Monday, October 22, 2007

Pahami Kwalitas Ibadah-ibadah dan doa-doa Kita sebagai Sarana Pensucian Hati



KHOTBAH Jumat Hadhrat Khalifatul Masih V atba. minggu lalu (12/10), bertemakan tentang keutamaan Salat Jumat yang harus kita pahami, yang merupakan bagian dari ibadah-ibadah dan doa-doa kita sebagai sarana pensucian hati. Khotbah yang disiarkan Muslim Television Ahmadiyya (MTA) dari Mesjid Baitul Futuh Morden, Inggris ini, diawali dengan tasyahud, taawud dan tilawat Alquran Surah Al-Fâtiĥah dan Surah ke-62 Al-Jumu’ah ayat 10 hingga 12.

Hudhur atba. bersabda bahwa kebanyakan umat Islam umum di seluruh dunia menghadiri Salat Jumat hanya pada saat jumat terakhir (Jumat Wada’) di bulan Ramadan untuk mencari magfirat atau pengampunan-Nya sedangkan mereka mengabaikan jumat yang lainnya di tahun tersebut. Padahal, jumat yang mereka berhalakan seperti itu tidak ada diriwayatkan Hadhrat Rasulullah saw. maupun dalam Alquran. Padahal, Hadhrat Rasulullah saw. bersabda bahwa kita akan selamat dari dosa-dosa besar, jika di antara ibadah-ibadah pada ‘lima waktu salat’ dan ‘dari Jumat ke Jumat yang lain’ dan ‘dari Ramadan satu ke Ramadan lain’-nya yang kita kerjakan terdapat kekhilafan atau perbuatan tanpa sengaja, maka Allah swt. akan mengampuni atau menutupi kita—sebagai hasil dari ibadah-ibadah tersebut. Artinya, berbagai ibadah yang dilakukan semata-mata meraih kebaikan dan menghindarkan diri dari keburukan-keburukan, maka itu semua akan menjadi kafarah maupun sarana maghfirat atau pengampunan Allah swt. bagi dosa-dosa maupun kelemahan-kelemahan manusiawi yang telah kita lakukan.

Kemudian, Hudhur atba. menekankan betapa Hadhrat Rasulullah saw. telah menjelaskan tentang pentingnya ibadah Salat Jumat. Dijelaskan, kita wajib mendirikan Salat Jumat berjamaah, kecuali bagi para sahaya, perempuan dan orang-orang sakit, termasuk orang-orang yang uzur. Tetapi, urusan niaga atau bisnis jangan kita lakukan, karena itu menentang Hukum Tuhan. Beliau saw. bersabda, “Salat Jumat merupakan keharusan bagi setiap muslim.” Maka, alangkah seriusnya, bila kita meninggalkan atau menganggap Salat Jumat tidak penting.

Hudhur atba. menegaskan bahwa bagi seorang mukmin yang mengutamakan Salat Jumat di atas urusan bisnisnya, terdapat janji Allah swt. atas hal tersebut. Dia pasti menurunkan karunia-Nya pada bisnis kita berupa manfaat dan faedah. Dan dengan karunia-Nya, tentu kita akan mendapatkan banyak sekali berkat dari-Nya.

Akan tetapi, lanjut Hudhur atba., pada waktu kita telah sibuk kembali dalam bisnis, kita harus tetap berzikir kepada Allah swt.. Sekali-kali jangan melupakan-Nya. Jadilah hamba Allah yang senantiasa bersyukur kepada-Nya. Jika kekhusyukan kerja kita tetap seperti itu kepada Allah swt., tentu Dia akan memberi kemudahan dalam bisnis. Kita harus lebih giat mengamalkan peintah-perintah Allah swt. lebih baik dari sebelumnya. Jangan sampai kita menjalankan bisnis dengan kecurangan dan dengan sarana yang tidak patut. Jika bentuk keasyikan zikir tersebut timbul, tentu hati kita akan timbul rasa takut (baca: “cinta”) kepada-Nya. Hal ini akan menjadi bekal yang membawa kita pada jenjang sukses dan kemenangan hati yang besar. Sehingga, Allah swt. akan membukakan pintu tersebut lebih lebar lagi bagi kita. Amin.

Di zaman sekarang, papar Hudhur atba., kita jangan terlena dengan kesibukan bisnis-bisnis besar yang dikuasai pihak bangsa-bangsa dan agama-agama lain yang dapat mengakibatkan lupa daratan dan lupa terhadap ‘maksud dan tujuan hidup’ kita. Sesungguhnya, semua berkat dapat diraih dengan merebahkan diri serta sujud di hadapan Allah swt. dan dengan siap datang menyambut seruan-Nya, melakukan bisnis semata-mata karena meraih rida Allah swt. dengan faedah dan manfaat kekal selama-lamanya. Allah swt. menjamin, “Ingatlah, kesibukan dan perniagaan dunia tiada bernilai sedikitpun bila dibandingkan dengan surga Allah swt..”

Kemudian, lebih jauh khotbah Hudhur atba. ini menyinggung banyaknya perempuan Ahmadi yang menulis surat memohon doa kepada beliau bagi suami mereka. Dikatakannya, “Mohon didoakan suami saya supaya menaruh perhatian terhadap salat fardu lima waktu dan terhadap menunaikan Salat Jumat secara teratur atau dawam.”

Hudhur atba. merasa gembira bahwa Allah swt. telah menganugerahkan dalam Jemaat Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ini dengan kaum perempuan Ahmadi yang tekun beribadah, yang selalu memikirkan keadaan ibadah salat anak-anak dan suami mereka.

Akan tetapi, ada satu sisi lain yang pemikiran beliau: Jika para suami-suami Ahmadi tidak mau merobah sikap dan tidak mau memperbaiki diri dengan tidak penuh memperhatikan kewajiban-kewajiban agama, maka jangan-jangan—na’ûdzubi'l-Lâhi mindzâlik—anak-anak mereka pun mencontoh ayah mereka.

Zaman sekarang ini, banyak sekali aneka hiburan, permainan, rekreasi dan sebagainya. Jangan-jangan, mereka terpengaruh dengan perkara-perkara yang dapat menjauhkan dari agama. “Na’ûdzubi'l-Lâh! Semoga Allah swt. melindungi anak-anak Jemaat! Jangan sampai mereka menjauh dari Allah dan dari agama-Nya! Nanti akan susah untuk kembali lagi!” ucap Hudhur atba..

Jadi, pada zaman ini, Hudhur atba. mewanti-wanti betapa tanggung jawab para Ahmadi semakin bertambah banyak. Sebuah amanah telah diserahkan kepada kita. Sebuah janji yang sudah kita ucapkan dalam ikrar baiat, harus kita pemenuhi. Tanpa melalui doa dan pertolongan Allah swt., hak kewajiban kita tidak akan dapat terpenuhi.

Dengan rahmat-Nya kepada kita, Allah swt. telah menyediakan waktu khusus dalam ibadah Salat Jumat di mana setiap permohonan doa akan senantiasa dikabulkan Allah swt.. Tiada doa yang lebih besar dari doa yang dimohonkan agar: Hubungan anak-keturunan kita lebih erat dengan Allah swt., supaya mereka tetap berpegang teguh kepada agama Allah swt. yang terakhir ini, supaya anak keturunan kita tetap mencintai agama ini dan ikut aktif dalam menyebarluaskan agama ini.

Semoga, kita menjadi orang-orang yang melaksanakan ibadah Salat Jumat dengan sebaik-baiknya. Semoga kita menjadi penyempurna maksud dan tujuan diutusnya Hadhrat Masih Mau’ud a.s. oleh Allah swt. pada zaman ini dengan mendirikan sebuah jemaah bagi kaum akhirin—orang-orang yang hidup di akhir zaman. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah meraih kedudukan dan telah berusaha menciptakan revolusi ruhani sebagaimana yang pernah dilakukan oleh umat-umat terdahulu dengan pengikut-pengikutnya yang telah menghasilkan ibadah-ibadah bermutu sangat tinggi dan telah mendapat hubungan yang sangat erat dengan Allah swt..

Pada zaman ini, Hudhur atba. menyerukan bahwa setiap Ahmadi harus berusaha memahami kwalitas ibadah-ibadah dan doa-doanya masing-masing sebagai sarana mensucikan hati kita. Bukan hanya pada Ramadhan dan Jumat terakhir saja, bahkan—sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw.—pada kelima waktu salat fardu kita, pada setiap ibadah Salat Jumat kita dan ibadah-ibadah pada setiap Ramadan yang kita lalui. Semoga, Allah swt. memaafkan dosa-dosa dan kelemahan-kelemahan kita. Semoga Dia memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang menyaksikan kejayaan dan kemenangan Islam. Amin.
Pada hari ini, sabda Hudhur atba. lagi, Allah swt. telah memberi taufik kepada kita menunaikan Salat Jumat sambil melaksanakan ibadah puasa. Maka, pada Jumat ini, kita harus berjanji: Pertama, untuk memikul tanggung jawab menyempurnakan maksud dan tujuan kedatangan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Untuk itu, kita harus berusaha menjauhkan keburukan pribadi masing-masing dan menggantinya dengan amal-amal saleh. Kita harus menjauhkan semua kekotoran diri kemudian menggantinya dengan kebersihan dan kesucian hati masing-masing.

Sekarang, tinggal beberapa waktu lagi saja sisa ibadah puasa ini. Sebelum kita sampai pada penghabisan Ramadan dan tinggal tersisa pada hari Jumat ini saja, maka jadikanlah bibir kita untuk bergerak dan terus sibuk berzikir kepada Allah swt.. Pada sisa waktu sedikit lagi ini, ingatlah di dalam hati dan ingatlah terus berulang-ulang bahwa, kebaikan-kebaikan maupun ibadah-ibadah yang telah kita ikhtiarkan, maupun berbagai usaha dalam menyempurnakan hak-hak sesama manusia, maupun pengorbanan-pengorbanan harta yang telah kita berikan, atau pelunasan Candah Tahrik Jadid dan Waqfi Jadid pada Ramadan ini, untuk itu semua, kita berdoa: Semoga, dengan berkat Jumat ini, Allah swt. mengabulkan dan memberkati semua usaha dan semua amal yang telah dilakukan itu. Amin. “Ya Allah! Berilah taufik kepada kami agar kami selalu mengamalkan semua itu, agar kami selalu memanjatkan doa-doa dan melakukan semua kebaikan, dan selalu melakukan pelaksanaan hak-hak sesama manusia. Semoga, setiap pekerjaan kami di masa mendatang dan setiap perbuatan kami, menjadi sarana meraih keridaan Engkau, dan semoga kami selalu mendapatkan manfaat dari itu semua. Ya Allah! Perlihatkanlah kami pemandangan adanya perubahan-perubahan besar yang telah Engkau janjikan kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Kami mengharapkan dari Tuhan kami Yang Maha Penyayang.”

Apabila doa-doa yang keluar dari lubuk hati setiap Ahmadi secara serempak pada hari ini, maka setiap suara yang keluar dari hati mereka akan berhimpun dalam jumlah ratusan ribu sampai jutaan suara, berpadu menjadi satu, akan menjadi seperti arus sebuah sungai yang deras, yang akan menyapu setiap kekotoran yang menghalanginya, sehingga menjadi bersih. Berkat saling mendoakan satu sama lain, semua kekotoran yang terdapat dalam hati kita akan tercuci bersih dengannya.

Kita jadikan doa-doa hari ini demikian bersih sebagaimana bersihnya air yang baru memancar dari atas gunung. Air yang suci bersih ini, diciptakan demi meraih keridaan Allah swt.. Ini akan terwujud hanya dengan karunia Allah swt. semata. Dengan meraih karunia-karunia Allah swt., semoga semua kekotoran yang melekat pada kalbu kita, akan terus tercuci bersih. Dan sambil tetap melakukan amal-amal saleh, semoga kita menjadi orang-orang yang menerima banyak keridaan-Nya dan menjadi orang-orang yang dapat memperoleh qurub atau kedekatan atau kecintaan-Nya. Amin.

Semoga kita menjadi orang-orang yang dapat menyaksikan pemandangan makbulnya doa-doa kita. Semoga kita menjadi orang-orang yang dapat menyaksikan kesucian kalbu manusia, menjadi orang-orang yang menyaksikan kasih-sayang Tuhan, menjadi orang-orang yang mendapat perlindungan Allah swt. dari kejahatan musuh. Dan terakhir—semoga kita menjadi orang-orang yang menegakkan kerajaan Allah swt. di dalam hati sendiri dan juga di dalam hati orang-orang di seluruh dunia.

Semoga kita dapat menyaksikan berkibarnya panji kebesaran Sang Rasul Kekasih Allah swt.—Muhammad Mustafa saw. di setiap penjuru dunia; yang pada zaman ini, panji tersebut telah diserahkan ke genggaman Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Semoga kita dapat menyaksikan kesempurnaan Janji Allah untuk menghimpun manusia di seluruh dunia menuju kemanunggalan Tauhid yang sedang dilakukan Jemaah Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ini.

Jadi, inilah hari dan salat yang memiliki berkat-berkat kekalnya. Dan dari berkat-berkatnya itu, semoga kita menjadi orang-orang yang menang. Semoga Allah swt. memberi taufiq kepada kita untuk menyaksikan hal itu dan meraihnya juga. Dan tidak beberapa lama lagi saat kita berdoa, kita akan mendapat kemakbulan doa-doa kita. Semoga hal itu terjadi demikian. Amin.

Pada hari terakhir Ramadhan ini, secara khusus, kita harus mendoakan orang-orang yang sakit, orang-orang yang mendapat kesulitan dan kesusahan. Jangan lupa, mendoakan orang-orang yang sedang berkhidmat kepada agama dan Jemaat. Ingatlah juga dalam doa kepada orang-orang waqaf zindegi atau orang-orang yang mewakafkan seluruh kehidupan mereka untuk agama dan Jemaat. Janganlah lalai mendoakan anak-anak waqfi nau atau putra-putri yang telah para orang tua mereka wakafkan untuk agama dan Jemaat ini, dan mendoakan orang tua mereka juga. Ingatlah juga, untuk mendoakan orang-orang yang banyak mengorbankan harta mereka. Ingatlah juga dalam doa, terhadap seluruh umat Islam. Ingatlah juga untuk mendoakan seluruh umat manusia. Semoga, Allah swt. melindungi mereka dari setiap musibah dan kesulitan. Amin. (MTA/Maulana Hasan Basri Sahib Shaheed ‘Singapura’/Milis Yahoogroups Ahmadi-ina/A. Shaheen Ali/LB)
...


No comments: