Friday, February 22, 2008

KEBENARAN Missi Islam Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s.

SARIPATI/Kutipan Khotbah Jumat Imam Jemaat Islam Ahmadiyah Sedunia Sayyidina Hadhrat Amirul Mukminin Mirza Masroor Ahmad Khalifatul Masih V atba. Tanggal 8 Februari 2008 (1 Shafar 1429)

“KITA yang beriman kepada Allahswt., apa perlunya kita merasa takut terhadap kesulitan² ataupun ancaman² mereka yang sifatnya sementara ini?”

SETELAH mengucapkan dua kalimah syahadat, taawud dan tilawat Alquran Karim Surah Al-Fâtiĥah (QS 1:1-7), Hudhur (Hadhrat Khalifatul Masih V) atba. mengawali khotbah dengan mengutip sabda-sabda Pendiri Suci Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad—Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s..

KONTINUITAS Berdoa--Dalam setiap doa-doa yang yang kita panjatkan, terdapat keistimewaan dan hal-hal yang mengesankan sekali ketika cobaan-cobaan keimanan timbul. Sesungguhnya, Tuhan dapat kita kenal melalui doa-doa. Ini asas yang mendalam untuk kita pahami oleh setiap orang yang beriman atau mukmin sejati. Tanpa kontinuitas atau merundukkan hati dan berdoa ke haribaan Allah swt., pengakuan diri sebagai mukmin sungguh tiada arti.

Memang, inilah yang sekarang harus menjadi keistimewaan setiap Muslim Ahmadi. Bahkan, pada hari-hari keadaan sedang aman dan tenteram, kita harus senantiasa banyak berdoa bahwa Dia-lah sumber segala kekuatan. Dengan memiliki rasa takut (baca: “cinta”) di dalam hati kepada-Nya, maka kita akan termasuk di antara para mukmin sejati.

Dan ketika ujian keimanan tiba atas kita, maka iman kita semakin kokoh dari sebelumnya. Bahkan, semakin melompat setinggi-tingginya. Kita akan lebih giat dari sebelumnya meraih keridaan Allah swt..

Timbulnya cobaan dan tantangan-tantangan yang sifatnya sementara, mestinya jangan membuat hati gentar. Justru, menambah semakin giat beribadah kepada Allah swt.. Inilah revolusi agung yang telah Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. bangkitkan pada jiwa setiap Muslim Ahmadi. Selama keadaan kita tetap bersiteguh, maka kita akan terus-menerus menjadi pewaris karunia-karunia Allah swt..

Antara berdoa dan terkabulnya doa, kadang timbul cobaan berturut-turut. Bahkan timbul demikian keras hingga hampir mematahkan semangat. Namun, bagi yang tetap teguh dan sabar menghadapi cobaan-cobaan dan kesulitan-kesulitan, kita dapat mencium aroma pertolongan Allah swt. dan dapat menyaksikannya. Setelah itu barulah pertolongan Tuhan turun.

Salah satu rahasia yang terkandung dalam turunnya cobaan-cobaan pada waktu itu ialah, untuk memicu supaya kita tambah semangat berdoa. Sebab, semakin keras kegelisahan dan ketegangan rasa dalam berpikir, semakin keras pula kekhusyukan ruhani timbul terus-menerus. Hal itu menjadi salah satu sarana terkabulnya doa. Jadi, janganlah sekali-kali merasa cemas, jangan berprasangka buruk terhadap Tuhan dengan menunjukkan perangai kegelisahan dan ketidaksabaran. Sekali-kali, jangan berpikir tentang ketidakterkabulan doa. Prasangka demikian bisa menjadi sebab hilangnya keyakinan bahwa Tuhan adalah Zat Pengabul doa-doa.

KEDENGKIAN Para Penentang--Pada beberapa negara dunia, sudah mulai timbul gerakan usaha untuk melawan dan menyusahkan Jemaat Ahmadiyah. Langsung-tidak langsung, sedang disusun rencana-rencana untuk menyerang Ahmadiyah. Ini merupakan api kedengkian yang sedang dikobarkan orang-orang, golongan-golongan maupun pemerintah negara-negara tertentu. Luapan kedengkian ini mulanya banyak berkobar pada zaman Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang timbul dari dalam maupun luar, baik dari kalangan muslim sendiri maupun non muslim.

Jika timbul dari pihak non muslim, tiada lain karena sejak zaman Hadhrat Masih Mau’ud a.s. mereka tidak dapat menahan rasa dengki akibat kemajuan-kemajuan Islam yang diusung Jemaat ini, yang akan memenangkan di atas agama-agama lain. Dan bila hal ini timbul dari pihak orang-orang muslim sendiri dan dari pemimpin-pemimpin Islam serta dari kaum ulama, mereka merasa takut jangan-jangan kedudukan dan kekuasaan mereka hilang. Mereka takut umat mereka akan lari dari mereka kemudian masuk ke dalam Jemaat ini. Dan untuk menyelamatkan posisi dan kedudukan mereka, terpaksa bertekuk lutut dan menyembah-nyembah di hadapan orang-orang non muslim waktu itu untuk meminta bantuan. Perbuatan seperti mereka itu tidak dianggap aib oleh mereka. Semoga Allah swt. memberi akal kepada mereka dan mengasihani mereka.

SALING Mendoakan--Dengan penentangan-penentangan yang mereka lancarkan, akibatnya berbalik, tindakan-tindakan itu merugikan mereka sendiri. Takdir Allah swt. ini hendak mereka lawan. Tentu, mereka sendiri yang akan hancur binasa. Dengan penuh rasa simpati kita terhadap mereka yang masih berpegang kepada kalimah tayyibah, kita harus mendoakan mereka supaya mendapat hidayah.

Perihal kedatangan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Allah swt. dalam QS [Al-Jumu’ah] 63:4 dengan tegas menyebutkan diri-Nya adalah Zat Yang Maha Perkasa Yang telah mengutusnya. Tidak ada seorangpun yang akan mampu menghalang-halangi pekerjaan-Nya ini. Allah swt. adalah Maha Bijaksana. Dia telah memutuskan bahwa mutiara ajaran Islam hanya dapat diraih dengan jalan menggabungkan diri dengan jemaah Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud. Sehubungan dengan tugas kita untuk menyampaikan amanat ini kepada dunia, sangat diperlukan banyak-banyak doa untuk menghadapi perbuatan dengki dan makar dari para penentang, berdoa untuk melepaskan diri dari berbagai macam kesulitan yang menjadi cobaan bagi kita.

Di negara-negara mana pun yang sedang melakukan kezaliman terhadap warga Muslim Ahmadi, kita harus banyak-banyak memanjatkan doa untuk kekuatan iman mereka di sana. Kita rundukkan kepala di haribaan Allah swt. sambil memanjatkan doa dan menangis di hadapan-Nya sedemikian rupa, sehingga dapat segera kita saksikan kemenangan-kemenangan dan kemakbulannya. Di seluruh dunia mana pun warga Ahmadi berada, yang sedang dalam keadaan aman dan tentram, tidak ada gangguan dan perlawanan apa pun yang menyusahkan, harus banyak memanjatkan doa untuk Saudara-saudara Ahmadi mereka yang sedang dalam kesusahan. Sebab, hadis Hadhrat Nabi Besar Muhammad-mustafa Rasulullah saw. menerangkan keistimewaan para mukmin laksana sebuah tubuh yang jika terdapat bagian darinya sakit, maka seluruh badan akan merasakan sakit.

Jadi, siapapun dari antara saudara Ahmadi kita yang sedang menanggung kesusahan, kita anggap hal itu menjadi kesulitan kita. Bahkan, perasaan hati orang-orang Ahmadi begitu sensitif—dan memang harus demikian. Siapa pun di antara manusia yang sedang menanggung kesusahan, mereka harus sama-sama merasakan. Apabila dengan perasaan hati luluh kita panjatkan doa bagi mereka agar segera terlepas dari percobaan dan kesusahan yang sedang menimpa, maka pasti Tuhan akan mendengar doa-doa kita sehingga Dia akan menjauhkan semua kesusahan dan keprihatinan mereka.

GERAK Tumbuh Jemaat--Para penentang Ahmadiyah mengira, segala perlawanan dan anarkisme yang mereka lakukan akan menghambat dan menghalangi kemajuan Ahmadiyah. Padahal, jika Ahmadiyah sebuah jemaah ciptaan manusia, ia sudah hancur binasa sejak sejak ratusan tahun yang lalu dengan taufan perlawanan yang terus berjalan tanpa henti. Timbulnya serangan-serangan yang hebat oleh pihak penentang Jemaat Ahmadiyah di Pakistan, telah menjadikan Jemaat di sana semakin tumbuh subur, berbunga dan semakin berbuah dengan lebat lebih hebat dan lebih banyak dengan cepat dari waktu ke waktu.

Seharusnya, kita tidak perlu pusing bahwa segala penentangan pihak lawan menjadi tantangan bagi perkembangan dan kemajuan Jemaat Ahmadiyah. Di Pakistan sedang hangat berbagai usaha menentang Jemaat. Bahkan, tak segan-segan mereka memperkarakan Jemaat dengan tuduhan dusta ke pengadilan.

Beberapa hari yang lalu, seorang anak Ahmadi berumur tiga belas tahun dibawa ke pengadilan oleh seorang polisi terkait laporan seorang maulwi (kyai atau mubalig) kepada polisi bahwa anak itu telah memukuli seorang maulwi lain. Sedangkan maulwi yang katanya telah dipukuli itu justru menolak bahwa ia tidak pernah dipukul oleh anak itu. Nyatalah bahwa tindakan maulwi itu semata-mata perbuatan biadab yang dibuat-buat, sehingga katanya, orang itu telah dipukuli sampai babak-belur, sehingga ia harus masuk rumah sakit. Seorang maulvi muda yang kuat bagaimana dipukuli oleh seorang anak tiga belas tahun sampai babak belur dan tidak melawan. Maksud kejadian buat-buatan ini, tiada lain agar ditimbulkan rasa takut sedemikian rupa di dalam benak generasi mendatang, yakni jika anak ini tetap bertahan juga sebagai orang Ahmadi, jangan sampai dia menjadi orang yang aktif.

Mereka berpikir, jelas Hudhur atba., bahwa dengan cara menutup izin mengadakan Jalsa Salana dan melarang kegiatan-kegiatan tarbiyat Jemaat lain bagi para pemuda yang biasa diselenggarakan di Rabwah, telah berhasil untuk melemahkan Ahmadiyah sehingga mereka menjadi pasif tidak memiliki kegiatan apa pun. Pikiran mereka, jika kekerasan seperti itu ditingkatkan lagi, maka tarbiyyat pemuda Ahmadi menjadi mundur dan lemah, akhirnya mereka akan menjauh dari Jemaat.

WAHAI Para Pemuda Ahmadiyah!--Sebetulnya, orang-orang yang buta akal seperti itu tidak tahu bahwa pelita yang Tuhan nyalakan sendiri, tidak mungkin akan padam dengan tiupan mulut mereka. Banyaknya surat-surat yang datang setiap hari kepada Hudhur atba. dari para pemuda Ahmadi kita di Pakistan membuktikan, bahwa perasaan mereka larut dalam keikhlasan dan kesetiaan. Pemuda Ahmadi tersebut telah memenuhi janji-janji mereka yang setiap saat bersedia mengorbankan jiwa raga, harta waktu dan kehormatannya untuk tetap berdirinya Khilafat Ahmadiyah—selama-lamanya. Sesungguhnya, para penentang Jemaat tidak akan mampu menghambat atau membendung pekerjaan kita.

Barangsiapa memiliki ikatan dengan Khilafat, sesungguhnya dikarenakan telah mengikat hubungan dengan Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Dan timbulnya hubungan dengan Hadhrat Masih Mau’ud a.s., disebabkan adanya hubungan dengan Hadhrat Rasulullah saw.. Sedangkan Hadhrat Rasulullah saw. adalah zat perantara untuk sampai kepada Allah swt.. Maka, sebagai orang-orang yang mempunyai hubungan erat dengan Allah swt. dengan iman yang sangat kokoh-kuat kepada-Nya, apakah ancaman-ancaman dan teriakan-teriakan seperti suara keledai itu mampu membuat para mukmin takut dan gentar? Tidak! Sama sekali tidak!

Maka, cetus Hudhur atba., “Wahai para pemuda Ahmadiyah! Jalinlah terus hubungan dengan Allah swt. seerat mungkin. Sebab, itulah karakteristik seorang pemuda Ahmadiyah! Itulah keistimewaan seorang lelaki Ahmadi! Itulah keistimewaan seorang wanita Ahmadi! Inilah keistimewaan seorang anak Ahmadi!”

Demikian pula, lanjut Hudhur atba., di India tempat umat Islam sebagai mayoritas, para mullah atau maulwi-maulwi di sana, melakukan tindak kekerasan dan kezaliman terhadap warga Ahmadi. Nama saja orang-orang Islam, seorang pun di antara mereka tidak ada yang tahu sembahyang dan tidak pula tahu mengucap dua kalimah syahadat, apa lagi membaca Kitab Suci Alquran, mereka buta sama-sekali. Mereka hanyalah tahu mengatakan “Kafir, Non Muslim!” terhadap warga Ahmadi. Di sana mereka menyebarkan ancaman-ancaman kepada para Mubalig kita.

Hudhur atba. menghimbau kita agar jangan berhenti. Kita harus terus bekerja, melaksanakan yang telah Allah swt. wajibkan kepada kita. Kita tundukkan kepala kita di hadapan Allah swt., berdoa kepada-Nya menghadapi semua tantangan mereka. Semoga Allah swt. menempatkan kita semua di bawah naungan perlindungan-Nya.

GELIAT Kemajuan Jemaat Ahmadiyah Indonesia--Sekarang ini, dengan semakin meningkatnya penentangan yang gigih terhadap Ahmadiyah, sebenarnya dipicu oleh berkobarnya api dengki dan kecemburuan sosial yang menyembur dari dalam hati yang sudah sangat panas. Menurut anggapan mereka bahwa dengan genapnya seabad Khilafat Ahmadiyah semenjak kewafatan Hadhrat Masih Mau’ud a.s., Jemaat ini sudah hampir mau dihancurleburkan. Namun sekarang, kata mereka, Ahmadiyah malah akan mengadakan pesta seratus tahun berdirinya Khilafat Ahmadiyah. Jadi hati mereka semakin gerah hampir meletup kepanasan. Dengan adanya perlawanan yang bertubi-tubi, memberikan bukti nyata kepada kita bahwa Jemaat Ahmadiyah, dengan karunia Allah swt., sedang berderap maju di atas jalan kemajuan dan kejayaan.

Kemudian Hudhur atba. membahas derap kemajuan Jemaat di Indonesia, bahwa sejak beberapa tahun lalu, para penentang Jemaat Ahmadiyah mengadakan serangan dan kezaliman sangat keras. Banyak rumah-rumah Ahmadi dijarah, mesjid-mesjid dihancurkan dan dibakar. Pemerintah daerah setempat mendukung ulama dan pemimpin umat karena takut kepada mereka karena melihat pengaruh mereka. Dengan keadaan pemerintah daerah yang mulai menentang Jemaat dan disebabkan pemerintah daerah di sana telah memberi berbagai macam peringatan terhadap Jemaat kita, pemerintah pusat turun tangan mencarikan titik temu permasalahan mereka.

Lanjut Hudhur atba. bersabda, pemerintah mengeluarkan semacam perjanjian bersama yang beberapa hari kemudian isi perjanjian itu dimuat pada dalam surat-surat khabar, namun tidak semuanya. Sebagian dimuat, sebagian ditinggalkan. Karenanya, perjanjian itu tidak dapat dipahami sempurna.

Hudhur atba. melukiskan bagaimana berita-berita yang diplintir dalam surat-surat khabar dapat dijumpai di dalam internet juga sehingga beberapa Ahmadi yang tidak mengetahui keadaan, menyatakan tidak tahu permasalahan sebenarnya kepada beliau.

Lebih lanjut beliau atba. mengemukakan bahwa para Ahmadi itu mengatakan bahwa untuk menghapus fitnah ini jika harus mempercayainya juga, tidak ada halangan apa-apa. Mereka tidak tahu pasti tentang itu. Mereka tidak tahu jalan yang mana yang baik untuk diikuti. Sehingga, para Ahmadi menghubung-hubungkannya dengan sejarah Islam mengenai Perjanjian Hudaibiyah bahwa perkataan ‘Rasul Allah’ dihapus dalam perjanjian.

Hudhur atba bersabda bahwa Hadhrat Rasulullah saw. sendiri yang menghapus perkataan ‘Rasul Allah’ dengan tangan beliau sendiri. Beliau saw. bersabda, “Mereka tidak percaya bahwa saya seorang Rasul Allah. Oleh sebab itu, saya hapus perkataan itu!” Akan tetapi, orang-orang yang percaya kepada beliau sebagai Rasul Allah, tidak berani berbuat apa-apa. Sedangkan, Hadhrat Rasulullah saw. tidak mengeluarkan sembarang perintah melakukan hal itu karena memahami perasaan mereka.

KEDUDUKAN Mahdi dan Almasih Mutlak!--Jadi, tegas Hudhur atba., bukanlah pekerjaan kita melakukan kemunafikan atau menunjukkan kelemahan iman dan membuat suatu keputusan yang merendahkan kedudukan Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. demi menyenangkan hati mereka. Kita menganggap dan mempercayai Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad Qadiani a.s. sebagai Masih Mau’ud-dan-Mahdi Ma’hud.

Jika kita melepaskan diri dari pendirian ini, maka sedikitpun kita tidak mempunyai nilai dan hakikat apa pun di sisi Tuhan. Keindahan kita terletak pada kedudukan sebagai Anggota Jemaah Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. dengan penuh keyakinan. Beliau a.s.-lah yang telah melenyapkan kegelapan menuju cahaya terang-benderang.

Pendirian dan pendakwaan kita di zaman kegelapan ini adalah: Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. telah membukakan pintu rahasia dan hakikat kalimah toyyibah dan kalimah syahadat kepada kita. Dan telah menyinari kalbu-kalbu kita dengan nur sejatinya.

Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s.-lah yang telah mengajarkan kepada kita cara-cara berjumpa dengan Allah swt. sesuai yang Alquran Karim ajarkan. Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. adalah Pecinta-sejati Hadhrat Rasulullah saw.. Beliau a.s.-lah yang telah mengajar kita untuk larut dalam kecintaan terhadap Nabi Suci Muhammad saw..

Dalam sebuah hadis disebutkan tentang panggilan Hadhrat Rasulullah saw. kepada Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. dengan kata “Mahdi kami”. Karena itu, akankah kita tinggalkan sebut beliau sebagai Almasih dan Imam Mahdi hanya disebabkan timbulnya kesusahan sedikit saja atau karena hanya untuk menyenangkan hati mereka—yang menamakan diri ulama?

PENJELASAN 12 Butir PB JAI, Titik Temu--Hudhur atba. mengajak kita berpikir apakah kita harus menyebut nama beliau dengan nama yang lain. Sedangkan, Almasih-dan-Mahdi yang ditunggu-tunggu itu telah datang dan sempurna dengan tanda-tandanya yang dijanjikan dan pendakwaannya sudah diumumkan dan semua tuntutan situasi dunia telah terpenuhinya. Setelah menyaksikan itu semua, disebabkan takut kepada ancaman manusia, walaupun Rasulullah saw. telah memberi nama kepada wujud yang ditunggu-tunggu itu dengan “Masih-dan-Mahdi”, akan tetapi demi menyenangkan hati orang-orang duniawi, sekalipun kita telah lama menggabungkan diri dengan orang-orang yang telah beriman kepada beliau, kita harus menyebut nama beliau dengan nama yang lain?

Dan sebagai imbalannya, apakah dengan begitu mereka (penentang Jemaat) akan membatalkan rencana serangan yang akan mereka lakukan kepada kita? Apakah dengan memberi nama selain “Masih dan Mahdi”—setelah menyaksikan terjadinya terjadinya tanda agung gerhana bulan dan matahari—akan menganggap sesuai nama itu? Ataukah—na’ûdzubi`l-Lâh—Allah swt. telah memberi kesaksian dusta? Apakah kita harus menyatakan dusta kepada nubuatan Alquran Karim yang telah sempurna pada zaman ini? Apakah di satu pihak setelah kita bai’at kepada beliau, mempercayai beliau sebagai Utusan Allah swt., di pihak lain lagi kita menganggap tidak benar kepada ilham beliau a.s. di mana Allah swt. telah memberi khabar suka bahwa sesungguhnya Masih Mau’ud dan Mahdi Mas’ud yang ditunggu-tunggu adalah beliau sendiri? Padahal firman lanjutannya mengatakan agar kita janganlah menjadi peragu.

Berdasarkan semua perkara yang telah Hudhur atba. uraikan di atas, masihkah kita dapat dikatakan sebagai warga Ahmadi? Ingkar kepada Masih dan Mahdi tentu menjadi ingkar kepada Ahmadiyah juga. Dan tidak akan ada seorang Ahmadi pun yang sanggup memikul tanggung-jawab seperti itu.

Berbicara fakta, Hudhur atba. bersabda bahwa “Perjanjian bersama”—demikian beliau atba. menyebutnya—yang telah ditandatangani kedua belah pihak antara Pemerintah dan warga Ahmadi yang telah dimuat di dalam surat-surat kabar, telah memberi kesempatan kepada orang-orang Ahmadiyah Lahore juga ikut gaduh dalam pertentangan itu. Di kalangan mereka timbul pula emosi perlawanan dan tuduhan palsu sehingga perkara yang sudah basi pun dimunculkan kembali. Mereka telah menerbitkan berita bahwa orang-orang Ahmadiyah [Qadian] sudah merubah pendirian mereka. Yang dimaksud mereka tiada lain bahwa mereka merasa telah menang dalam pernyataan palsu mereka, dan mengatakan: Sekarang, orang-orang Ahmadi Qadiani juga sudah mengakui—na’udzu bi`l-Lâh—bahwa Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bukan Nabi, melainkan Mujadid dan Mursyid saja.

KESAKSIAN Hudhur atba. Tentang Warga JAI--Mengapa perkara itu timbul? Pertama, Hudhur atba. menjelaskan, karena Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang telah mengirim sebuah Tim untuk mengadakan titik temu dengan Pemerintah Republik Indonesia. Di dalam hati para Tim, sedikitpun tidak ada pikiran untuk mengingkari Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad Qadiani a.s. sebagai Almasih Yang Dijanjikan, Imam Mahdi atau Nabi. Dan seorang anggta pun tidak akan ada yang berpikir seperti itu.

Dengan karunia Allah swt., Jemaat Indonesia dari segi keikhlasan dan kesetiaan merupakan sebuah Jemaat yang maju dan salah satu Jemaat paling terdepan. Pengurbanan harta dan jiwa-raga yang mereka serahkan demi Jemaat menunjukkan bukti nyata atas keikhlasan dan kesetiaan mereka terhadap Jemaat. Tidak nampak sedikitpun kekurangan di dalam keikhlasan dan kesetiaan mereka!

Jadi, jelas Hudhur atba., hal ini merupakan tuduhan yang salah terhadap Jemaat Indonesia dan memang tuduhan pasti akan terus ada jika mereka telah menunjukkan kelemahan iman demi mendapatkaan faedah yang sifatnya sementara. Pernyataan yang telah ditandatangani yang telah diambil oleh Pemerintah, di dalamnya terdapat beberapa bagian yang susunan perkataannya tidak jelas.

Dengan isi-isi pernyataan 12 Butir itu, tegas Hudhur atba., tidak berarti bahwa seorang Ahmadi telah menunjukkan kelemahan iman. “Sehingga, tidak ada satu pun tuduhan terhadap seorang Ahmadi bahwa ia telah menunjukkan kelemahan iman!” Beliau pun, maksud Hudhur atba. adalah Amir Nasional JAI, telah menjelaskan pernyataannya demikian di hadapan saya baik dalam pesannya yang dikirim kepada saya maupun dalam surat yang dikirim. Tetapi, pasti dan jelasnya memang tidak dicantumkan perkataan Masih dan Mahdi. Sehingga, para wartawan mendapat peluang untuk memutar balik fakta, kemudian hasil rekayasa mereka itu dimuat di dalam media surat kabar yang sedikitpun pendapat mereka seperti itu tidak terlintas di dalam pikiran seorang Ahmadi. Bagaimanapun, orang-orang dari Ahmadiyah Lahore telah mengambil kesempatan untuk memetik berita itu lalu disulut dan dibesar-besarkan.

SERUAN Kepada Ahmadiyah Lahore--Ketika telah saya uraikan dengan jelas di dalam Khotbah Jumat yang lalu dan pendirian kita pun telah dimuat di dalam surat-surat kabar. Namun, masih juga para Ahmadiyah Lahore bersikeras dan membuat kegaduhan, sehingga mereka menelepon Sekretaris Pers kita di London sambil mengatakan “Sampai sekarang kami belum juga merasa jelas tentang pernyataan yang masih semrawut itu.”

Sesungguhnya, mereka tidak akan merasa puas kecuali jika Tuhan berhendak memuaskan mereka. Jika mereka tidak mau mendengar dan bersedia menerima pendapat seseorang, maka manusia tidak akan memuaskan mereka. Bagaimanapun apa yang hendak kita jelaskan, sudah kita jelaskan kepada mereka.

Kepada Ahmadiyah Lahore, Hudhur atba. menyerukan agar mereka takutlah kepada Tuhan. Mereka harus mempelajari nubuwatan-nubuwatan Hadhrat Rasulullah saw.. dan menekuni baik-baik ilham-ilham Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s..

Kemudian, Hudhur atba. mengajak mereka bermuhasabah diri apakah hujah Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. ada pada mereka, apakah mereka tengah melangkah menuju kemajuan-kemajuan yang telah dijanjikan, apakah dengan menganggap ‘Anjuman’ lebih tinggi kedudukannya dari pada Khilafat, mampukah mereka memancangkan panji-panji Islam di bawah bendera Ahmadiyah ke seluruh dunia, apakah mereka telah berusaha mengibarkan panji-panji itu dengan penuh tanggung jawab, atau apakah mereka mendapat bagian dari keimanan terhadap Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad Qadiani sebagai Masih Mahdi maupun Nabi, apakah mereka mengakui kebenaran Nizam Khilafat sesudah beliau a.s.?

Sedangkan, ujar Hudhur atba. lebih lanjut, banyak orang yang telah berbaiat kepada Nizam Khilafat, telah mampu menyebarkan amanat Ahmadiyah sebagai Islam hakiki hingga 189 negara di dunia. “Apa yang telah Anda lakukan? Apakah kesaksian Tuhan secara amaliah tertumpu kepada orang-orang yang beriman kepada beliau sebagai Nabi ataukah kepada orang-orang yang beriman kepada beliau hanya sebagai Guru atau sebagai Mursyid atau sebagai Mujadid saja?

Maka, Hudhur atba. kembali berseru, “Sekarang dengan perasaan takut kepada Tuhan, akhirilah ‘perpisahan’ ini sampai di sini. Dan tengoklah, bagaimana sabda Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. tentang diri beliau sendiri. Anda-pun menerbitkan buku-buku beliau, mencetaknya juga dan mendapat taufik untuk membacanya juga dan mendapat taufiq untuk memahaminya juga.” Hudhur atba. meminta agar mereka membuka Alquran dan bacalah sendiri bagaimana firman Allah swt. tentang orang-orang yang beriman kepada sebagian dari padanya dan mengingkari sebagian lagi dari padanya.”

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. sendiri pernah bersabda, tidak menjadi syarat bahwa untuk membuat nubuatan harus menerima khabar dari Tuhan. Dan tidak menjadi syarat bahwa untuk menjadi Nabi harus ada syariat. Hanya dengan perantaraan kecintaan sejati kepada Tuhan, pintu hal-hal gaib akan terbuka.

SUMPAH Pendakwaan--Apabila Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. sampai saat ini telah menerima 150-lebih nubuatan dari Tuhan dan telah menyaksikan dengan jelas kesempurnaannya dengan mata kepala sendiri, maka bagaimana beliau a.s. bisa menolak bahwa diri beliau disebut Nabi atau Rasul? Dan selama Tuhan telah menamakan beliau ‘Nabi dan Rasul’, bagaimana beliau a.s. harus menolaknya? Atau, haruskah beliau takut kepada manusia menggunakan nama yang telah Tuhan berikan kepada beliau?

Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. bersumpah, “Saya bersumpah atas nama Tuhan Yang telah mengutus saya bahwa orang yang mengada-ada atas nama-Nya adalah laknat! Dialah Yang-telah mengutus saya sebagai Masih Mau’ud. Sebagaimana saya beriman kepada ayat-ayat suci Alquran Karim, demikian pula—tanpa perbedaan sebesar zarah pun—saya beriman kepada wahyu—yang sungguh-sungguh sangat jelas—yang telah turun kepada saya. Yang kebenarannya, secara mutawatir (terus-menerus) telah terbuka kepada saya. Dan saya, sambil berdiri di dalam Baitullah berani bersumpah, bahwa wahyu suci yang turun kepada saya adalah Kalam Tuhan Yang-sama, Yang-telah menurunkan Kalam-Nya kepada Hadhrat Musa a.s, Hadhrat Isa a.s. dan kepada Hadhrat Nabi Muhammad saw..

“Bumi dan langit juga telah memberi kesaksian kepada saya. Demikian juga, langit telah berbicara untuk saya dan bumi juga bahwa saya adalah Khalifatu`l-Lâh. Akan tetapi, sesuai dengan nubuatan-nubuatan, pasti [pendakwaan ini] akan di-ingkari juga. Sebabnya ialah, mereka—di antara hatinya yang tertutup—tidak akan menerimanya. Saya tahu, bahwa Tuhan akan mendukung saya sebagaimana Dia senantiasa mendukung Rasul-rasul-Nya. Tidak akan ada yang mampu menandingi saya. Sebab, mereka tidak menerima dukungan dari Tuhan.

“Di tempat mana saja saya telah mengingkari kenabian dan kerasulan, hanyalah dalam arti bahwa saya bukan seorang Pembawa Syari’at secara mustakil (langsung tanpa perantara Nabi sebelumnya), dan bukan pula saya seorang Nabi secara mustakil (diutus langsung tanpa melalui ajaran Nabi sebelumnya). Melainkan, dalam arti bahwa saya, setelah memperoleh berkat-berkat ruhani dari Rasul Junjungan-yang-saya-ikuti dengan keitaatan, saya mendapatkan sebutan untuk diri saya sebagai ‘Rasul’ dan sebagai ‘Nabi’ tanpa membawa satu pun Syariat Baru. Dan dengan perantaraannya, saya memperoleh ilmu tentang hal-hal yang gaib.

“Dengan kedudukan seperti itu, saya tidak pernah mengingkari disebut Nabi. Bahkan, dengan arti seperti itulah, Allah swt. memanggil nama saya ‘Nabi dan Rasul’. Jadi sekarangpun, saya tidak mengingkari diri saya sebagai Nabi dan Rasul dalam arti yang sama seperti itu. Maka, setelah diterangkan begitu jelasnya, apakah masih juga ada keraguan?”

AJAKAN--Jelas, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah menerima perintah Allah swt.. Beliau a.s. mengumumkan “Saya adalah Nabi.”

Disertai ribuan rasa santun dan hormat—sabda Hudhur atba., “Saya berkata kepada Saudara-saudara saya yang telah keliru dari jalan lurus: Marilah Saudara-saudaraku. Masuklah bersama-sama kami untuk membangkitkan revolusi rohani di muka bumi. Allah swt. telah mengutus Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad Qadiani sebagai Masih Mau’ud dan Imam Mahdi, dan sebagai Nabi Zilli (Ummati).

“Beliau-lah Almasih dan Mahdi yang kedudukannya sebagai ghulâm (hamba) dari Hadhrat Rasulullah saw. yang akan menyebarkan amanat ajaran Islam ke seluruh pelosok dunia. Bahkan, telah berhasil menyebarkannya ke seluruh dunia. Yang kepadanya, Allah swt. telah berfirman—dengan ungkapan yang sangat jelas sekali—bahwa, sekalipun di tengah-tengah perlawanan yang keras, Dia telah mengumumkan ‘Aku akan sampaikan tabligh engkau ke seluruh pelosok dunia’.

“Sekarang, hanya orang-orang yang percaya kepada beliau sebagai Nabi dan bergabung dengan Khilafat setelah beliau-lah yang menyaksikan sempurnanya wahyu tersebut. Amanat ini, sekarang sedang menggema sampai ke segenap penjuru dunia melalui media elektronik.”

Jadi sekarang, sambung Hudhur atba., untuk mendukung Nabi-Nya ini, Allah swt. sedang memperlihatkan mukjizat-mukjizat dalam menyampaikan amanat-Nya. Tak satu pun kekuatan dunia yang mampu menghalanginya. Dan jika kita cermati wahyu “Aku akan sampaikan tabligh engkau kesegenap penjuru dunia”, maka terkandung hikmah bahwa dalam melaksanakan amanat itu, akan timbul banyak tantangan dan tiupan taufan penentangan yang keras, kobaran api kedengkian akan membumbung, menyala-nyala di kanan dan kiri kita, para pemerintah pun akan berusaha mengeluarkan banyak hambatan.

Akan tetapi, Allah swt. Yang Maha Aziz serta Ghalib, memberi ketenteraman dengan firman-Nya, “Wahai Masih dan Mahdi. Aku berikan ketentraman kepada engkau dan juga kepada orang-orang yang beriman kepada engkau, bahwa engkau datang dari-Ku dan engkau sedang berjuang untuk menyebarkan amanat-Ku. Karenanya, Aku telah memutuskan bahwa dukungan dan pertolongan-Ku senantiasa bersama engkau. Dan dengan tegas Ku-katakan bahwa Aku akan sampaikan tabligh engkau ke seluruh pelosok dunia.”

Allah swt. berfirman kepada beliau melalui ilham, “Jangan takut! Sesungguhnya, Aku bersama engkau. Dan Aku berjalan menyertai engkau. Martabat engkau disisi-Ku tidak diketahui oleh siapa pun di antara manusia. Aku dapatkan engkau apa yang Ku-dapatkan. Siapa pun yang hendak menghina engkau, akan Ku-hinakan-nya. Dan siapa pun yang hendak menolong engkau, Aku akan menjadi Penolong-nya. Engkaulah milik-Ku. Dan rahasia engkau adalah rahasia-Ku. Dan engkaulah yang Aku maksud. Dan engkau bersama-Ku, dan engkau di sisi-Ku. Engkau orang terhormat di sisi-Ku. Aku telah pilih engkau untuk Diri-Ku.”

Jadi, orang yang diberi ketenangan dalam menghadapi sesuatu yang menakutkan, telah ditegaskan kepadanya untuk diberi dukungan-Nya, sudah diumumkan baginya, siapa pun yang akan menolongnya ianya akan ditolong-Nya, telah diumumkan pula baginya, sesiapa yang hendak menghina dan menentangnya akan dihinakan dan disengsarakan-Nya, orang yang telah dimasukkan kedalam kelompok orang-orang pilihan-Nya yang khas, untuk orang yang beriman kepadanya-pun tidak ada alasan untuk merasa gentar dan takut. Tidak perlu merasa takut dan cemas dari kesulitan dan kesusahan apapun karena hal itu hanya sementara.

SABAR dan Istiqamah--Layaknya Perang Uhud, Hudhur atba. bersabda, sekalipun orang-orang beriman sudah dalam keadaan sangat terdesak dan telah banyak menelan kerugian jiwa-raga dan harta, mereka tidak memberi kesempatan kepada musuh untuk mengalahkan mereka. Akhirnya, merekalah yang mendapat mahkota kemenangan sambil meneriakkan suara dengan keras “Allâhu ‘alâ wa a’jal!” Maka sekarang pun, sabda beliau lagi, bila pekikan itu telah mengumumkan hal-hal tersebut di atas untuk kekasih yang mencintai-Nya, maka kita yang beriman kepada Allah swt., apa perlunya kita merasa takut kepada kesulitan-kesulitan ataupun ancaman-ancaman mereka yang sifatnya sementara ini?

Selanjutnya, Hudhur atba. beralih kepada kejadian beberapa hari sebelumnya tentang adanya beberapa kekhawatiran orang-orang Arab, di antara mereka ada warga Ahmadi Arab dan juga yang non Ahmadi yang simpati serta memiliki rasa cinta terhadap Islam. Mereka khawatir karena atas desakan beberapa pemerintahan negeri Arab kepada pemilik satelit yang menayangkan Muslim Television Ahmadiyya atau MTA3 yang khusus ditayangkan bagi pemirsa Berbahasa Arab di Timur Tengah, telah ditutup. Hal ini, disebabkan beberapa pemerintahan Negara-negara Arab dan para Mullah yang takut kepada gerak dakwah Kristen, sambil memandang kepada orang-orang Ahmadi dan disebabkan berkobarnya api dengki di dalam hati mereka juga terhadap Jemaat Ahmadiyah.

Dan oleh karena tanpa menghiraukan faktor akhlak dan tanpa pemberitahuan sebelumnya, saluran itu telah ditutup. Maka, baik orang-orang Arab Ahmadi maupun orang-orang Arab non Ahmadi, telah mengirimkan banyak sekali surat-surat kepada Hudhur atba. maupun kepada Pengurus MTA dan mereka mengatakan bahwa perbuatan itu perbuatan zalim. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, saluran ini telah ditutup? Dalam menjawab surat mereka tersebut, Hudhur atba. bersabda agar bersabarlah. “Insya Allah swt. akan diusahakan supaya saluran ini dapat dimulai lagi secepat-cepatnya.”

Dengan khotbah yang Hudhur atba. sampaikan ini, semoga menjadi kemakluman penyebab ditutupnya MTA Al-‘Arabiyya akibat pemerintah-pemerintah yang tunduk pada kemunafikan, ciut pada kekuatan manusia dan disebabkan rasa dengki juga telah berusaha untuk memblokir saluran ini.

TABLIG MTA Al-‘Arabiyya--Di negara-negara Arab banyak padri-padri Kristen sedang melancarkan serangan-serangan terhadap Islam. Dan Jemaat Ahmadiyah melalui MTA sedang giat menjawab serangan-serangan mereka, oleh sebab itu mereka juga memberi tekanan-tekanan supaya saluran MTA ini ditutup, kalau tidak MTA ini akan memberi pengaruh buruk terhadap orang-orang Kristen. Bagaimanapun akibatnya, mereka harus berurusan dengan Allah swt..

Mereka dengan mengatasnamakan Tuhan telah melakukan permusuhan terhadap insan-insan Tuhan. Mereka menganggap bahwa semua sumber kekuatan ada di tangan mereka. Akan tetapi, Dia Yang Aziz Tuhan Pemilik semua kudrat dan kekuasaan, telah mengumumkannya dalam QS [Âli ‘Imrân] 3:55 “Wa makarû wa makara`l-Lâh[u], wa`l-Lâhu khairu`l-mâkirîn—Dan mereka membuat rencana dan Allah membuat rencana. Dan Allah-lah sebaik-baik Perencana.”

Pada zaman Almasih Musawi pun telah dibuat banyak rencana. Karenanya, di dalam ayat ini dan di zaman ini pula, telah diumumkan berbagai macam rencana untuk melawan Almasih Muhammadi Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s.. Akan tetapi, Allah swt. telah memberi ketenteraman hati kepada beliau a.s. dan para pengikutnya.

Jadi, peristiwa yang sedang kita hadapi, kita harus berusaha mengantisipasinya. Hal itu semata-mata pekerjaan Allah swt. untuk Almasih-Nya. Dengan cara bagaimana Allah swt. membuat perencanaan-Nya sehingga manusia tidak dapat membayangkan sebelumnya, dan bagaimana Allah swt. telah memberi pertolongan dalam hal ini? Untuk beberapa jam atau barangkali untuk satu hari saja lamanya, saluran ini sudah ditutup.

Bagaimanapun hari ini, Dia telah mengatur jalan lain sebagai gantinya untuk kita. Sehingga, usaha yang pihak penentang lakukan menutup saluran ini, sebagai gantinya, Allah swt. telah menghubungkan kita dengan seorang pengusaha satelit di Eropa yang sebelumnya juga pernah kita usahakan; yang pada waktu itu, pesanan cukup ramai sehingga kita tidak dapat memperolehnya.

Setelah pemblokiran MTA3 Al-‘Arabiyya ini, Allah swt. sendiri telah mengatur untuk kita sebagai ganti. Satelit sebelumnya, jangkauannya tidak begitu luas hanya sampai kepada beberapa negara Arab saja. Sehingga tidak dapat menjangkau negara Maroko dan beberapa negara lainnya yang sangat mendambakan MTA. Tetapi, satelit baru—sebagai gantinya ini—dapat menjangkau banyak sekali negara hingga sampai ke negara Maroko dan beberapa negara lain di sekitarnya. Sehingga, keperluan mereka dapat dipenuhi. Alĥamduli`l-Lâh!

Jadi, lihatlah! Ini semua pekerjaan Allah swt.! Dia-lah Tuhan Yang-sangat tepat memenuhi janji-janji-Nya. Sekarang pun, hambatan-hamabatan sedang berlaku dan akan berlaku terus. Akan terjadi serangan-serangan dari pihak para penentang dan para pedengki terhadap Jemaat.

Hudhur atba. menasihatkan bahwa seorang Ahmadi tidak boleh berkecil hati dan putus asa atas serangan-serangan itu. Sambil menyaksikan serangan-serangan mereka, kita harus lebih banyak bersujud memanjatkan doa di hadapan Allah swt.. Kita tingkatkan semangat doa kepada Allah swt.. Kita jaga baik-baik salat kita. Kita penuhi kewajiban-kewajiban kita dengan teratur. Kita perhatikan pelaksanaan salat-salat nafal.

Dengan perantaraan doa-doa dan ibadah-ibadah tersebut, Allah swt. menolong kita untuk menyempurnakan maksud-maksud kita. Jangan biarkan bibir-bibir kita berhenti zikir kepada Allah swt.. Melalui gerakan-gerakan bibir itulah, pintu-pintu kemenangan akan terbuka bagi kita—insya Allah. Jadi, itulah titik dasar yang harus selalu kita ingat setiap saat.

NIZAM Khilafat--Sekarang dengan genapnya Seabad Khilafat Ahmadiyah, warga Ahmadi sedang membuat program-program untuk merayakannya. Karena rasa dengki para penentang Jemaat, mereka sedang membuat rencana untuk menyerang bahkan lebih hebat dari yang telah mereka lakukan sebelumnya. Mereka hendak menimpakan berbagai macam kesusahan dan kesulitan kepada kita. Mereka pikir, khilafat telah kita rampas mereka. Kita sedang menikmati khilafat, sedangkan mereka tidak. Dan dengan kompaknya, kita terikat dalam persatuan dan kesatuan kokoh, sedangkan mereka tidak demikian.

Para penentang Jemaat telah menzahirkan pengakuan mereka secara terbuka bahwa mereka tidak akan dapat memperoleh kemajuan dan kemenangan tanpa berpegang pada nizam khilafat. Dan mereka telah menulis bermacam-macam ide dan pendapat mereka tentang khilafat sehingga memenuhi lembaran surat-surat kabar dan majalah-majalah. Hampir setiap hari selalu dimuat karangan-karangan tentang khilafat di dalam media cetak. Dan dalam khotbah ini, Hudhur atba. membaca salah satu kutipannya tentang pendapat seorang mufti Non Ahmadi bernama Muhiburrahman Sahib dari Pakistan.

Muhiburrahman Sahib mengemukakan bahwa tiada nizam yang lebih besar dari Nizhâm Khilâfat Islâmiyyah ‘Alâ Minĥâji`n-Nubuwwah. Nizam ini, menurutnya, dapat ditegakkan dengan berhimpunnya umat Islam pada satu platform yang sama. Umat Islam saat ini telah terlepas dari berkat khilafat. Umat Islam harus berbuat seperti pada waktu berusaha mendapatkan negara Pakistan melalui pengorbanan yang sangat besar. Pengurbanan umat Islam pada waktu itu diberikan untuk mendapatkan negara yang bebas dan merdeka. Waktu itu menurut rencana, akan mendapatkan negara merdeka dimana mereka akan menegakkan negara Islam. Tapi kenyataannya, Muhiburrahman Sahib mengakui, Pakistan telah berdiri di balik tabir penipuan. Rahasia untuk keutuhan dan kebaikan umat Islam, hakikinya terletak pada kesepakatan, persatuan, dan sistim Khilâfat Islâmiyyah ‘Alâ Minĥâji`n-Nubuwwah.

Dalam mengakhiri khotbah, Hudhur atba. menanggapi, alangkah baiknya jika orang-orang semacam itu meninggalkan ego dan mau tunduk pada pendapat orang. Mereka tidak melihat bahwa Imam Mahdi yang mereka tunggu-tunggu itu sudah datang. Pada riwayat-riwayat lain telah disebutkan pula bahwa apabila Imam Mahdi sudah datang maka khilafat pun akan berdiri.
Sekarang, Imam Mahdi sudah datang. Dengan perantaraan beliau, kini Khilafat sudah berdiri. Nizam khilafat baru apa pun, tidak akan dapat didirikan lagi. Sekalipun, mereka berusaha keras untuk itu.

Sekarang, setiap warga Ahmadi harus banyak memanjat doa agar Allah swt. melindungi kita keburukan dan kesusahan yang akan timbul. Semoga Dia memberi kekuatan dan keteguhan iman kepada kita. Semoga Dia memberi taufik kepada kita agar tetap berpegang teguh kepada Jemaah Imam Mahdi-dan-Almasih yang-telah-datang sesuai nubuatan Hadhrat Rasulullah saw..
Di samping itu, setiap warga Ahmadi harus memanjatkan doa bagi umat Islam yang telah keliru, agar Allah swt. memberi taufik kepada mereka guna menggabungkan diri dengan Jemaah Hadhrat Imam Mahdi-dan-Masih Mau’ud a.s. ini. Semoga Allah swt. mengabulkan semua harapan kita. Amin.[] (MTA/HsB/HSAL/HPSi/www.Ahmadiyya.or.id/Ali “JAI-Kby”)

--
“Don’t hate one another and don’t be jealous of one another, and don’t boycott one another and be servants of God as brethren.” --Muhammad saw.
“The whole worth of a kind deed is in the love that inspires it.” --Moses a.s. (The Talmud)
“Hatred doesn’t cease by hatred, but only by love; this is eternal rule.” --Budha a.s.
“Love your enemies!” --Jesus a.s.
“Love for All, Hatred for None!” --Mirza Nasir Ahmad r.h.
“To be loved, be lovable.” --Ovid

No comments: