Monday, November 21, 2005

GOF Observer - Review

From: "Leo Cahyadi"
Date: Mon Nov 21, 2005 3:06 pm
Subject: GOF Observer - Review



Salah satu hal yang g notice di GOF yang disutradarai Mike Newell ini adalah
'feeling' karena perbedaan karakter antara buku dan filmnya.

----------------------------------------------

ALBUS DUMBLEDORE, Kepala Sekolah Hogwarts, Ketua dari Wizengamot-Dewan
Penyihir, Ketua dari Konfederasi Sihir Internasional,
Penasehat-Tidak-Resmi-Kementrian di masa jabatan Mentri Sihir Cornelius
Fudge. Penyihir tua bijaksana yang berkepala dingin, tenang-tidak emosional,
kadang agak kocak, sangat cerdas, dengan kebaikan yang terpancar, tulus,
berkarisma, dan siapapun akan menemukan rasa tenang dan rasa aman berada di
dekat dia. Dumbledore juga adalah penyihir tua berkemampuan sihir
menakjubkan, yang bahkan dengan kemampuannya yang tinggi, Pangeran Kegelapan
Voldemort hanya bisa merasakan kegentaran bila berhadapan dengan mantan Guru
Transfigurasinya ini.

Feeling ini tampaknya tidak akan (atau sedikit sekali) bisa kita 'rasakan'
di film. Dumbledore tampak agak emosional dan hampir-selalu-tampil-cemas.
Padahal di film sebelumnya Dumbledore selalu tampak lebih tenang dan lebih
berkarisma: baik Dumbledore-Harris maupun Gambon.

Dalam Scene Pengumuman Turnamen Triwizard, Dumbledore tampak keras dan marah
sewaktu menenangkan para siswa yang protes dengan pembatasan usia tahun
untuk Turnamen (dengan meneriakkan "SILENCE!"). Di buku, untuk menenangkan
para siswa, Dumbledore dengan wibawa, cukup 'sedikit mengeraskan suaranya'
sambil berpidato (HP4 Piala Api h231).

Dalam Scene Pemilihan Para Juara oleh Piala Api, setelah Potter terpilih,
Dumbledore tampak emosi sekali. Di ruangan tempat para Juara dikumpulkan
untuk pertama kalinya, Dumbledore dengan terburu-buru di hadapan para
peserta, menghampiri sambil mencengkeram Potter mempertanyakan apakah Potter
memasukkan namanya. Di buku, Dumbledore menanyai Potter dengan tenang (HP4PA
h335).

----------------------------------------------

BARTEMIUS CROUCH alias BARTY CROUCH, Kepala Departemen Kerjasama Sihir
Internasional, (sebelumnya) di Kementrian Sihir mengepalai perlawanan
terhadap penyihir hitam/death eaters--dan karenanya menjadi calon kuat
Menteri Sihir sebelum tersandung oleh kasus Crouch Junior yang ternyata
adalah anak buah Voldermort yang setia. Seorang yang sangat kokoh-keras dan
sangat patuh terhadap peraturan.

Dengan embel-embel sebagai orang yang keras, tampaknya di film ia diberi
peranan yang 'lebih lemah'. Crouch tampak 'agak gelisah' menghadapi
siswa-siswa (notabene berumur di bawah 20 tahun semua) yang protes akan
pengumuman pembatasan usia; dan 'terpaksa' ditolong oleh Dumbledore.

(Adegan ini cuma ada di film, karena di buku, pengumuman itu disampaikan
waktu awal tahun ajaran oleh Kepala Sekolah)

Bahkan ia tampak takut menghadapi Alastor Moody yang dahulu adalah sesama
anggota Kementrian Sihir; dan seharusnya dahulu Moody merupakan bawahan
Crouch semasa perlawanan terhadap Voldemort.

Kematiannya di film pun tidak terlalu jelas. Tahu-tahu ditemukan Potter
sudah terkapar mati di Hutan Terlarang.

----------------------------------------------

Yang juga sudah pasti terasa beda dari awal kisah adalah kemunculan Barty
Crouch Junior bersama-sama Voldemort dan Wormtail di rumah Riddle. Ada link
terputus antara Crouch Jr yang ditangkap dan dipenjara di Azkaban dengan
Crouch Jr di Rumah Riddle. Kapan dan bagaimana dia bisa kabur dan bagaimana
bisa bertemu kembali dengan Voldemort tidak akan pernah diketahui oleh
Non-Pembaca ("atau malah-tidak-disadari oleh Non-Pembaca??") (^_^);

----------------------------------------------

Piala Dunia Quidditch yang gegap gempita tampaknya diadakan di daerah Padang
Rumput saja dan tidak terhalang dari pandangan para Muggle. Camp-perkemahan
digambarkan dengan lebih sederhana dan sangat luas arealnya. Tapi stadion
World Cup-nya ditampilkan dengan sangat luar biasa. Sangat(-sangat) jauh
melebihi yang ada di Hogwarts.

Bagaimana pun, cerita Piala Dunia ini betul-betul jauh dari harapan: soalnya
di buku, cerita mengenai Quidditch World Cup memakan hampir sepersepuluh
buku! Pertandingannya sama sekali tidak ditampilkan dan berlalu begitu saja
tanpa ada gegap gempita kemenangan dari suporter Irlandia yang sebegitu
banyaknya. Yang ada hanya gambaran kesenangan di kemah keluarga Weasley dan
sedikit dialog yang menceritakan kemenangan Irlandia.

Serangan Death Eaters ditampilkan menghebohkan, dan Harry Potter jatuh
pingsan di tengah-tengah kerumunan (untuk tidak terinjak-injak :)).
MORSMORDRE ditampilkan setelah serangan berakhir, sementara di buku Mantera
itu justru malah 'mengakhiri' serangan Death Eaters.

----------------------------------------------

Alur waktu (time-line) di film juga betul-betul dimampatkan (dapat dimaklumi
mengingat terbatasnya waktu putar) sehingga begitu banyak adegan berikutnya
dipotong-potong. Cerita pidato awal tahun ajaran disatukan dengan kedatangan
para utusan dari sekolah-sekolah lain. Pidato pengumuman turnamen pun dibagi
dua antara Dumbledore dan Crouch.

Kemunculan (dan kepergian-pada akhir film) kereta Beauxbatons digambarkan
menyeberangi danau, sementara di buku menyeberangi hutan. Kereta Akademi
Beauxbatons kelihatannya tidak sebesar yang terbayangkan dan Madame Maxine
betul-betul jangkung dan besar. Tingginya bahkan melebihi Hagrid (sementara
di buku tingginya sama persis).

Kedatangan tim dari Institut Durmstrang digambarkan dengan keren. Melalui
kapal yang muncul dari dalam air danau, tapi air danaunya tampak tenang
sekali dengan kemunculan kapal sebesar itu. Tulisan Rowling melebihi itu dan
menggambarkan pusaran air sebelum munculnya kapal Durmstrang.

----------------------------------------------

Selain itu, di film juga seakan-akan tidak ada pelajaran sama sekali (minim)
sepanjang tahun dan sangat fokus dengan Turnamen Triwizard dan Kemunculan
Kembali Voldemort.

----------------------------------------------

Pertemuan Harry dengan Sirius di perapian Gryffindor, di mana kepala Sirius
muncul sebagai bara-api, kelihatannya juga sama sekali tidak sesuai dengan
di buku. Tampaknya Rowling menggambarkan kemunculan di perapian itu sebagai
kepala Sirius yang utuh, dapat dilihat dengan jelas dan bukan sekedar bara
api. Malah digambarkan di buku, bahwa Sirius tampak lebih muda dan lebih
terawat dibandingkan dengan dalam HP3.

----------------------------------------------

Permusuhan Harry dan Ron pun diperbaiki dengan cara yang berbeda antara film
dan buku. Dalam film, seakan-akan kebetulan Ron mengetahui tentang tugas
pertama Triwizard, sementara di buku, betul-betul Hagrid (setelah dikisiki
oleh Moody-Crouch Jr) yang memberitahu Harry secara diam-diam sambil
'berkencan' dengan Maxime.

Dalam buku, Harry dan Ron berbaikan setelah Ron 'meminta maaf' kepada
sahabatnya itu.

----------------------------------------------

Dalam tugas pertama, Harry menghadapi naga yang jelas-jelas jauh lebih
mengerikan daripada tulisan Rowling. Biar bagaimanapun, Kementrian Sihir
pasti melakukan 'penjagaan' yang dianggap perlu untuk mengamankan turnamen
supaya tidak terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kematian.

Pertarungan Harry dengan Naga Ekor-Berduri Hungaria yang sangat heboh,
apalagi rantai naganya sampai putus, apakah tidak menyebabkan petugas
kementrian, atau pun anggota Hogwarts sendiri langsung bergerak untuk
menjaga keamanan Harry yang notabene murid sekolah tingkat 4? Kalau bicara
logika sih agak aneh (tapi mau gimana lagi :)), apalagi kalau-kalau naga
yang lepas itu bisa mencederai penonton...

----------------------------------------------

Dalam tugas kedua, upaya Harry untuk menyelamatkan seluruh peserta pun
'tidak terlalu terasa'. Rasa kepahlawanan yang seharusnya terasakan pada
saat itu, tidak terlalu digali oleh Newell.

Setelah berhasil menolong Ron dan Gabrielle, Harry diserang oleh kawanan
mahluk air (entah apakah itu Grindylow, yang jelas bentuknya seperti
gurita), dan setelah terbebas dari kawanan itu, dengan menggunakan mantera
ASCENDIO, langsung melonjak naik dan muncul dekat sekali dengan menara air
dan jatuh di menara itu!

Berarti dekat sekali antara dasar danau di mana target dengan garis start
mereka! Padahal waktu pertama kali mencebur ke dalam danau, hampir sejam
lamanya mereka harus berenang mencapai targetnya. Selain itu bila memang
sedekat itu, sewaktu Harry membawa Ron dan Gabrielle kembali ke permukaan,
seharusnya ada tiang-tiang pemancang menara itu yang terlihat di dalam air.

Yang pasti, dunia bawah air digambarkan dengan sangat bagus di sini.

----------------------------------------------

Dalam tugas ketiga, Maze yang ditampilkan di sini malah dijelaskan dulu oleh
Dumbledore bahwa tidak akan ada mahluk apa pun yang akan menyerang. Padahal
di buku, mahluk-mahluk itulah yang menjadi ujian mereka. Mulai dari Skrewt,
Boggart, Dunia yang Terbalik, Sphinx, hingga Acromantula. Dengan menghadapi
mahluk-mahluk itulah mereka betul-betul diuji kemampuan sihirnya. Di film,
boro-boro menggali kemampuan sihirnya. Kemampuan atletik berlari justru
lebih diperlukan untuk menghindari lorong Maze yang tertutup! Ini sih Muggle
saja yang masuk Maze :)...

Bahkan Harry yang dalam HP3 sudah menyadari pentingnya kebaikan (dengan
melarang pembunuhan Wormtail), dalam film HP4 malah ragu-ragu antara
menolong Cedric atau meninggalkannya. Keputusan itu dipikirkan lumayan lama
pula. Di mana kepahlawan Harry yang sebelumnya hendak menyelamatkan keempat
target di air?

----------------------------------------------

Yang juga -hampir- tidak terasa di dalam film adalah kedekatan Harry dengan
Dumbledore dan dengan Moody. Di sini hanya seakan-akan sekedar hubungan
guru-murid, kepala sekolah-murid, dan sekedar 'penjaga' saja.

----------------------------------------------

Apa yang menyebabkan PRIORI INCANTATEM (Efek Mantra Balik) tidak juga
dijelaskan oleh Dumbledore. Padahal adalah hal yang aneh bahwa mantera
Expelliarmus Harry mampu mengatasi mantera Avada Kedavra Voldemort, bahkan
sampai-sampai Harry mampu menyelamatkan diri dari hadapan Voldemort dan para
Death Eatersnya.

Entah apakah mereka mengharapkan agar penonton (yang tidak semuanya adalah
juga pembaca) masih ingat dengan HP1 The Sorcerer Stone, yang menceritakan
inti yang sama antara tongkat Harry dan tongkat Voldemort, yaitu ekor dari
Fawkes sang Phoenix milik Dumbledore. Akibatnya kedua tongkat tidak
berfungsi normal saat saling melawan.

----------------------------------------------

Akhir kisah di film, tidak menggambarkan bibit kelahiran kembali The Order
of The Phoenix, pertemuan Sirius Black kembali dengan Severus Snape, ciuman
maut Dementor atas Crouch Junior, dan bahkan pidato akhir tahun pun hanya
pendek saja dan 'kurang berkesan'. Lucunya, sewaktu Dumbledore menyebutkan
nama Voldemort, tidak ada seorangpun yang berjengit atau berseru.
Seakan-akan nama Voldemort itu biasa saja dan tidak menyebabkan teror yang
mengerikan.

----------------------------------------------

Tulisan ini bukannya mau mengkritik tajam, cuma memberikan pendapat saya
saja. Sadar koq, memang susah menuangkan tulisan di buku menjadi skenario
film... :) Ada yang mau menambahkan? ^-^




Leo
AVillager&OwlObserver

No comments: