Friday, November 11, 2005

Jadi Kenapa Kita Harus Mengkafirkan Orang Lain?

From: "Singgih Sujiatmoko"
Date: Thu, 10 Nov 2005 15:34:14 +0700
Subject: RE: ~JIL~ Yang Mana Islam

Salamu'alaikum,
Saya setuju dengan mas Arifin, ketika kita berhubungan dengan Allah maka
hanya kita dan Allah yang tahu, dan kita harus menjaga hubungan baik ini
dengan Allah Yang Maha Agung (hablun minaallah). Dan ketika kita berhubugan
dengan manusia maka maka kita harus menjaga hubungan baik dengan manusia
lainnya ini , yang juga diciptakan oleh Allah (hablun minaannas). Dan sudah
merupakan ketetapan Allah bahwa mereka seperti adanya saat ini.

Yang berhak menentukan kafir atau sesat tidaknya seseorang adalah Allah,
bukan manusia karena pada dasarnya semua telah ditetapkan dalam kitab Lauhi
Mahfuzi sebelum diciptakannya alam semesta raya ini.

Dan 'Lana 'amalana wa lukum 'amalukum' berlaku untuk perselisihan sesama
muslim sedangkan 'Lakum dinnukum walyadin' juga berlaku untuk perselisihan
muslim dengan non-muslim. Jadi kenapa kita harus mengkafirkan orang lain
...?

'Agama/keyakinan bukan paksaan dan tidak disebarkan dengan pedang/senjata
pembunuh dan tumpahan darah'

Wassalamu'alaikum
Singgih

-----Original Message-----
From: Arifin Abubakar
Sent: Tuesday, November 01, 2005 7:51 AM
Subject: Re: ~JIL~ Yang Mana Islam

Apakah memang ada manfaatnya saling mengkafirkan untuk kemanusiaan ?
Kalaulah istilah "kafir" itu kebalikan dari istilah "iman", maka sebaiknya
penggunaannya haruslah dibatasai untuk dimensi yang "vertikal" saja.
Cukuplah kita dalam bilik virtual kita masing-masing mempertanyakan hal-hal
itu. Tapi begitu kita keluar dari bilik virtual kita, bilik private kita,
ruang pribadi kita, dan masuk ke ruang publik, maka sikap dan bahasa kita
pun seharusnya disesuaikan. Tidak bisa lagi kita mengambil sikap
kafir-mengkafirkan. Karena di ruang publik kewajiban kita sama : mengelola
bumi Tuhan untuk kemanusiaan dalam suasana kasih-mengasihi, apa pun agama
orang-orang dalam lingkungan tempat kita berkiprah.

Salam,
Arifin

No comments: