Saturday, June 02, 2007

Tasawuf Islam

Posted by: gondes | 23rd Mei, 2007

Tasawuf Islam

Syekh Siti Jenar dan Ki Ageng Pengging, hidup di jaman Wali Songo dan Kerajaan Demak (akhir abad 15 dan awal abad 16). Mbah Mutamakkin merupakan ulama kontroversial yang hidup di jaman Mataram Kartosuro era Sunan Amangkurat IV dan Pakubuwono II di abad 18. Kiai Ahmad Rifa’i hidup di abad 18. Ia disingkirkan oleh kolonial Belanda karena bersikap non-kooperatif dan dianggap membahayakan kepentingan kolonial. Begitupun Kiai Saleh Darat yang hidup di pertengahan abad 19. Tokoh Hamzah Fansuri hidup di abad 17 di Kerajaan Aceh. Ia dianggap sesat oleh rezim Sultan Iskandar Tsani, karenanya kitab-kitabnya dibumi hanguskan. Sedangkan KH Hamid Abulungan dihukum pancung oleh rezim Kesultanan Banjar di bawah kekuasaan Sultan Tahlilullah (1710-1802).

Kesemua ulama itu dianggap menyimpang dari ajaran Islam. Dicap sesat, zindiq, murtad, sehingga beberapa diantaranya dijatuhi hukuman mati oleh penguasa. Oleh Gatra, mereka dikategorikan sebagai “Islam pinggiran”.

Cerita agung para kiai itu kemudian dilengkapi dengan profil komunitas-komunitas Islam Indonesia yang dianggap “nyleneh”, seperti: Ahmadiyah, al-Zaytun, Darul Hadis, Inkar Sunnah, Isa Bugis, Islam Kajang, Islam Wetu Telu, Jaringan Islam Liberal (JIL), Rufaqa, Salamullah, Syi’ah Indonesia.

No comments: