Tuesday, October 16, 2007

Kedatangan Imam Mahdi dan Masih Mau’ud a.s.

SARIPATI Khotbah Jumat Hadhrat Khalifatul Masih V atba.
Kedatangan Imam Mahdi dan Masih Mau’ud a.s.



SETELAH mengucapkan tasyahud dan taawud, tilawat Alquran Surah Al-Fâtihah dan Surah ke-8 Al-Anfâl ayat ke-25 (QS 8:25) menjadi pembuka dalam Khotbah Jumat minggu lalu bertopik ‘Kedatangan Hadhrat Masih Mau’ud a.s.’ yang Imam Jemaat Islam Ahmadiyah Sedunia Sayyidina Amirul Mukminin Hadhrat Khalifatul Masih V atba. sampaikan dari Mesjid Baitul Futuh Morden, Inggris, Jumat (5/10).


Hudhur atba. bersabda, setiap Ahmadi menyadari bahwa dengan beriman kepada Pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. sebagai seorang Imam Mahdi dan Almasih Yang Dijanjikan (Masih Mau’ud), berarti ia termasuk orang-orang yang sudah ‘menyambut seruan Allah swt.’ sesuai firman-Nya dalam QS 8:25. Seseorang yang sudah beriman kepada perintah-perintah dan nubuwatan-nubuwatan Alquran dan Hadhrat Nabi Besar Muhammad Mustafa—Rasulullah saw. dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka ia sudah menempatkan diri dalam pencarian kehidupan rohani yang baru. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah menjelaskannya di dalam Syarat-syarat Baiat bahwa masuk dan baiatnya seseorang ke dalam Jemaat Ahmadiyah adalah bahwa kita harus setia terhadap Allah swt. dan Rasul-Nya. Kesetiaan tersebut harus kita tunjukkan dalam bentuk kedisiplinan mendirikan salat lima waktu dan salat tahajud, berselawat untuk Hadhrat Rasulullah saw.. Di samping itu, kita harus setia kepada Allah swt. baik dalam segala keadaan susah ataupun senang, suka atau duka, dan nikmat atau musibah. Dan kita harus benar-benar menjunjung tinggi perintah Alquran Karim dan menjadikannya sebagai pedoman hidup.

Beruntunglah seseorang yang bergabung dan baiat ke dalam Jemaat Ahmadiyah yang motifnya kerohanian. Beruntunglah seseorang yang telah beriman kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s., sebagai bentuk ketaatan kita dalam menyambut seruan Allah swt. serta Rasul-Nya dan sebagai bentuk telah hidupnya kerohanian kita lagi. Maka—na’ûdzubi’l-Lâhi min dzâlik—alangkah kelirunya jika anggapan ‘mengimani Hadhrat Masih Mau’ud a.s.’ telah menurunkan martabat kenabian dan kerasulan Hadhrat Rasulullah saw.. Padahal, banyak tulisan-tulisan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang melukiskan kecintaan dan kesetiaan beliau terhadap ketinggian Hadhrat Rasulullah saw..

Umat Islam pada umumnya menganggap keliru bahwa mereka tidak perlu menerima orang lain sebagai rasul untuk diimani jika sudah beriman kepada Hadhrat Rasulullah saw.. Padahal, ini merupakan sesuatu yang mendasar dalam menerima seorang Imam Zaman sebagaimana yang telah Alquran Karim kabargaibkan; dan, sebagaimana pula telah Hadhrat Rasulullah saw. singgung ketika dalam suatu majelis dengan mengatakan “Sampaikan salam-ku kepada-nya.” Dan mengimani Imam Zaman adalah hal yang mendasar pula untuk kemajuan rohani dan kesempurnaan iman kita.

Sebagai orang yang beriman, dalam memaknai ‘menyambut seruan Allah swt.’ dalam firman QS 8:25 tersebut, keimanan kita jangan sebatas terucap di bibir saja. Melainkan, harus mengakar hingga ke hati nurani. Selanjutnya, berkenaan dengan penentangan pihak-pihak yang dengki terhadap Jemaat Ahmadiyah, Hudhur atba. bersabda bahwa mereka harus menyimak pandangan-pandangan, hujah dan dalil-dalil yang kita keluarkan tentang kemuliaan Hadhrat Rasulullah saw..

Nubuwatan tentang keadaan umat Islam lebih dari 14 abad lalu terkait kedatangan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. se- bagai khaddim sejati Hadhrat Rasulullah saw., kondisinya
tidak berubah sesuai nubuwatan. Situasinya semakin memburuk. Moralitas para pemimpin negeri-negeri Muslim semakin merosot. Alasannya jelas, yaitu penolakan mereka terhadap wujud suci Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang Hadhrat Rasulullah saw. singgung sebagai orang yang dititip salam. Anehnya, para rohaniawan yang dulu menentang kita, kini bergabung dengan para pemerintah muslim menentang dan menzalimi kita. Akan tetapi, nur Allah swt. tidak mungkin padam oleh penentangan tersebut.

Sedangkan Allah swt., berada di antara manusia dan hatinya. Karena itu, alangkah baiknya jika mereka berdoa kepada-Nya tentang umat Islam sebagai orang-orang yang telah Allah swt. firmankan sebagai yang terbaik di antara orang-orang. Akan tetapi, mereka sendiri tidak memiliki kapasitas tersebut. Bagaimana mungkin mereka merubah orang, sedangkan kondisi mereka sendiri memprihatinkan.

Jika kita berdoa tulus maka Allah swt. akan mendengar dan memberikan petunjuk. Kita harus berdoa bagi mereka, karena bagaimana pun mereka masih mengaitkan diri dengan Hadhrat Rasulullah saw.. Dalam rangka mensucikan hati mereka, kita harus berdoa kepada Allah swt. Karena, Allah swt. sendiri yang memiliki kuasa guna membukakan hati mereka. Semoga Allah swt. meletakkan keterpautan ke dalam hati mereka terhadap wujud Hadhrat Rasulullah saw.. Semoga Allah swt. menyingkirkan kekaratan-kekaratan hati. Tidak cukup dengan mengaitkan diri dengan Hadhrat Rasulullah saw. saja. Semoga Allah swt. lebih memperkenankan mereka mengenal Imam Zaman mereka daripada menentangnya. Nah melalui doa-doa yang kita panjatkan ini, menurut Hudhur atba., merupakan kewajiban para Ahmadi.

Para alim ulama telah menciptakan skenario paling menakutkan melalui keterangan mereka yang salah tentang Jemaat Ahmadiyah.Tapi, banyak jiwa suci yang menyatakan diri bergabung dan biat ke dalam Jemaat Ilahi ini meski mereka lebih memilih tetap berdiam diri karena khawatir melihat situasi dan kondisi yang belum memungkinkan. Mereka yang baiat adalah orang-orang pemberani dan dizalimi oleh pihak-pihak yang berada di sekitarnya.

Di Swiss terdapat seorang pelajar. Ia mengetahui seruan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. tentang baiat. Ketika ia mengontak sanak keluarganya di Pakistan, mereka menceritkan hal-hal tak benar dan dibuatbuat mengenai Ahmadiyah. Semua hal serupa ini, karena informasi salah yang disebarluaskan semau-maunya oleh para alim ulama tentang kita. Karenanya, di samping itu, kita jangan mengatakan apa pun. Setidak-tidaknya, biarkan saja apabila keluarganya yang di Pakistan mengatakan bahwa jika ia bergabung dan baiat ke Ahmadiyah, maka ia akan diincar dan dibunuh.

Dari jazirah Arab dilaporkan berita-berita mengenai jiwa-jiwa suci yang mencari kebenaran tentang Jemaat Ahmadiyah. Orang-orang tersebut mendapat rukya atau mimpi melihat Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dalam bentuk foto. Mereka memiliki keimanan teguh, dan tak perlu banyak dalil dan bukti untuk meyakinkan mereka. Orang-orang seperti itu banyak dalam Jemaat dan telah melihat Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dalam bentuk mimpi.

Tugas kitalah untuk terus berdoa sekhusyuk-khusyuknya, semoga Allah swt. memberikan mereka petunjuk sesuai janji-Nya dalam memperlihatkan manifestasi-Nya Yang Maha Menolong dan Mendukung kita setiap hari. Kewajiban kitalah untuk menyebarluaskan dakwah ini sebanyak dan sedapat mungkin, sehingga kita dapat ikut serta dalam berkat-berkat yang berhubungan dan yang terdapat di dalam Jemaat Hadhrat Masih Mau’ud a.s..

Itu semua tidak akan sempurna jika tanpa adanya ketulusan doa. Hudhur atba. bersabda, pada sepuluh hari terakhir Ramadan ini, jika kita berdoa khusus dengan penuh kegelisahan dan penuh perasaan untuk umat Islam dan kesempurnaan iman kita, maka tentu akan Allah swt. terima semua kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Semangat dan ketulusan hati berupa totalitas dan keasyikan seseorang yang berdoa, pasti akan memberikan perubahan diri atau revolusi kerohanian yang besar. Hal tersebut sama halnya ketika Allah swt. memperlihatkan kebenaran Jemaat Ahmadiyah kepada bangsa Arab melalui rukya dan kasyaf sebagai pemenuhan doa-doa yang telah dipanjatkan selama 14 abad lamanya. Doa-doa tersebut menghidupkan kembali ratusan ribu roh yang mati. Kini, zaman Hadhrat Masih Mau’ud a.s. turut ambil bagian di dalam pengabulan doa-doa yang mereka panjatkan, doa yang mereka buat untuk zaman sekarang, untuk permulaan zaman sejak kedatangannya hingga Hari Pembalasan.

Jika kita berusaha dan melihat peluang kesuksesan, kita jangan pernah menghubungkannya dengan hasil kerja keras dan upaya-upaya dunawi kita saja. Melainkan, itu semua terkait dengan janji Allah swt. kepada Junjungan kita Hadhrat Rasulullah saw. dan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang menganugerahkan kita berupa kasih sayang-Nya dengan baik.

Seluruh Ahmadi harus berdoa sekhusyuk-khusyuknya untuk kejayaan Islam dalam memenangkan tiap hati orang untuk kebangkitan rohani umat Islam, untuk kemajuan rohani kita dan untuk kesempurnaan tujuan hidup kita. Semoga memperkenankannya demikian. Amin.[] (ALISLAM.ORG/A.Shaheen)

No comments: