Saturday, November 24, 2007

Hak² Para Yatim Piatu, Para Janda dan Masalah Perceraian

SARIPATI Khotbah Jumat Imam Jemaat Islam Ahmadiyah Sedunia Sayyidina Amirul Mukminin Hadhrat Mirza Masroor Ahmad Khalifatul Masih V atba.

JEMAAT Memiliki Tanggung Jawab Yang Sangat Besar Terhadap Hak² Para Yatim Piatu, Para Janda dan Masalah Perceraian

“KETIDAKPEKAAN dan ketidakpedulian kita akan masalah-masalah sosial tersebut—apalagi setelah pendakwaan diri kita sebagai mukmin—hanya akan mendatangkan celaan”

Morden, LB—Kali ini, ada tiga ayat yang dikutip dari Kitab Suci Alquran sebagai pembuka dalam Khotbah Jumat Hudhur [Hadhrat Khalifatul Masih V] atba. yang disiarkan langsung MTA dari Mesjid Baitul Futuh Morden, Inggris pada Jumat minggu lalu (19/11). Ayat-ayat tersebut berturut-turut adalah QS [Al-Baqarah] 2:221, 229 dan 241, mengenai seputar besarnya tanggung jawab Jemaat mengenai masalah-masalah sosial tentang kepedulian dan kepekaan kita sebagai orang yang beriman akan hak-hak para anak yatim piatu, para janda dan masalah perceraian. Pula, terkait dengan materi pembahasan Sifat Ilahi Yang Maha Perkasa lagi Bijaksana—Al-‘Azîz dan Al-Ĥakîm. Ketidakpekaan dan ketidakpedulian kita akan masalah-masalah sosial tersebut—apalagi setelah pendakwaan diri kita sebagai mukmin—hanya akan mendatangkan celaan. Terutama—demikian halnya, bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Hal pertama yang tiga ayat Hudhur atba. kutip, menyinggung anak-anak yatim piatu agar kita memperhatikan dan mengasihaninya dengan semangan persaudaraan. Kepedulian harus kita wujudkan dalam bentuk fisik, moral dan kerohanian sebagai bagian dinamis kemasyarakatan. Karena, umat Islam satu sama lain adalah bersaudara dan bagaikan satu tubuh. Jika yang satu sakit, maka yang lainnya akan terasa sama. Islam mengajarkan bahwa untuk meneguhkan cinta kasih, diperlukan perbaikan dan aspeknya yang utama.

Perlakuan terhadap anak-anak yatim piatu harus disamakan bagaikan kita memperlakukan keluarga sendiri yang terdekat. Terkait seruan agar kita peduli terhadap anak-anak yatim piatu, Hudhur atba. mengutip firman Allah swt. dalam QS [An-Nisâ'] 4:7, 10 dan 11. Akibatnya, maka Allah swt. akan melindungi kita dan keturunan-keturunan kita dari segala duka cita.

Sementara itu, firman Allah swt. dalam QS 4:7, secara serius menyebutkan tentang penanganan harta anak yatim piatu yang ditinggalkan orang tua mereka. Harta anak yatim piatu sekali-kali tidak boleh diserahkan kepada mereka sebelum mereka mencapai kedewasaan dan begitu matang pikiran, sehingga dapat mengurus dan mengelola harta dengan sebaik-baiknya. Dan pada QS 4:11, adanya peringatan bagi mereka yang memakan harta anak-anak yatim piatu dengan zalim.

Kemudian—dalam QS 2:241, Hudhur atba. menyinggung dunia realita sosial yang memperlakukan para janda dengan tidak adil. Padahal masalah hak-hak perempuan tersebut, telah Islam serukan kepada umatnya pada lebih dari 14 abad yang lalu. Perintah Allah swt. Yang Maha Perkasa lagi Bijaksana ini, jika tidak kita amalkan, hanya akan mendatangkan cela dari-Nya.

Hadhrat Khalifatul Masih I r.a. pernah mengamanatkan kepada kita bahwa Allah swt. telah menginsyaratkan bahwa para janda dapat dan bebas untuk rujuk maupun menikah lagi. Tak ada satu pun ayat dalam Alquran, bahkan siapa pun meski keluarga terdekat, tidak berhak menghalangi apalagi mengintervensi dan merintangi mereka untuk menikah lagi.

Keputusan bercerai bagi pasangan suami isteri harus melewati proses pertimbangan yang matang dan penuh ketenangan sehingga akan tetap membawa dan merubah rumah tangga dalam buaian cinta kasih dan sayang, harmoni dan ketentraman. Lelaki merupakan penjaga perempuan sehingga bertanggungjawab terhadap keluarga sebagaimana yang diperintah Allah swt. Yang Maha Perkasa lagi Bijaksana.

Menjelang berakhirnya khotbah, Hudhur atba. memohon doa untuk keadaan negara Pakistan. Situasi di sana, baik di pihak pemerintah, para politisi dan para rohaniawannya, benar-benar mengarah kepada kehancuran. Semoga Allah swt. melindungi Pakistan, negeri yang dibangun dengan penuh pengorbanan. Jemaat Ahmadiyah telah banyak berkorban demi terbentuknya Pakistan. Hudhur bersabda, para Ahmadi Pakistan harus mencintai tanah airnya. Mereka yang berada jauh di perantauan harus mendoakannya. Pakistan benar-benar berada dalam proses kebinasaan. Semoga Allah swt. memberikan kepekaan kepada orang-orang akan keadaan Pakistan tersebut. Amin.[] (MTA/Alislam.org)

No comments: