Friday, February 22, 2008

SELAYANG Pandang Kehidupan Beberkat Ĥadhrat Mushliĥ Mau’ûd r.a.

OLEH Ketua Tarikh (Sejarah) Ahmadiyah Al-Mukarram Maulana Dost Muhammad Sahib Shaheed di Rabwah, Pakistan. DITERJEMAHKAN-bebas oleh Mubalig Lokal JAI Cabang Kebayoran Maulana Muhammad Idris Sahib. DIEDIT oleh Rahmat Ali.[] (Kebayoran, Jakarta Selatan—Rabu, 20 Februari 2008).


BERIKUT merupakan lembar putih ringkasan peristiwa bahwa—betapa mulut yang berbicara ini menyaksikan, Tuhan yang Maha Perkasa telah memberikan suatu kabar kepada Hadhrat Imam Mahdi a.s. tentang wujud Muslih Mau’ud pada tanggal 20 Februari 1886.

Dia (Allah swt.) menyempurnakan lafaz demi lafaz setiap segi walaupun tanpa ada hal-hal lain yang mendukungnya. Dan meski sekarang, Muslih Mau’ud tidak bisa kita jumpai lagi dengan kasat mata, namun nama dan hasil karya beliau akan tetap hidup dan kekal di dunia ini. Sebagaimana beliau—Hudhur (Hadhrat Khalifatul Masih II) r.a sendiri telah bersabda:

“NAMA-ku akan tetap tinggal di dunia. Dan meski saya akan wafat, akan tetapi, namaku tidak akan pernah terhapus. Inilah keputusan Tuhan yang bertahta di Langit bahwa Dia akan tetap menghidupkan namaku dan hasil karyaku di dunia ini.” (28 Desember 1961)

Periode Pertama

12 Januari 1889—Kelahiran beliau r.a. yang penuh rahmat.

1897—Khatam Quran dan Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. melakukan syukuran atas peristiwa suci tersebut; Bermimpi tentang selamatnya Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. dalam persidangan dengan Dokter Martin Clark; Menjadi anggota di Anjuman Hamdardân Islâm.

1898—Bersekolah di Ta’limu`l-Islâm Qadian; Baiat di tangan Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. yang beberkat.

1900—Manifestasi pertama keyakinan beliau r.a. terhadap Tuhan Yang Maha Hidup dan beliau berikrar untuk tetap mendirikan salat dengan dawam demi Sang Kekasih-swt.; Mendirikan organisasi Anjuman Tasyhidu`l Adzhân; Ikut hadir saat Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. memperdengarkan “Khuthbah Ilhamiyyah” sebagai Khotbah Idul Adha melalui mulut beliau a.s. yang beberkat.

1903—Pernikahan pertama beliau dan mulai berkhidmat untuk agama melalui menulis syair-syair.

1905—Beliau r.a. ujian sekolah di kelas matrik dan belajar hadis Bukhari dan Alquran Majid dengan Hadhrat Maulana Hakim Nuruddin (Khalifatul Masih I) r.a..

1906—Dari Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. untuk Sadr Anjuman Ahmadiyah Qadian tentang tidak ada lagi penambahan Anggota Majlis Mu’tamaddin; Launching penerbitan risalah “Tasyhidu`l-Adzhân”; Ceramah perkenalan pertama pada acara Jalsah Salanah.

1908—Mengucapkan janji bersejarah di hadapan jenazah beberkat Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. dengan mengucapkan: “Apabila semua orang meninggalkan beliau a.s. dan kemudian saya tinggal sendiri, maka saya akan menghadapi dunia ini sendiri dan saya tidak akan pernah gentar terhadap suatu penentangan dan permusuhan.”

Periode Kedua

DI dalam menjawab para penentang Jemaat, [masih pada tahun 1908], Hadhrat Muslih Mau’ud r.a. bersabda, “Siapa yang bisa lari dari cahaya dan kebenaran”. Sebagaimana disebutkan dalam buku Bâthil Syikn.

[Pada tahun ini], [beliau r.a.] sukses mengusahakan pendirian Madrasah Ahmadiyah. [Kemudian], menyampaikan khotbah pada Jalsah Salanah dengan tema “Bagaimana Kita Meraih Keberhasilan”.

1909—Menyampaikan ceramah umum di beberapa kota: Dehli, Kapurthala, Lahore, Qashur dan Fairuzpur; Perjalanan pertama ke negeri Kasymir.

1910—Mulai memberikan Daras Alquran; Sehubungan dengan masa perjalanan Hadhrat Khalifatul Masih I r.a. ke kota Multan, maka Hadhrat Muslih Mau’ud r.a. ditetapkan sebagai Amir Maqam dan memberikan Khotbah Jumat untuk pertama kalinya; Mulai mengabdikan ilmunya sebagai Muntazim Madrasah Ahmadiyah.

1911—Mendirikan majelis Ansharullah (bukan badan Jemaat) yang bertujuan untuk menghimpun para pemuda Ahmadi agar bertablig; Menyampaikan ceramah umum pada Jalsah Salanah Anjuman Ahmadiyah Kota Batala; Berdialog dengan Pendeta Jankson dalam mempertahankan dalil-dalil tentang agamanya masing-masing; Doa syukur telah menyelesaikan Program Hafiz (Hapal) Alquran; Menyampaikan ceramah dengan tema “Takwa” pada Jalsah Salanah.

1912—Mengadakan perjalanan ke daerah-daerah terkenal di Hindustan untuk menuntut ilmu dan melakukan perjalanan ke Mesir serta Arab, dan menunaikan Ibadah Haji ke Baitullah Mekkah.

1913—Menerbitkan surat kabar Al-Fazl.

Periode Ketiga

14 Maret 1914—Beliau r.a. terpilih sebagai Khalifatul Masih II; Beliau menyampaikan khotbah dengan tema “Khilafat” di hadapan Anggota Jemaat yang sedang berkumpul; Menghentikan fitnah (membentengi umat) dari para mubayyi’in yang lain; Mendirikan Anjuman Taraqi Dîn; Mendirikan misi Ahmadiyah di Inggris; Memberikan ‘Hadiah Bagi Para Raja’ untuk Syah Dakn (Raja-raja Hindustan Selatan); Memulai pembangunan Minaratul Masih; Beliau r.a. menjelaskan hakikat-hakikat tentang tema “Berkat-Berkat Khilafat” dalam Jalsah Salanah.

1915—Mendirikan misi Ahmadiyah di Mauritius ; Mendirikan asrama di Lahore ; Menerbitkan edisi pertama Tafsir Alquran dalam Bahasa Urdu dan Inggris; Menerbitkan buku Al-Qaul al-Fashl dan Ĥaqîqatu`l-Nubuwwah”; Memberikan ceramah umum tentang “Cahaya Khilafat” pada acara Jalsah Salanah.

1916—Mengarang buku tentang Islam dan agama-agama lain ; Khotbah tentang “Dzikir Ilahi” pada acara Jalsah Salanah.

1917—Mendirikan Rumah Sakit Nûr; Gerakan pertama Waqaf Zindegi; Memberikan ceramah di Simla tentang “Agama yang Hidup”; Menyampaikan ceramah pada Jalsah Salanah bertema “Hakikat Ruh”.

1919—Mendirikan Departemen-departemen Kerja (Nazarat) Anjuman Ahmadiyah; Menyampaikan ceramah bersejarah tentang “Awal perpecahan dalam Islam”; Memberikan petunjuk tentang Gerakan Khilafat dan menjelaskan dengan komprehensif masalah-masalah yang sangat latif (halus/mendalam) tentang Irfan Ilahi dan Taqdir Ilahi pada Jalsah Salanah.

1920—Mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Amerika Serikat; Memulai kelas para Murabi; Menerbitkan tulisan-tulisan yang menerangkan: Hakikat tentang perkara-perkara latif dalam Islam, peraturan-peraturan untuk umat Islam ke depan, dan kondisi adanya ketidakpedulian dalam Umat Islam; Memberikan ceramah “Malaikat Allah” di Jalsah Salanah.

1921—Mendirikan Misi Ahmadiyah di Gold Coast dan Nigeria; Menulis buku Â`înah-i-Shadâqat; Menyampaikan ceramah “Memberi Petunjuk Dengan Khidmat”; Memberikan ceramah “Keagungan Ilahi”.

1922—Buku “Tuĥfah Syahzâdah Wales—Bingkisan Hadiah Untuk Prince of Wales”; Mulai mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Mesir; Memprakarsai Majelis Syura; Berdakwah Ilallah di pengadilan negeri; Mendirikan Lajnah Imaillah; Menyampaikan ceramah “Keselamatan” di Jalsah Salanah.

1923—Keberhasilan memerangi Gerakan Sudhi (Penghinduan Umat Islam di Hindustan); Menulis buku dengan judul “Asas al-Ittihad”; Berdakwah Ilallah di daerah Bolsyewik (Rusia).

1924—Menulis buku “Da’watu`l-Amîr dan “Aĥmadiyyat”; Perjalanan pertama ke Eropa; Menyampaikan ceramah umum di Wembley, London; Mendirikan Mesjid Baitu`l-Fadhl di London, Inggris; Mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Iran.

1925—Membuka madrasah untuk anak-anak perempuan Ahmadi; Mendirikan misi Ahmadiyah di Syam, Palestina, dan Pulau Sumatra dan Pulau Jawa (Hindia Belanda); Menyampaikan ceramah “Minhajut Thalibin” pada acara Jalsah Salanah.

1926—Menerbitkan majalah Sunrise (Jemaat Ahmadiyah Amerika Serikat) dan Mishbaĥ.

1927—Mengadakan perjalanan-perjalanan pribadi; Memberikan ceramah bertema “Agama dan Sains”, ”Kerusakan Umat Hindu-Muslim dan Solusinya” di hadapan banyak orang; Menyampaikan ceramah berjudul “Jasa-jasa Luar biasa Hadhrat Masih Mau’ud a.s.” dengan sangat jelas pada Jalsah Salanah.

1928—Mendirikan Jamiah Ahmadiyah; Pencanangan gerakan “Siratun Nabi saw.” secara internasional dalam bentuk pertemuan-pertemuan atau pengajian; Memberikan Daras Quran secara khusus; Mengomentari “Nehru Report”; Berceramah tentang “Berbuat Kebaikan Untuk Dunia”; Memulai ceramah-ceramah tentang “Keutamaan-keutamaan Alquran”.

1930—Mengeluarkan selebaran tentang “Nadâ`ê Îmân”; Membangun Universitas Ahmadiyah; Menulis topik yang mengesankan tentang “Keadaan Masalah Politik di Hindustan”.

Periode Keempat

1931—Memulai perjuangan secara aktif untuk pembebasan umat muslim Kasymir dan kepemimpinan di “All India-Kasymir Comitte”.

1932—Memberikan bantuan kepada Umat Islam di Karnal-hishar dan Alwar; Naik banding atas keputusan Pengadilan Negeri; Menggalang dana untuk penerbitan Isyâ’at Ĥaq dan pembelian tanah-tanah di Provinsi Sindh.

1934—“Taĥrîk Sâlikîn”; Pembentukan komite untuk pengumpulan dan penyusunan wahyu-wahyu, ilham-ilham dan kasyaf-kasyaf yang diterima Hadhrat Masih Mau’ud a.s.; Pembukaan Masjid Baitu`l-Fadhl di kota Lailpur dan menyampaikan ceramah tentang “Tabligh Kebenaran”; Mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Afrika Timur; Mengumumkan Program Tahrik Jadid untuk seluruh dunia.

1935—Mendirikan misi-misi Jemaat Ahmadiyah di Singapura, Jepang dan Hongkong.

1936—Mendirikan misi-misi Jemaat Ahmadiyah di Hongaria, Polandia, Cekoslovakia, Argentina, Spanyol, Albania dan Yugoslavia.

1937—Mendirikan misi Ahmadiyah di Sierra Leon; Mencanangkan gerakan untuk menjaga riwayat para Sahabat Hadhrat Masih Mau’ud a.s.; Menyampaikan ceramah berjudul “Inqilâbî Ĥaqîqî—Revolusi Sejati” dalam Jalsah Salanah.

1938—Mendirikan Majelis Khuddamul Ahmadiyah yang bertujuan mengadakan reformasi rohani agung dalam menjawab fitnah yang tajam; Mulai menyampaikan ceramah-ceramah tentang “Rahasia Kerohanian dari Iman” dalam Jalsah Salanah.

1939—Mengadakan ‘Hari Para Imam Mazhab’; Menyampaikan khotbah sangat mengesankan pada acara Jubilee Jalsah dengan tema “Khilafat Rasyidah”.

1940—Memulai Penanggalan Jemaat : Hijri Syamsiah ; Memulai menerbitkan Tafsir Kabir; Mendirikan Majlis Ansharullah.

1942—Menyampaikan ceramah berjudul “Nizam Baru”.

1943—Menetapkan Iftâ’ Comitte (Dewan Fatwa); Menyampaikan ceramah “Dasar-dasar Ahmadiyah”; Menyampaikan ceramah “Uswah Hasanah” pada Jalsah Salanah.

Periode Kelima

1944—Penda’waan atau pernyataan diri beliau sebagai Mushlih Mau’ud sesuai dengan petunjuk Allah Taala; Memulai banyak gerakan-gerakan yang beberkat; Menyampaikan khotbah pada acara Jalsah di Hosyiarpur, Lahore, Ludhiyana dan Dehli; Mendirikan Ta’limu`l-Islâm College dan Fadhli ‘Umar Research Institute; Menyampaikan ceramah “Al-Mau’ûd” pada Jalsah Salanah.

1945—Membantu penuh semangat Liga Muslim dalam Pemilihan Anggota Panitia Pusat untuk Perdamaian Inggris dan India; Berceramah mengenai “Menegakkan Aturan-aturan Islam”.

1946Ditetapkan kemenangan untuk Liga Muslim dalam pemilihan umum; Membantu Pergerakan Pakistan untuk menyambut misi Parlementer; Keberhasilan perjalanan ke Dehli untuk ikut serta di dalam memenangkan pemerintahan Liga Muslim; Menyuarakan di negara-negara Muslim gerakan untuk memperoleh hak kemerdekaan bagi Indonesia.

1947—Mengajukan keberatan menentang atas tuntutan pembagian wilayah Punjab; Mengupayakan keras agar Qadian dan wilayah sekitarnya diikutsertakan dalam wilayah Pakistan; Mengumpulkan artikel-artikel penting dari Amerika dan Inggris untuk menguatkan kedudukan Liga Muslim dan meminta Mr. Spet (Boundary Specialist) untuk mengaturnya.

Periode Keenam

1947—Tepatnya tanggal 31 Agustus, hijrah dari Qadian ke Rabwah karena terjadi partisi antara negara India dan Pakistan; Peraturan baru untuk Jemaat Ahmadiyah di Pakistan; Berjasa dalam menjaga para Ahmadi laki-laki maupun perempuan untuk melakukan hijrah dari Qadian menjadi penduduk di daerah setempat; Memberikan masukan-masukan dalam berbagai masalah internal yang dihadapi Pakistan dan negara-negara Islam lainnya; Memberikan enam ceramah bertema “Pakistan dan Penyambutannya”; Mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Belanda.

1948—Memberikan ceramah di kota Karachi, Pesyawar dan Rawalpindi dalam sejarah pendirian Pakistan; Membentuk milisi bersenjata Batalyon Furqan untuk Pembebasan Kasymir; Mendirikan markas baru di kota Rabwah untuk penyebaran misi agama Islam; Menerbitkan Pendahuluan Tafsir Alquran; Menyampaikan ceramah di Sialkot bertema Nubuwatan Ahmadiyah; Ceramah di Karachi tentang “Berdirinya Pakistan dan Tanggung Jawab Kita”.

1949—Mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Jerman dan Glasgow; Membangun Baitul Mubarak di Rabwah.

1950—Menulis dan menerbitkan buku berjudul “Islâm Aur Malikiyyat Zamîn”.

1951—Membuka Jamiah Nusrat; Menyampaikan ceramah “Casymah Hidâyat” dalam Jalsah Salanah.

1952—Menyampaikan ceramah berjudul “Ta’aluq Bi`l-Lâhi” pada acara Jalsah Salanah.

1953—Memberikan arahan kepada warga Jemaat Ahmadiyah di Provinsi Punjab yang hancur dan penjagaan terhadap para Ahmadi dengan doa-doa dan melalui usaha serta hikmah dan tergenapinya kabar gaib:

“APABILA seluruh dunia meninggalkan aku, tapi—insyâ` Allâh—Dia tidak akan pernah meninggalkanku. Ketahuilah Dia akan datang dengan berlari untuk memberikan pertolongan kepadaku. Dia selalu ada di sampingku. Dia ada di dalam diriku.”

Membentuk komite untuk memelihara sejarah Silsilah Ahmadiyah; Menerbitkan terjemah Alquran Karim dengan Bahasa Belanda; Memberikan pandangan Islami tentang masalah wahyu dan nubuat; Mendirikan bangunan di Rabwah untuk Ta’limu`l-Islâm College ; Menghidupkan misi Jemaat Ahmadiyah di Myanmar .

1954—Menjawab masalah Qadian; Menerbitkan terjemah Alquran dalam Bahasa Jerman.

Periode Ketujuh

1955—Mengalami sakit akibat serangan percobaan pembunuhan; Perjalanan kedua ke Eropa dan memutuskan perkara penting dalam kepemimpinan beliau berkenaan dengan dakwah agama dan konferensi para Murabbi Eropa.

1956—Mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Liberia; Menghentikan fitnah orang-orang munafik.

1957—Menerbitkan Tafsîr Saghir; mendirikan “Idâratu`l-Mushnafîn” di Rabwah; Menyetujui program berkenaan dengan “Intikhab-i-Khilafat Majelis Pemilihan Khalifah Al”; Mendirikan misi Ahmadiyah di negeri Skandinavia; Membuka Rumah Sakit Fadhli Umar Rabwah.

1959—Menyempurnakan terjemah Alquran dalam Bahasa Indonesia; Membangun Mesjid Bait Frankfürt.

1960—Membangun misi Jemaat Ahmadiyah di Fiji; Menyetujui pendirian “Nigrân Board”.

1961—Mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Pantai Gading, nubuwwatan khusus tentang nama Jemaat Ahmadiyah: “Menyebarlah namanya di dunia ini dan sebarkanlah taklim agama di seluruh pelosok dunia”; Menyampaikan khotbah pada acara Jalsah Salanah tentang petunjuk masalah kerohanian.

1962—Mendirikan Mesjid Bait Mahmud di kota York.

1963—Gerakan penyempurnaan sejarah Ahmadiyah dan menyimpannya di perpustakaan-perpustakaan.

1964-65—Memberi tarbiyat kepada Jemaat Ahmadiyah untuk memanjatkan doa-doa dan memberikan perhatian kepada masalah kerohanian, kesabaran dan keridaan serta inqithâ’ (pemutusan hubungan dengan duniawi demi Allah).

1965—Penyerangan India terhadap Pakistan dan amanat kepada Jemaat: “Jadikan diri Anda bersama dengan doa-doa dan pengorbanan Anda sebagai pengikut setia negeri Anda tercinta”; Janji kepada Presiden Pakistan berkenaan dengan Jemaat Ahmadiyah akan memberikan pengorbanan yang dibutuhkan untuk membela negara dengan penuh keyakinan serta membantu dan memberikan pertolongan secara sempurna.

7/8 November 1965—Beliau r.a. wafat, kembali ke haribaan Tuhan—“Wa kâna amrân maqdhiyyân”.[] (Rauzanâmah Al-FadhlKhushûshî Isyâ’at”, Jilid 55-90, Nomor 40, 15 Februari 2005, hal. 3-4)

-------oooOooo-------

1 comment:

Dildaar Ahmad Dartono said...

Assalamu 'alaikum, good work.