Friday, November 11, 2005

KEISTIMEWAAN MEMBACA ALQURAN

From: Pipip Sumantri
Date: Wed, 9 Nov 2005 19:27:38 -0800 (PST)
Subject: Re: [ahmadi-ina] Marilah kita bertabligh dengan ALQURAN:



KHUTBAH JUM’AT HADHRAT AMIRUL MUKIMINAN KHALIFATUL
MASIH V aba,
IMAM JEMA’AT AHMADIYAH SEDUNIA
BAITUL FUTUH LONDON, 21-10-2005: KEISTIMEWAAN
MEMBACA ALQURAN

Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan
menilawatkan Surat Al-Fatihah, Huzur aba membaca ayat
Surah Al-Baqarah 2:122:
Alladziina aatainaahumul kitaaba yatluunahuu haqqa
tilaawatihii ulaaika-yu’minuuna bihii wa may yakfur
bihii faulaa-ika humul khaasiruuun.
Yang artinya:
Orang-orang yang kepada mereka Kami berikan Alkitab
(dan) mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya;
itulah mereka yang beriman kepadanya.
Dan barangsiapa ingkar kepadanya, maka mereka itulah
orang-orang yang merugi.

Dewasa ini dengan karunia Allah Taala, masya Allah,
sehubungan bulan Ramadhan, dengan mendengarkan Daras
Alquran dan pembacaan KS Alquran, terjemahannya
berikut beberapa tafsir, orang-orang telah mengambil
manfaat dari kesempatan ini dengan perhatian yang
besar dan juga pada saat tarawih di mana dilaksanakan
pembacaan Alquran selengkapnya 30 juz, lebih banyak
lagi orang yang memanfaatkan fasilitas ini. Sementara
itu, di rumah pun banyak orang-orang yang menggunakan
kesempatan membaca Alquran, menilawatkannya dan
mempelajari artinya. Pada umumnya, masya Allah,
kebanyakan dari para Ahmadi ini menaruh perhatian
untuk membaca dan menilawatkan Alquran di
rumah-rumahnya.

Alasannya ialah yang pertama bahwa dengan mempelajari
arti dan maksud dari Alquran ini, maka orang-orang
dapat mengadakan perbaikan spiritual di dalam dirinya.
Dan yang kedua adalah bahwa Kitab Suci Alquran itu,
sebagaimana yang kita ketahui memiliki hubungan yang
khusus dengan Bulan Suci Ramadhan. Turunnya wahyu itu
dimulai di dalam bulan Ramadhan ini dan Allah Taala
telah mendengar dan mengabulkan permintaan do’a YM.
Rasulullah saw. serta membuka pintu gerbang rahmat
belas kasihan-Nya, setelahnya seluruh dunia ini berada
dalam cengkeraman maksiat dan kejahatan, di mana Allah
Taala telah memilih orang yang beberkat ini yaitu YM.
Rasulullah saw. untuk mengadakan reformasi terhadap
dunia ini dan kepada beliau itulah Allah Taala telah
memberikan Buku Syariat terakhir, serta mengangkat
beliau saw untuk ini.

Maka selama waktu 23 tahun itulah wahyu-wahyu ini
secara terus menerus diturunkan dan setiap tahun di
bulan Ramadhan, Malaikat Jibril turun untuk mengulangi
membaca bersama-sama Nabi saw., semua bagian-bagian
wahyu yang sudah diturunkan sampai saat itu, maka
dengan cara inilah pembacaan Kitab Suci Alquran itu
dikerjakan sampai selesai semuanya. Pada tahun di
mana YM. Rasulullah saw wafat, di bulan Ramadhan di
mana Syariat itu sudah selesai semua diturunkan
selengkapnya, maka Jibril bersama-sama Nabi saw
membacanya dua kali secara lengkap. Oleh karena itu,
tradisi ini diteruskan oleh orang-orang mukmin dan
harus tetap dilanjutkan. Mereka membaca bagian demi
bagian dari Alquran ini sampai selesai sepenuhnya.
Untuk yang mampu melaksanakannya, mereka bisa
membacanya lebih dari dua kali. Tetapi janganlah
membacanya terlalu cepat sehingga yang
menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 3 hari
diperkirakan tidak akan dapat memahami artinya apa
yang dibaca tersebut. Di dalam hadits lainnya
disebutkan juga waktu 7 hari.
Jadi para sahabat Rasulullah saw ini memiliki
kemampuan berbeda dan YM. Rasulullah saw biasa
menasihati mereka tergantung pada kemampuannya
masing-masing. Tetapi tujuan utamanya, tujuan yang
fundamental adalah bahwa KS. Alquran itu harus dibaca
dan kalian harus merenungkan apa artinya dan
merenungkan serta menghayati apa ajarannya dan
membuatnya sebagai bagian dari kehidupan kalian. Jika
kalian tidak membaca Alquran itu dengan cara yang
demikian, maka tidak akan banyak gunanya. Para sahabat
itu mengerti akan hal ini dengan sebaik-baiknya dan
mereka mengerti bagaimana Alquran itu harus dibacanya,
oleh karena itu Allah Taala memberikan pernyataan
bahwa mereka itu menaruh perhatian pada pembacaan
Alquran ini, sebagaimana dikatakan pada ayat yang
dibacakan tadi bahwa mereka adalah orang-orang yang
kepada mereka telah diberikan Alkitab dan mereka telah
membacanya dengan sebagaimana mestinya. Orang-orang
inilah yang memiliki keimanan sepenuhnya pada Alkitab
ini, dan yang mengingkarinya maka mereka itulah
orang-orang yang merugi.

Jadi inilah orang-orang yang melalui contoh mulia dari
Rasulullah saw dan dengan effek sipiritual dari
Rasulullah saw., Allah Taala telah membuat orang-orang
ini bertakwa dan takut kepada Allah dan mereka itulah
orang-orang yang mendapatkan refleksi dari Kemuliaan
dan Keagungan Tuhan. Mereka memperhatikan sepenuhnya
dalam pembacaannya. Apakah itu hanya dengan membaca
saja Alquran? Tidak, tidaklah demikian; karena ada
beberapa hal yang harus dipenuhi, dan sangat perlu
untuk memenuhi persyaratan ini.

Yang pertama adalah bahwa selama dalam bulan Ramadhan
seperti sekarang ini, hampir semua orang bangun di
waktu pagi sekali, mengerjakan shalat nawafil dan
setelah makan sahur untuk memulai puasanya maka ia
akan shalat Subuh. Bilamana waktunya mengizinkan,
antara shalat tahajjud dan sahur masih ada waktu,
banyak yang menggunakannya dengan membaca Alquran.
Dalam shalat nawafil, orang-orang yang sudah hafal
atau hafidz Quran maka ia pun akan membaca dalam
shalatnya. Demikian juga setelahnya shalat Subuh, di
setiap rumah biasa berusaha menilawatkan Alquran.
Karena memang cara ini dapat meningkatkan kemajuan
spiritualnya, dan inilah waktunya yang istimewa. Oleh
karena itu, kebiasaan ini, system ini dan praktek ini
harus terus dilanjutkan walaupun setelah berakhirnya
bulan Ramadhan-pun. Kita tidak boleh terus menerus
melanjutkan puasa setelahnya berakhirnya bulan
Ramadhan, tetapi nawafil, shalat dan pembacaan Alquran
dan bangun lebih pagi, ini harus diteruskan. Jadi
semua ini harus dikerjakan bahkan setelahnya bulan
Ramadhan. Allah Taala telah berfirman di dalam
Alquran tentang pentingnya membaca Alquran di waktu
Fajar, dalam surah Bani Israil (17:79)

Wa qur’aananal fajr;
Dan kemudian difirmankan: Kaana masyhuudaa
Sesungguhnya pembacaan (Alquran) pada waktu subuh
diterima (secara istimewa oleh Allah)

Bahwa membaca Alquran di waktu fajar itu adalah yang
berdiri sebagai saksi. Perkara ini menjadi sumbernya
pengampunan bagi orang-orang. Tetapi apakah cukup bagi
orang-orang itu bahwa hanya dengan membaca saja
Alquran ini bisa memperoleh berkat-berkat untuk dunia
dan untuk akhirat itu? Katakanlah bahwa tidaklah
semudah itu; tetapi kita harus mengerti bagian dari
Alquran yang kita baca itu. Itulah alasan mengapa YM.
Rasulullah saw itu kepada seorang sahabatnya Abdullah
bin Amar. Beliau bersabda barangkali saya pun telah
mengatakan hal ini sebelumnya, tetapi rincian dari
narasinya adalah seperti ini, bahwa jika Anda
menyelesaikan pembacaannya di dalam satu bulan penuh
secara berangsur-angsur, ketika Anda membaca ayat-ayat
tersebut Anda merenungkannya, meresapkannya, serta
memikirkannya dengan lebih mendalam maka berkat-berkat
itulah yang akan turun kepada Anda. Tetapi ada yang
mengatakan saya punya cukup waktu dan saya pun
memiliki kemampuan untuk membacanya lebih banyak, maka
YM. Rasulullah saw bersabda Anda dapat
menyelesaikannya dalam waktu satu minggu, tetapi tidak
boleh kurang dari itu. Jadi YM. Rasulullah saw
menghendaki bahwa hal ini jelas bagi para sahabatnya
bahwa dengan membaca begitu saja Alquran tidaklah
cukup; karena ada yang bisa membacanya sedemikian
cepat sehingga dalam waktu 10 atau 11 jam dapat
menyelesaikan seluruh Alquran, tetapi sama sekali
tidak mengerti isinya. Saya sudah katakan, bahwa ada
orang-orang yang mengimami Tarawih, orang yang hafidz
Quran yang membacanya sedemikian rupa sehingga tidak
ada yang dapat mengerti apa yang diucapkannya.
Barangkali di Jama’at kita hampir tidak ada yang
demikian itu; namun orang-orang yang non-Ahmadi, di
mesjid mereka dalam 20 – 30 menit bisa menyelesaikan 1
juz itu dalam 20 rakaat sembahyang, saya heran, apakah
mereka dapat mengertikannya dalam waktu yang sesingkat
itu.

Ada kemampuan pada tiap orang masing-masing dan cara
mereka membaca Alquran; ada yang dapat membacanya
dengan cepat dengan kata-kata yang jelas serta
ekspresi yang jelas, dan ada yang membacanya dengan
lambat-lambat. Tetapi kita diberitahukan bahwa kita
harus membaca Alquran ini dan menilawatkannya dalam
cara yang sedemikian rupa sehingga bisa dimengerti. Di
dalam Alquran, Allah Taala berfirman di dalam surah
Al-Muzzammil (73:5):

Wa rattilil Qur-aana tartiilaa
…...dan bacalah Alquran dengan pembacaan yang
sungguh-sungguh (yaitu secara perlahan-lahan dan
dengan penuh perasaan dalam hati).

Bahwa kalian harus membaca Alquran itu dengan secara
jelas. Orang yang akan mengimami sembahyang tarawih
dan dalam tempo 20-30 menit itu harus menyelesaikan
satu juz Alquran, maka bagaimana ia bisa mengerti dan
bagaimana ia bisa membuatnya jelas kepada makmum. Satu
kali saya pergi dengan seseorang dan di pagi hari
setelah selesai tilawat kemudian ada orang yang
mengatakan kepada saya bahwa ia tidak mengharapkan
yang demikian dari Tuan. Saya berpikir mungkin saya
berbuat kesalahan, tetapi ia mengatakan bahwa waktu
membaca Alquran, Tuan itu membacanya dengan lambat
sekali, barangkali Tuan tidak bisa membaca dengan
baik? Saya katakan kepadanya inilah kebiasaan saya,
setiap orang memiliki cara sendiri dalam membaca
Alquran; pada saat itu saya tidak memiliki rujukan
haditsnya, serta ayat ini pun tidak terjejak pada saat
itu. Tetapi saya katakan kepadanya bahwa saya dapat
membacanya dengan sangat cepat dan saya berani
bertanding; tetapi saya membacanya adalah sesuai
dengan cara yang saya nikmati.

Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa ada
orang-orang yang ingin memperlihatkan kemahiran
keulamaan mereka dengan berusaha membacanya dengan
sangat cepat, padahal Allah Taala dan Rasul-Nya
mengatakan bahwa kalian harus membacanya sedemikian
rupa bahwa kamu dapat mengerti isinya dan itulah cara
terbaik dalam melakukannya. Sebagaimana yang telah
saya katakan bahwa setiap orang memiliki kemampuan
masing-masing yang berbeda, dalam kecepatan membaca
dan kecepatan dalam menangkap artinya. Sesuai dengan
itu, maka Alquran harus dibaca dengan dimengerti
artinya. Ini juga sesuai dengan yang dikatakan dalam
Alquran. Jika kalian sudah tahu akan artinya, tetapi
lebih baik jika membaca Alquran ini dengan
lambat-lambat, mengerti artinya, sehingga kalian dapat
mencerahkan pikiran kalian dengan ajaran yang ada di
dalam Alquran ini.

Jika kalian sudah mengerti bahwa kalian sudah memiliki
seberapa ilmu dan pengertian akan Alquran, maka
standard ini tidak selamanya tetap demikian. Oleh
karena itu, sesuai dengan kemampuan seseorang orang
harus melakukannya, dan ada perintah yang jelas di
dalam Alquran bahwa adalah sangat penting bagi kalian
untuk bertindak dan berperilaku sesudah memiliki
pengertiannya. Nasihat ini hanya akan bermanfaat
bilamana kalian mau mendengar dan memperhatikan
nasihat itu dan kemudian bekerja sesuai dengan nasihat
itu. Satu arti dari kata tilawat itu adalah untuk
mengikutinya. Allah Taala berfirman di dalam KS.
Alquran bahwa Aku sudah menurunkan Alquran ini dan Aku
telah menurunkannya untuk kalian, dan untuk siapa saja
yang ingin meningkatkan tingkat pengertiannya dan
keimanannya. Maka untuk dapat meraih tingkatan yang
lebih tinggi ini peraturan dan ketentuan serta
azas-azasnya sudah dibuat dengan jelasnya bagi semua
orang-orang yang memiliki kemampuan berbeda.

Sebagaimana yang telah saya katakan semua tingkatan
ini adalah untuk orang-orang berbeda dan ada satu
nasihat bagi semua orang-orang, ada nasihat untuk
masing-masing orang sesuai dengan kemampuan yang ia
miliki. Allah Taala berfirman di dalam surah Al-Qamar
(54:18):

Wa la qad yassarnal Qur-aana lidz-dzikri fa hal
mim-muddakir
Dan sesungguhnya kami telah memudahkan Alquran ini
untuk diingat, maka adakah orang yang mau mengambil
pelajaran?

Dan memang sesungguhnya untuk memberikan nasihat ini,
Kami telah membuat Alquran itu begitu mudahnya bagi
setiap orang. Apakah ada orang-orang yang perduli
untuk mengambil nasihat ini?
Oleh karena itu, terserah kepada kita berapa banyak
akan kita pakai atau ambil nasihat ini kepada kita dan
bekerja sesuai dengan itu serta mengambil manfaat dari
nasihat ini. Oleh karena itu, inilah tugas pada
tiap-tiap Ahmadi selama bulan Ramadhan ini, untuk
membaca Kitab Suci Alquran, yang penuh dengan
kebijaksanaan, dan kita harus berusaha untuk hidup
sesuai dengan ajaran Alquran. Kita harus bekerja
sesuai dengan itu dan setiap instruksi yang diberikan
kepada kita, kita diharapkan untuk bekerja sesuai
dengan itu. Apapun yang diharamkan oleh Allah Taala
kita harus menghindarinya. Kita tidak boleh termasuk
orang-orang yang Alquran berfirman:
Wa qaalar Rasuulu yaa rabbi inna qaumit takhadzuu
haadzal qur-aan mahjuuraa
Dan berkata Rasul Allah itu: “Ya Tuhan-ku,
sesungguhnya kaumku telah menjadikan Alquran ini
sebagai barang yang sudah ditinggalkan”. (Surah
Al-Furqan 25:31).

Rasul itu bersabda bahwa umatku telah meninggalkan
Alquran itu. Jadi waktu ini adalah persis sama dengan
waktu itu, yang dikatakan di sini bahwa, dengan
banyaknya kepentingan dan urusan lain, banyaknya
atraksi hiburan bagi orang-orang, dan banyak buku-buku
lainnya juga, yang orang ingin membacanya, ada hiburan
internet di sana sini, kadang-kadang orang-orang duduk
semalamam penuh di hadapan hiburan artikulasi ini.
Banyak terdapat di sana pemikiran-pemikiran dan
falsafah, yang biasanya membawa orang-orang menjadi
jauh dari agama; orang-orang Muslimin juga, dan bahkan
seluruh masyarakat Muslimin ada dalam cengkeraman ini.
Dengan mengabaikan ajaran Alquran dan dengan mengikuti
hal yang banyak di luaran itu, maka inilah masanya
dari Hadhrat Masih Mau’ud, Nabi Isa yang Dijanjikan
a.s., inilah zamannya di mana KS. Alquran mengatakan
bahwa orang-orang (Muslimin) sudah mengabaikan ajaran
Alquran.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang telah memperkenalkan
ajaran KS. Alquran kembali, ajaran yang telah
ditinggalkan oleh orang-orang itu, dan inilah misinya
dan beliau telah melaksanakan misi ini. Maka sekarang
ini itulah tanggung-jawab kita, tanggung-jawab bagi
setiap Ahmadi. Ini adalah tanggung-jawab tiap Ahmadi
hari ini, bahwa bukan saja kita harus bekerja dan
berperilaku sebagaimana ajaran Alquran, tetapi juga
harus bertabligh dan menyampaikannya kepada
orang-orang lainnya; kita harus terus mendukung dan
mengembangkan misi dari Masih Mau’ud a.s. ini.

Jangan sampai ada seorang Ahmadi pun yang memiliki
sikap seperti dalam ayat yang diterangkan di atas.
Kata-kata dari Hadhrat Masih Mau’ud as. yang harus
selalu ada di dalam pikiran kita ialah orang-orang
yang menghormati KS. Alquran maka mereka pun akan
mendapatkan kehormatan di Langit. Kita harus
merenungkan dan meresapkan setiap huruf di dalam
Alquran; kehormatan itu akan diberikan jika kita
benar-benar bekerja sesuai dengan ajaran itu. Jika
kita mengerjakannya sesuai dengan itu, maka KS Alquran
akan mengeluarkan kita dari tiap kegelisahan dan akan
menjadi payung bagi kita semua, sebagaimana Allah
Taala berfirman:
Wa nunazzilu minal qur-aani maa huwaa syifaa’uw wa
rahmatul lil mu’miniina
Wa laa yaziiduzh-dzaalimiina illaa khasaaraa
Dan Kami turunkan (sedikit demi sedikit) Alquran itu
yang merupakan sebagai penyembuh dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman;
Tetapi tidaklah itu menambah kepada orang-orang
zalim/aniaya melainkan kerugian.
(Surah Bani Israil 17:83)

Ini berarti bahwa Kami akan menurunkan Alquran yang
merupakan sumber penyembuh dan dapat meningkatkan
keimanan orang Muslimin sedangkan orang yang ingkar
akan berada dalam kerugian. Oleh karena itu, ini
adalah tanggung-jawab kita bahwa dalam menilawatkan
Alquran itu, kita harus selalu ingat di dalam pikiran
kita semua apa yang dikatakan sebagai “does” atau yang
harus dikerjakan dan apa yang dikatakan “don’t”, atau
yang tidak boleh dikerjakan, dari Alquran serta kita
harus berbuat sesuai ajaran dari Kitab Suci Alquran
itu. Kita harus membuat Alquran ini sebagai bagian
dari kehidupan kita, dan hanyalah dengan berbuat
begitu, kita akan dapat memperoleh pengobatan
spiritual dan pengobatan pisik, yang sudah dijanjikan
di dalam Alquran. Mereka yang tidak mengamalkan ajaran
Alquran, maka mereka akan menjadi orang yang merugi.

Sebagaimana yang dikatakan Alquran, mata mereka
sebenarnya buta, karena Alquran tidak memberikan
manfaat sama sekali. Ada banyak buku ditulis yang
menentang Islam, oleh non-Muslim, seperti Keristen,
tetapi kadang-kadang mereka menulis yang sangat baik
tentang karakter mulia dari Hadhrat Rasulullah saw.
Salah seorang penulis itu adalah Karen Armstrong; ia
menulis di dalam bukunya bahwa tak ada satu pun di
dalam Alquran yang bisa dipakai sebagai azas untuk
bermasyarakat. Buku ini katanya, hanya merupakan
senjata, untuk menekan setiap pemikiran yang menentang
kepercayaan mereka. Mereka menulisnya itu dengan
pikiran yang sempit, yang pendek.

Alquran berbicara tentang orang-orang yang seperti
itu, yang tidak akan dibimbing ke jalan yang benar,
jalan yang lurus, tetapi Alquran ini akan memberikan
bimbingan kepada orang-orang yang memiliki unsur
kesalehan di dalam hatinya, atau mereka yang sudah
memiliki kecenderungan kepada jalan yang lurus. Setiap
orang memiliki standard kesalehan masing-masing,
apakah ia itu seorang Muslim atau pun bukan Muslim.
Ini juga merupakan bentuk dari takwa bahwa mereka
harus berusaha melihatnya dengan benar. Jadi KS.
Alquran adalah merupakan sumber petunjuk bagi
orang-orang yang berpikiran suci, orang-orang yang
bertakwa. Tetapi bagi mereka yang melihatnya dengan
mata yang “bias”, yang berhati purbasangka, dan
pikiran yang sudah kena pengaruh, maka Allah Taala
berfirman bahwa Alquran ini tidak dapat memberikan
sesuatu bimbingan kepada orang-orang tersebut. Kepada
orang yang sudah berprasangka ini, yang termasuk di
sini adalah orang-orang yang menentang, Allah Taala
sudah berfirman bahwa ada total loss bagi mereka, yang
merupakan orang terbanyak, sebagaimana Allah
berfirman:

Wa laa yaziiduzh-dzaalimiina illaa khasaaraa
Dan tidaklah hal itu menambah bagi mereka kecuali
kerugian
Alquran tidak meningkatkan mereka kecuali dalam
keadaan merugi.

Jadi sekarang adalah tugas dan kewajiban dari
orang-orang Ahmadi bahwa di zaman ini mereka harus
menilawatkan Alquran dan juga harus bekerja, bertindak
dan berperilaku sesuai ajaran dari Alquran dan mereka
harus membuat Alquran ini sebagai bahagian dari
hidupnya. Jadi dengan pekerjaan ini yang dilakukan
oleh tiap Ahmadi, maka semua penentang-penentang itu
akan dibuat tidak bisa berbicara lagi.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa jika kalian
merenungkan ajaran Alquran, segalanya ada di sana;
Alquran memberikan secara terinci apa-apa yang baik
dan apa-apa yang buruk, Alquran memberitahukan akan
apa yang akan datang. Kalian mengerti hal itu
sepenuhnya, bahwa semuanya itu disajikan dengan cara
yang sedemikian rupa sehingga tidak ada yang bisa
menyanggahnya, karena buah dan berkat dari Kitab Suci
Alquran adalah segar dan baru. Perkara-perkara ini
tidak ditemukan di dalam Kitab Agama lainnya seperti
Bijbel. Ajaran ini di dalam Kitab lainnya barangkali
hanya dalam tahap yang sesuai dengan kondisi ketika
diturunkannya wahyu waktu itu, tetapi bukan untuk
segala waktu. Di sinilah terletak kehormatan dan
kemuliaannya Alquran bahwa Allah Taala telah berbicara
mengenai pengobatan untuk setiap dan semua penyakit,
dan semuanya diterangkan secara jelas oleh Allah
Taala. Oleh karena itu, kalian harus terus membaca dan
menilawatkan Alquran, dan agar menjalani hidup kalian
sesuai dengan ajaran dari KS. Alquran.

Sekarang saya akan menyampaikan hadits-hadits dari YM.
Rasulullah saw., di mana beliau saw. menerangkan
tentang berkat-berkat dari membaca Alquran ini.
Hadhrat Ibnu Mas’ud r.a. menyampaikan bahwa YM.
Rasulullah saw. bersabda bahwa barang siapa yang
membaca satu hurup dari KS. Alquran maka ia akan
mendapatkan satu khasanah kebaikan dan satu khasanah
adalah 10 kali lipat pahalanya; bukanlah berarti bahwa
kata alif laam miim itu adalah satu kata, tetapi alif
adalah satu kata, laam satu kata dan miim satu kata.

Dari riwayat lainnya Hadhrat Aisyah Siddiqa r.a.
menyampaikan bahwa YM. Rasulullah saw. bersabda bahwa
seseorang yang membaca KS. Alquran, menilawatkannya,
dan ia menyukainya serta cinta untuk melakukannya maka
ia berada di antara orang-orang yang taat dan yang
mulia.
Hadhrat Abu Hurairah r.a. menyampaikan bahwa seseorang
yang membaca 10 ayat Alquran dalam satu malam, ia
tidak akan termasuk golongan orang-orang yang lalai
yang tidak menaruh perhatian.
Riwayat lainnya mengatakan bahwa seseorang yang
membaca 50 ayat KS. Alquran dalam satu hari, maka ia
akan dihitung sebagai orang yang sudah menghafal
(hafidz) Alquran.

Mengenai status dari orang-orang yang hafal Alquran di
luar kepala (hafidz), hadits yang diriwayatkan oleh
Hadhrat Sayeed Kudri menyampaikan kepada kita bahwa
YM. Rasulullah saw. bersabda Hafidz Alquran ketika
akan masuk ke dalam syurga diminta untuk terus dan
membaca tartil Alquran untuk mencapai kedudukan yang
lebih tinggi, dan terus diminta membaca lagi agar
meraih kedudukan yang lebih tinggi lagi di syurga.
Jadi, jika kalian seperti itu, bahwa karena sebagai
hasil dibacanya setiap ayat Alquran itu dijanjikan
akan mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi di
syurga, maka ia akan terus mencapai tingkatan yang
lebih tinggi lagi seterusnya di syurga.

Berkenaan dengan pembacaan Alquran di rumah-rumah yang
secara regular, YM. Rasulullah saw. bersabda bahwa di
rumah kalian di mana Alquran dibaca secara ekstensif
maka berkat-berkatnya akan bertambah luas, sedangkan
di rumah dimana Alquran tidak dibaca, maka berkatnya
akan berkurang, keburukan akan meningkat di rumah
tersebut, serta rumah tersebut akan menjadi sempit
bagi orang-orang yang tinggal di sana.
Oleh karena itu, kita harus berusaha mendapatkan
berkat-berkat dari Allah Taala ini dengan membaca KS.
Alquran. Mereka harus terus menerus mengerjakannya dan
sebagai hasil dari berkat ini, bukan saja dengan
berkat ini mereka akan dapat memperbaiki kehidupannya,
kehidupan di sini dan kehidupan di akhirat, tetapi
juga akan menambah kekuatannya dalam menghadapi
serangan dari syaitan. Tetapi haruslah diingat bahwa
berkat-berkat ini hanyalah akan diperoleh pada saat,
bilamana kalian memperoleh pengertian akan apa yang
kalian baca dan beramal terhadap apa yang kalian
pelajari dari Alquran. Sebab kalau tidak begitu maka
kalian adalah seperti orang yang buta, sebagaimana
yang saya sudah katakan sebelumnya.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. juga bersabda bahwa agar
memperoleh berkat ini, kalian harus membaca Alquran,
dan kalian harus berdo’a kepada Allah serta perilaku
kalian harus menjadi hamba atau budaknya dari ajaran
Alquran itu. Bagaimana cara membaca dan
menilawatkannya, Hadhrat Barabe Naseem menyampaikan
bahwa YM. Rasulullah saw. bersabda bahwa kalian akan
menambah keindahan KS. Alquran dengan suara melody
kalian yang merdu.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda, bahwa initisari
yang hakiki dari ibadah shalat adalah pembacaan KS.
Alquran. Jika kalian membaca huruf dan kata-kata yang
diberkati ini, maka hal itu akan menciptakan pancuran
kecintaan di dalam hati kalian, dan di sana akan
timbul kehangatan di dalam hati kalian, dengan
hangatnya cinta dari Tuhan. Jadi jika kalian
menyatakan memiliki cintanya Tuhan Allah Taala, maka
kalian harus berusaha untuk menambah besar kecintaan
ini. Agar bisa begitu, maka kalian harus membaca
Alquran dengan pengertian yang penuh dan juga harus
beramal sesuai dengan ajarannya; perkara ini adalah
sangat penting.
Atas pertanyaan seseorang, Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
bersabda bahwa KS. Alquran harus dibaca dengan
merenungkan dan meresapkan isinya, memikirkannya dalam
hati dan merefleksikan isinya.

Dalam hadits YM. Rasulullah saw. bersabda bahwa ada
banyak orang-orang, demikian banyak orang-orang yang
membaca Alquran, tetapi Alquran memberikan kutukan
kepada orang-orang ini. Itulah mereka yang membaca
Alquran tetapi tidak beramal sesuai dengan ajaran
Alquran. Jadi bilamana dalam ayat Alquran disebutkan
tentang rahmat dan belas kasihan Tuhan, maka kalian
harus mencari berkatnya; sedangkan jika disebutkan
tentang hukuman dari Tuhan maka kalian harus mencari
perlindungan terhadap kutukan dari Allah dan agar
terhindar dari hukuman-Nya. Maka orang-orang itu harus
membaca Alquran dengan pemikiran yang baik dan harus
beramal atau bertindak yang sesuai. Begitulah cara
pembacaan dan tilawat Alquran yang baik.

Dalam satu hadits, Hadhrat Abu Amama Bahli
menyampaikan bahwa saya mendengar YM. Rasulullah saw.
bersabda bahwa jika kamu membaca KS. Alquran maka
Alquran ini akan menjadi perantara bagi kamu di Hari
Kiamat nanti. Surah Al-Baqarah dan surah Al-Fatihah
ini harus seperti bunga mawar yang indah jika kalian
membacanya, dan ini pun akan disajikan pada Hari
Kiamat nanti. Ini tergantung pada orang-orang yang
membaca ayat-ayat ini dan ayat-ayat ini akan
memberikan bukti yang akan mendukungnya. Lebih dari
itu, dikatakan bahwa jika kamu membaca Surah
Al-Baqarah dan bertindak sesuai dengannya, maka hal
itu adalah bermanfaat bagi kamu dan tak ada orang yang
bisa menolaknya serta tak ada yang bisa
menghalanginya. Jadi, perkara yang ada di dalam surah
Al-Baqarah itu harus di mengerti dengan semestinya dan
bertindak sesuai dengan itu, nanti kamu akan sangat
banyak mengerti dari sana. Tetapi jangan ada yang
berpikiran bahwa pembacaan surah-surah lain berikutnya
itu tidak esensial, hanya dua buah surah inilah yang
harus dibaca, tetapi kenyataannya ialah tergantung
pada hal yang tersebut dalam 2 surah ini dan yang
penting adalah mengamalkannya, seperti yang sudah
dikatakan sebelumnya. Juga berusaha untuk
menghafalkannya dan membaca bagian-bagian dari kedua
surah ini terutama dalam shalat-shalat nawafil kalian.
Disampaikan dalam sebuah hadits bahwa seorang sahabat
bangun di tengah malam dan melihat bahwa YM.
Rasulullah saw. sedang melakukan shalat nawafil, maka
ia pun ikut di belakangnya. Setelah beberapa lama ia
merasa sangat lelah; YM. Rasulullah saw. membaca surah
Al-Baqarah seluruhnya dan pada raka’at kedua
barangkali beliau membaca surah Ali-Imraan. Betapa
style pembacaan Alqurannya Rasulullah saw., sehingga
ia merasa lelah, karena yang meriwayatkannya
mengatakan bahwa pembacaan Alquran, tilawatnya, YM.
Rasulullah saw. itu mengucapkannya dengan perasaan
yang khusus mengenai surah Al-Baqarah ini, di mana
beliau pernah bersabda bahwa surah ini adalah
puncaknya dari Alquran. Berbagai subyek dibicarakan di
dalam surah Al-Baqarah ini, mulai dari Hadhrat Adam
a.s. sampai pada Nabi Muhammad saw., berbagai
nabi-nabi disebutkan, perihal ibadah disebutkan,
shalat disebutkan, tentang puasa disebutkan, dan
berbagai perintah ada di sana. Hadhrat Ibrahim a.s.,
Hadhrat Ismail a.s., shalat-shalat beliau juga
disebutkan. Demikian juga do’a-do’a lainnya diajarkan
dalam surah ini.
Dalam surah Ali-Imraan disebutkan juga subyek lainnya,
mengenai Hadhrat Isa a.s., mengenai peperangan
Rasulullah saw., perang Badar dan juga berbagai perang
mempertahankan diri, juga ribuan ilmu ada disebutkan
di dalam surah ini.

Menurut riwayat lainnya, dikatakan tentang
keistimewaan dari membaca dan menghafal Alquran.
Hadhrat Aisyah Siddica r.a. mengatakan bahwa YM.
Rasulullah saw. bersabda bahwa, membaca KS. Alquran di
dalam shalat adalah sangat istimewa, bahwa pembacaan
di dalam shalat mendapatkan pahala yang besar dan amat
bermanfaat daripada dengan membacanya di mana saja.
Membaca Alquran adalah lebih utama daripada tasbih dan
takbir, tasbih mengagungkan Allah lebih utama daripada
memberikan sedekah. Sedekah adalah lebih utama
daripada puasa. Puasa adalah sebagai perisai untuk
mendapatkan perlindungan dari api hukuman
(Hr.Baihaki-Syu’abul Iman). Pembacaan ayat-ayat di
dalam shalat dilakukan dengan perasaan dan mood yang
khusus, oleh karena itulah saat itu pembacaan Alquran
ini adalah merupakan berkat yang besar.

Di mana Allah Taala memperingatkan kita terhadap
sesuatu, atau Dia menyebutkan hal ini, maka orang
harus mengucapkan istighfar pada saat itu. Sehingga
orang akan benar-benar mengerti bahwa saya ini sedang
berdiri di hadapan Allah. Berkenaan dengan shalat ini,
Allah Taala berfirman bahwa kita harus melakukannya
seolah-olah kita sedang berdiri di hadapan Allah. Jadi
pembacaan Alquran selama dalam shalat itu mendapatkan
manfaat dan ganjaran yang besar. Manfaat lainnya ialah
bahwa kalian diingatkan akan kewajiban untuk menghafal
lebih banyak dan lebih banyak lagi ayat-ayat Alquran,
yang penuh dengan berkat-berkat. Secara umum, membaca
Alquran adalah banyak lebih bagus daripada
pekerjaan-pekerjaan bagus yang lainnya.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa KS. Alquran
adalah Kitab yang asli, Kitab yang suci, yang
diturunkan ketika dunia sedang dipenuhi dengan begitu
banyak kejahatan dan permasalahan, dan begitu banyak
hal-hal yang tidak benar di sana. Perilaku buruk atau
misconduct sudah meraja-lela pada waktu itu. Berkenaan
dengan keadaan ini Allah Taala menyampaikannya dalam
kata-kata:

Zhaharal fasaadu fil barri wal bahri
Kerusakan telah meluas di daratan dan di lautan,
disebabkan perbuatan tangan manusia
(Surah Ar-Ruum 30:42)

Bahwa semua orang-orang, baik orang-orang pengikut
Alkitab atau umat lainnya, mereka semuanya sama sekali
berada di dalam lingkungan kejahatan. Pada saat itu,
untuk membuktikan kesalahan dari
kepercayaan-kepercayaan yang ada, maka Allah Taala
menurunkan Buku yang istimewa ini, Kitab Suci Alquran
sebagai petunjuk bagi kita, yang memberikan bukti
kesalahan agama-agama yang ada terutama dengan surah
Al-Fatihah; Allah Taala menyebutkan semua
kesalahan-kesalahan dari kepercayaan tersebut di dalam
Al-Fatihah. Dia berfirman dalam satu instruksi penting
untuk kalian yaitu bahwa kalian jangan sama sekali
mengabaikan atau meninggalkan Alquran. Alquran ini
adalah sumber dari kehidupan kalian, barang siapa yang
memuliakan Alquran, ia akan dimuliakan di Langit. Bagi
orang-orang di atas bumi ini tidak ada kitab lainnya
kecuali Alquran ini. Bagi seluruh umat di bumi tidak
ada nabi atau perantara/ intercessor lainnya kecuali
Nabi Muhammad, Rasulullah saw. Beliau saw. bersabda,
saya beritahukan kepada kalian secara jujur, bahwa
jika kalian tidak berpaling dari Alquran, dari
arti-artinya, atau dari kata-katanya, maka Allah Taala
akan membuat perbedaan antara orang-orang yang
dibimbing oleh Allah terhadap orang lainnya. Keimanan
sepenuhnya kepada Allah ditimbulkan dari KS. Alquran,
dan kalian dapat menjadi saksi, betapa hebat,
ke-Muliaan dan ke-Agungan Allah Taala. Do’a-do’anya
akan diterima dan ia akan diberikan kemampuan
spiritual yang sedemikian rupa tinggi, bahwa ia mampu
melihat kehebatan Allah Taala, di mana orang-orang
lainnya tidak bisa melihatnya. Ia bisa mendengar dan
ia bisa melihat pada hal-hal, yang tidak terlihat oleh
orang lainnya.

Maka, agar supaya do’a-do’a kita dapat dikabulkan,
adalah sangat perlu bagi kita untuk membaca KS.
Alquran. Sekarang, 17 hari sudah berlalu, semoga Allah
Taala memberikan kemampuan kepada kita bahwa di dalam
beberapa hari sisa bulan Ramadhan ini kita bisa
mendapatkan berkat-berkat dari Alquran lebih banyak
lagi dari yang sebelumnya; kita harus membacanya, kita
harus menilawatkannya dan kita harus bekerja sesuai
dengan ajaran di dalamnya. Ini hanya dimungkinkan jika
kita menganalisa diri kita sendiri dalam setiap hari.
Kita harus melihat berapa banyak manfaat yang telah
diperoleh dari Alquran, kita juga harus selalu ingat
bahwa sampai hari terakhir dari bulan Ramadhan ini,
apa pun yang telah kita dapat peroleh dari Alquran
dalam berkat-berkatnya, maka kita harus berusaha untuk
menggunakannya dalam bagian dari kehidupan kita.
Praktek membaca Alquran ini, tilawat selama Ramadhan
harus terus dilanjutkan setelahnya bulan Ramadhan
berakhir. Kita harus berusaha untuk bisa mengerti dan
mengamalkannya dalam hari-hari biasa setelahnya bulan
Ramadhan. Kita harus memasang mata pada rumah kita dan
mengawasi bahwa isteri dan anak-anak juga membaca
Alquran, serta beramal sesuai ajaran Alquran.

Semoga Allah Taala memberikan kemampuan kepada kita
semua untuk mengerjakannya sehingga kita termasuk
orang-orang yang menerima berkat-berkat dari KS.
Alquran dan bisa terus meningkatkan derajat keimanan
dan spiritual kita. Aamiin.[]

No comments: