Wednesday, April 19, 2006

Gus Dur: Terorisme Bermula dari Globalisasi

Gus Dur: Terorisme Bermula dari Globalisasi

Jakarta, gusdur.net
Peluncuran dan Bedah BukuMantan presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menegaskan, fenomena terorisme yang kian marak akhir-akhir ini disebabkan adanya penduniaan (globalization) yang diawali dari sistem perdagangan bebas.

“Perdagangan bebas ini didukung negara adi kuasa Amerika Serikat untuk menguasai seluruh dunia. Upaya penguasaan dunia inilah yang menimbulkan reaksi.”

Demikian disampaikan Ketua Dewan Syura DPP PKB itu saat menjadi keynote speaker pada Launching dan Bedah Buku Terorisme di Tengah Arus Global Demokrasi karya KH Abdurrahman Wahid dkk., Selasa (18/4/06) siang, di Hotel Acacia Jakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia (FKPI) yang terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan seperti PMII, GMKI, PMKRI, IMM, IPNU, IRM, GMNI, KMHDI, HIKMAHBUDHI, dan SPECTRUM.

Menurut mantan Ketua Umum PBNU itu, setidaknya ada tiga reaksi yang muncul akibat upaya penguasaan dunia itu. Pertama, reaksi yang sehat dan proporsional, yang tidak langsung menolaknya secara membabi buta. Kedua, reaksi yang berbentuk fundamentalisme Islam. Kelompok ini merasa Islam terancam oleh kemajuan teknologi Barat. Karenanya Islam harus melawan. “Reaksi ini dipegang oleh orang seperti Habib Riziq Shihab,” tegas Gus Dur.

Dan ketiga, reaksi nasionalisme sempit yang dimotori kalangan yang mengaku paling nasionalis. “Mereka menggangap diri paling nasionalis sementara yang lain tidak. Contohnya, orang-orang yang teriak-teriak saat pemberian visa sementara bagi 42 warga Papua oleh Pemerintah Australia,” imbuh Gus Dur.

Menurut Gus Dur, dalam proses sejarah, gelombang kemunculan terorisme sebenarnya merupakan sesuatu yang biasa dan akan hilang dengan sendirinya. “Itu akan hilang kalau sudah ditemukan obatnya. Dan sebentar lagi ditemukan,” katanya optimis.

Gus Dur juga menilai, apa yang dilakukan para teroris itu menunjukkan tindakan pengecut yang diklaim sebagai perjuangan. “Makanya nggak usah geger (resah, red), nanti akan selesai dengan sendirinya,” ujarnya.

RUU APP
Dalam kesempatan itu, Gus Dur juga menyentil Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi (RUU APP) yang hingga kini masih menimbulkan pro-kontra hebat. Menurut Gus Dur, RUU ini dibikin hanya untuk mengalihkan tugas aparat keamanan.

“RUU APP ini tindakan yang akan menyimpangkan Polri dari kewajibannya. Nggak punya kerjaan saja,” tegas Gus Dur.

Dikatakan Gus Dur, sebenarnya KUHAP memiliki pasal-pasal yang mengatur perihal kesopanan. Karenanya, tidak perlu diwujudkan UU baru yang mengatur persoalan sama. “KUHAP itu saja dipakai, biar tidak rancu,” ujarnya.

Setelah orasi Gus Dur, acara dilanjutkan dengan diskusi buku, dengan menampilkan nara sumber Fadhli Zon, Agus Maftuh Abigibriel dan Imam al-Daruquthni.[]

No comments: