebal 332 halaman itu dicetak pada pertengahan bulan Juni 2005 dan baru pada awal bulan Juli mulai dipasarkan.

Buku itu dicetak oleh Penerbit Grafindo Khazanah Ilmu Jakarta. Buku tersebut boleh dikatakan pula sebagai bantahan atas tulisan Imam Samudera berjudul Aku Melawan Teroris.

Menurut Nasir, buku itu ditulis berdasarkan atas pengalamannya sendiri sebagai mantan anggota JI, pada tahun 1987 - 2003. Nasir juga dibantu rekan-rekannya yang pernah berlatih ke Afghanistan dan Pakistan. Peta wilayah dan kamp militer juga disisipkannya.

"Banyak kawan yang membantu penulisan ini, tapi maaf tidak mau disebut atau diekspos sebagai sumber. Saya mengucapkan terimakasih sekali," kata pria yang tampak necis ini.

Selain berdasarkan pengalaman pribadi, buku ini ditulis berdasarkan dokumen yang disita Polri bulan November 2002 di Solo yakni PUPJI (Pedoman Umum Perjuangan Al-Jamaah Al-Islamiyah) dan dokumen laporan latihan kemiliteran di Kamp Hudaybiyah di Mindano (laporan semester II angkatan I dan laporan semester III angkatan I).

"Dokumen yang disita polisi itu benar seperti apa yang pernah saya ketahui siapa penyusun laporan tersebut. Kecuali dokumen PUPJI, saya tidak mengetahui orang yang terlibat menyusun buku pedoman tersebut yang dipakai oleh para pimpinan JI," kata Nasir.

Boleh Berkata Bohong

Karya Nasir terdiri dari 11 bab, dimulai dari perjalanan ke Afghanistan serta saat berada di Akademi Militer Mujahidin Afghanistan milik Mujahidin Afghan selama tiga tahun. Tak lupa dia juga menulis mengenai jamaah Negara Islam Indonesia (NII) serta mengenai awal mula terbentuknya JI dan perjalanan ke Mindanao, Filipina.

Semua rahasia mengenai JI dan jaringannya ditulis oleh Nasir termasuk masalah diperbolehkannya berkata berkata bohong demi melindungi anggota dan jaringan JI serta kelompok pengikutnya. Di bab lain ia juga menulis mengenai kebohongan Imam Samudera, kasus bom Bali dan kesesatan Imam Samudera.

Sedang di akhir buku itu, Nasir menulis mengenai alasan mengapa harus keluar dari JI meski ada sebagian orang baik para anggota dan mantan anggota JI yang mencapnya sebagai pengkhianat.

Foto:
Nasir Abas dalam diskusi bukunya (Bagus Kurniawan) (nrl)

No comments: